Beras impor Bulog tak laku di pasar meski dijual murah
"Harga beras premium sekarang sudah berangsur turun sejak beberapa pekan terakhir, berkisar antara Rp 11.000 hingga Rp 13.000 per kilogram. Justru beras premium ini yang paling banyak dibeli masyarakat."
Beras impor yang dipasok pemerintah melalui Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) untuk masyarakat tidak laku di pasar. Fakta ini didapat dari hasil inspeksi Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).
"Pedagang banyak yang mengeluh karena beras Bulog yang dijualnya kurang diminati masyarakat," ujar anggota Komisi VI DPR RI, Bambang Harjo Soekartono, di sela inspeksi di Pasar Wonokromo Surabaya, Senin (26/2).
-
Mengapa harga beras di Jakarta naik? Harga beras kualitas premium mengalami kenaikan menjadi Rp16.700 per kilogram dari kemarin Rp16.570.
-
Kenapa Emping Beras begitu istimewa di Bangka Belitung? Tak heran jika kuliner yang satu ini begitu legendaris di masyarakat Bangka Belitung.
-
Apa yang ditemukan di Bekasi? Warga Bekasi digegerkan temuan kerangka manusia di sebuah lahan kosong. Polisi pun melakukan penyelidikan.
-
Dari mana BULOG mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan di Indonesia? “Saat ini kita sudah kontrak dengan beberapa negara yang produksinya masih banyak yaitu Thailand, Vietnam, Pakistan, Myanmar dan Kamboja. Selanjutnya kita juga akan menjajaki dengan India maupun negara lainnya yang memungkinkan dan memenuhi persyaratan”, tambah Tomi.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Apa yang dijual warga Baduy saat jalan kaki ke Jakarta? Warga adat Baduy di wilayah Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten, memiliki tradisi menjual madu hutan ke luar daerah dengan berjalan kaki.
Supri, salah seorang pedagang di Pasar Wonokromo Surabaya, mengungkapkan justru beras premium dari petani lokal lebih banyak diminati masyarakat.
"Harga beras premium sekarang sudah berangsur turun sejak beberapa pekan terakhir, berkisar antara Rp 11.000 hingga Rp 13.000 per kilogram. Justru beras premium ini yang paling banyak dibeli masyarakat," ungkapnya.
Sedangkan beras Bulog, meski para pedagang telah menjualnya dengan harga terendah, yaitu Rp 9.000 per kilogram, menurut Supri, masyarakat tetap tidak mau membelinya.
"Kami ambil dari Bulog seharga Rp 8.200 per kilogram. Oleh Bulog diminta untuk menjual dengan harga tertinggi Rp 9.300. Karena tidak laku, rata-rata pedagang di sini menurunkan harganya menjadi Rp 9.000. Tetap saja tidak laku," ucapnya.
Supri mengatakan, beras Bulog hanya dibeli oleh masyarakat yang kesehariannya berdagang nasi goreng dan lontong. "Kalau masyarakat umum mana mau mengonsumsi beras Bulog. Dari segi warnanya saja sudah jauh berbeda dengan beras premium. Selain itu, rasanya juga tidak enak," ujarnya.
Bambang Harjo menggelar inspeksi untuk meninjau ketersediaan stok kebutuhan pokok bagi masyarakat di pasar-pasar tradisional.
"Ternyata stok barang-barang kebutuhan pokok kita sangat mencukupi. Bahkan sudah bisa dicukupi oleh hasil tani dari dalam negeri sendiri," ujar politisi Gerindra dari Daerah Pemilihan Jawa Timur I yang meliputi wilayah Surabaya dan Sidoarjo itu.
Baca juga:
Kementan diminta perbaiki data produksi pangan cegah polemik soal impor
Kemendag catat 50.000 ton beras impor masuk ke Indonesia
Tiba dari Vietnam, 10.000 ton beras impor cukup penuhi 4 bulan kebutuhan warga NTT
Bos BPS jamin impor beras tak turunkan upah petani
Sebanyak 10.000 ton beras impor asal Vietnam masuk di NTT