Berani Berubah: Cukur Keliling Penyambung Rezeki Selama Pandemi
Alasan Fikri memilih jasa cukur keliling ke rumah warga, karena saat itu Garut sedang PSBB. Artinya, warga belum boleh keluar rumah. Alhasil, Fikri menggunakan jasanya untuk cukur keliling ke rumah warga
Profesi barberman atau tukang cukur yang digeluti Muhammad Fikri Nurahman terimbas pandemi Covid-19. Berawal saat Fikri, sapaan akrab Muhammad Fikri Nurahman, bekerja di sebuah barbershop di Depok, Jawa Barat. Kemudian barbershop tempat ia bekerja terpaksa ditutup sementara, karena imbauan PSBB di Depok pada Maret 2020.
Fikri terpaksa menganggur selama 4 bulan. Ia juga sempat kembali ke kampung halamannya, di Garut, Jawa Barat, meski tanpa membawa uang sepeser pun.
-
Apa itu Berondong Gabah Ketan? Berondong Gabah Ketan merupakan salah satu camilan yang terkenal pada era 80-an.
-
Kapan Halim Perdanakusuma gugur saat bertugas? Halim bersama pilot Iswahjudi menerbangkan pesawat Avro Anson RI-003 dari Thailand menuju Bukittinggi. Nahas, pesawat tersebut diterjang badai hingga mengalami kecelakaan tanggal 14 Desember 1947."Pesawat tersebut jatuh di Pantai Lumut, Tanjung Hantu, Semenanjung Malaka," tulis TNI AU.
-
Kapan Curug Leuwi Batok ramai pengunjung? Para wisatawan yang menginap di tenda juga menantikan waktu terbaik berenang di sana, yakni pada pagi hari ataupun sore hari.
-
Bagaimana bentuk Gua Kemang? Berbentuk Tidak Simetris Melansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Gua Kemang sendiri berbeda dari gua-gua lainnya yakni memiliki bentuk yang tidak simetris.
-
Apa yang ditulis di leher guci tersebut? Tulisan dalam leher guci itu berbunyi "ladanum 5", mengacu pada labdanum (Cistus ladanifer), sebuah tanaman aromatik yang digunakan untuk membuat dupa, menurut pernyataan Universitas Ibrani Yerusalem.
-
Kapan bahaya Gua Kematian terungkap? Bahaya dari gua kecil ini terungkap secara tidak sengaja saat pembangunan kompleks Recreo Verde sedang berlangsung.
Di Garut, Fikri terus memikirkan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Apalagi, saat itu Fikri masih memiliki seorang anak kecil yang berusia 1 tahun.
"Sementara di Garut pun saya itu butuh pemasukan juga. Soalnya kan saya memiliki seorang anak kecil berumur 1 tahun setengah yang masih membutuhkan susu formula," kata Fikri.
Setelah sempat mencari-cari usaha selama pandemi melalui internet, Fikri akhirnya menemukan ide. Fikri membuka jasa cukur keliling di Garut. Tak masalah bagi Fikri. Apalagi Fikri sudah menekuni profesinya sejak tahun 2011.
Alasan Fikri memilih jasa cukur keliling ke rumah warga, karena saat itu Garut sedang PSBB. Artinya, warga belum boleh keluar rumah. Alhasil, Fikri menggunakan jasanya untuk cukur keliling ke rumah warga.
"Wah cocok juga nih kalau saya mengadakan tukang cukur panggilan itu ke rumah-rumah," kata Fikri.
Namun ada beberapa masalah yang harus dihadapi Fikri sebelum menjalani jasa cukur keliling ke rumah-rumah warga. Salah satunya, cara mempromosikan jasanya ke warga setempat. Apalagi saat itu warga di sekitar tempat tinggalnya belum terlalu mengenal jasa cukur keliling.
Fikri terus mendiskusikan usahanya dengan sang istri. Sebuah cara ditemukan dengan membuat brosur iklan. Dalam brosur tersebut tertulis jasa cukur keliling dengan protokol kesehatan, agar masyarakat tidak perlu was-was dan percaya bahwa jasanya tetap bersih dan steril meski dijalani di tengah pandemi.
©Istimewa
"Nah di situ saya berpikir oh ya sudah saya bikin brosur saja, dengan protokol kesehatannya, dengan saya menggunakan masker, sarung tangan, dan face shield, dan alkohol untuk peralatan disemprot dulu, disterilisasi dulu, dan kain kit nya itu sekali pakai langsung dicuci," kata Fikri.
Brosur sudah dibuat dan dicetak sebanyak-banyaknya. Fikri mulai menyebarkan brosur, dari orang ke orang hingga perumahan perumahan. Tidak mudah bagi Fikri memperkenalkan jasanya. Bahkan ada salah satu pelanggannya yang mengira bahwa Fikri adalah orang jahat.
Saat itu pelanggannya menghubungi Fikri melalui sambungan telepon. Pelanggan tersebut mengaku mendapat kontak Fikri dari selebaran yang ia dapat. Saat menghubungi Fikri, pelanggan tersebut bingung, apakah memang jasa cukur keliling sungguhan atau hanya modus.
"Takutnya saya pencuri, nyekap dia lah gitu. Bukan pak, ini serius saya tukang cukur asli,
gitu. Kebetulan tempat kerja saya di Depok sana itu ditutup. Jadi ya salah satunya saya ke rumah-rumah gini Pak, karena ya untuk mencari lagi lah mata pencaharian saya," kata Fikri.
Namun sejak saat itu, jasa Fikri semakin dikenal orang. Bahkan jasanya terdengar hingga ke pihak kecamatan dan kelurahan.
©Istimewa
Fikri menaruh tarif pada jasa cukur kelilingnya untuk di luar wilayah tempat tinggalnya sebesar Rp50.000. Tarif tersebut sudah termasuk biaya perlengkapan protokol kesehatan, seperti sarung tangan, masker, alkohol untuk peralatan cukur dan biaya transportasi. Namun untuk pelanggannya yang masih dalam wilayah tempat tinggalnya, Fikri memberikan tarif Rp40.000.
Fikri mengaku keluarganya sempat pesimis dengan usahanya ini. Wajar saja, karena cukur keliling memang belum lumrah di daerah tempat tinggalnya. Namun keluarganya tetap menyemangatinya.
"Yang penting ada niat, ada mau usaha, berusaha keras untuk bisa menafkahi kembali keluarga saya," tutup Fikri.
(mdk/noe)