Berusia 332 Tahun, Begini Kisah Beduk di Masjid Jami Sabilul Huda Indramayu yang Suaranya Konon Terdengar Sampai Cirebon
Konon beduk ini jadi bolong setelah tak jadi dipinjam oleh pangeran asal Cirebon.
Konon beduk ini jadi bolong setelah tak jadi dipinjam oleh pangeran asal Cirebon.
Berusia 332 Tahun, Begini Kisah Beduk di Masjid Jami Sabilul Huda Indramayu yang Suaranya Konon Terdengar Sampai Cirebon
Sebuah beduk di Masjid Jami Sabilul Huda, Desa Benda, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu dianggap memiliki keistimewaan. Konon saat ditabuh suaranya pernah terdengar sampai Cirebon yang berjarak puluhan kilometer.
Terdengarnya beduk sampai ke kota tetangga itu kemudian menarik perhatian dari seorang pangeran. Ia berniat meminjamnya selama beberapa hari, namun ditolak secara halus oleh warga setempat.
-
Dimana Masjid Indrapuri berada? Masjid Indrapuri di Desa Kede, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar menyimpan banyak cerita menarik.
-
Dimana gereja tertua di Indramayu berada? Walau berusia 165 tahun, kondisi bangunan gereja masih tampak kokoh. Desain khas Eropa abad pertengahan tampak jelas, mulai dari lengkungan pintu masuk sampai dinding depan yang menjulang tinggi. Secara keseluruhan, kesan kuno dari bangunan gereja ini benar-benar terasa.
-
Dimana letak Masjid Tuha Indrapuri? Lokasi masjid ini berada di sekitar 25 kilometer arah timur dari ibu kota Banda Aceh. Tepatnya berada di tepi jalan raya lintas Banda Aceh-Medan, Sumatra Utara.
-
Dimana masjid bersejarah itu berada? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Kapan Masjid Tuha Indrapuri dibangun? Masjid ini berdiri pada 1618 di atas tanah seluas 33.875 meter persegi pada puncak kejayaan Sultan Iskandar Muda.
-
Apa yang terjadi di Indramayu? Seorang Ibu asal Indramayu baru-baru ini ramai menjadi perbincangan publik. Bagaimana tidak, Ibu ini berhasil melahirkan 5 anak kembar melalui proses operasi SC.
Usut punya usut ini menyebabkan masjid tersebut tiba-tiba berlubang di salah satu sisi kulitnya. Sejak saat itu, beduk ini dirawat dan dijadikan sebagai benda warisan leluhur bernilai edukasi di Indramayu.
Keunikan dan sisi antiknya sampai sekarang bisa disaksikan secara bebas, sembari melaksanakan ibadah di sana.
Jadi Beduk Tertua di Indramayu
Mengutip kanal YouTube The Heritage, Senin (5/4) di samping terkenal dengan kisahnya, beduk ini juga jadi warisan para leluhur di wilayah Indramayu.
Menurut sang juru kunci, pembuatannya dilakukan pada tahun 1600-an masehi dan resmi digunakan di masjid pada 1692.
Tak berbeda dengan yang lain, beduk ini terbuat dari unsur kayu sidaguri yang kokoh dengan kulit hewan di kedua sisinya. Ukurannya tidak terlalu besar dengan lebar 1 meter dan panjang 1,3 meter.
Digantung dan Ditutup Kain Putih
Kondisi beduk masih sangat terawat. Ini dibuktikan dari tidak adanya kerusakan fisik selain karena faktor usia.
Posisinya digantung dan ditutup kain berwarna putih di samping beduk baru yang berukuran lebih besar.
Sampai saat ini, beduk masih mencuri perhatian masyarakat, termasuk orang-orang dari luar wilayah yang melaksanakan salat di sana.
Dibuat oleh Sunan Welang
Merujuk Liputan6, menurut salah satu pengurus masjid, Abdul Hamid (53), tidak ada yang tahu persis bagaimana latar belakang terciptanya beduk ini.
Namun, beduk ini awalnya dibuat oleh salah satu tokoh bernama Sunan Welang yang merupakan murid dari Syekh Quro.
Dalam naskah Purwaka Caruban Nagari, Syekh Quro merupakan seorang ulama. Dia adalah putra ulama besar Perguruan Islam dari negeri Campa yang jika ditelusuri masih memiliki keturunan dengan Nabi Muhammad SAW.
Suaranya Terdengar Sampai Cirebon
Hamid mengatakan jika ada kisah menarik di balik legendarisnya beduk tersebut. Konon, beduk ini sempat mengeluarkan suara yang sangat nyaring hingga terdengar sampai wilayah Cirebon.
Padahal jaraknya sangat jauh, mencapai 34 kilometer. Suara itu lantas direspons oleh seorang pangeran dari Cirebon. Karena menarik, ia mengutus seseorang untuk meminta izin meminjam beduk tersebut.
"Salah seorang pangeran dari Cirebon, mengirim utusan untuk meminjam beduk ini,” kata dia.
Tiba-Tiba Bolong Setelah Tak Boleh Dipinjam
Dijelaskan Hamid, karena warga sudah merasa memiliki beduk itu dan jadi ikon masjid di sana, maka secara halus permintaan peminjaman itu ditolak.
Saat itu disebutkan bahwa alasannya karena beduk ini sudah berlubang. Namun ini hanya siasat warga agar tidak jadi dipinjam.
Rupanya setelah tak jadi dipinjam, beduk itu tiba-tiba berlubang dengan sendirinya. Kejadian ini disebut Hamid juga terjadi berulang tanpa alasan yang jelas.
Sering Dikerik Orang
Kondisi itu yang kemudian diyakini sebagai karamah atau kekuatan tertentu dari beduk tersebut. Dari sana banyak warga yang meyakini bahwa beduk itu memiliki berbagai khasiat.
Akibatnya tak jarang ada pendatang yang mengetahui kisah ini, dan mencoba mencupliknya di bagian bawah.
"Karena itulah, bagian bawah beduk terlihat mengilat karena hasil kerikan," katanya lagi.
Saat ini ia melapisi beduk itu dengan kain putih agar kebersihannya tetap terjaga.