Berawal dari Kesulitan Mencari Hijab Anak, Pria Asal Ngawi Ini Sukses Jadi Pebisnis Konveksi
Wahyu bercita-cita melalui usahanya ini dia bisa menyerap 1.000 tenaga kerja.
Berawal dari kesulitan mencari hijab untuk sang anak, Wahyu Ahmad Hasan kini sukses menjadi pengusaha konveksi yang menjanjikan.
Dilansir dari akun Youtube Pecah Telur, Wahyu Ahmad Hasan atau kerap disapa Hasan merupakan owner dari Shahia Hijab Indonesia. Usaha yang bergerak di bidang konveksi itu mulai dirintisnya sejak tahun 2018 bersama dengan sang istri tercinta di daerah asalnya, yaitu Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Bagaimana cara kata-kata inspiratif memotivasi seseorang? Kata-kata inspiratif singkat umumnya berupa kalimat sederhana. Namun di balik kalimat-kalimat sederhana itu, terdapat makna yang mendalam.
-
Kapan kata-kata inspiratif menjadi tren? Kumpulan kata-kata hari ini penuh inspirasi dan makna mendalam.
-
Kenapa kata-kata hari ini yang lucu dan inspiratif penting? Meskipun terkesan sebagai sebuah candaan, kata-kata hari ini mengandung makna yang sangat dalam.
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.
-
Bagaimana kata-kata motivasi bisa memberikan semangat dan inspirasi? Selain itu, kata-kata motivasi akan sangat berguna untuk menjadi sumber inspirasi agar membuat hidupmu menjadi lebih bersemangat dan penuh warna.
Shahia Hijab Indonesia awalnya hanya berfokus pada produksi gamis anak saja, tetapi semakin hari semakin berkembang hingga ke produksi fashion muslim lainnya, seperti gamis couple dan kaos muslim anak. Menurut pengakuan dari Hasan, dirinya mendapat inspirasi usaha setelah kelahiran anak pertamanya. Pada saat itu, Hasan kesulitan mencari hijab untuk sang anak dan harus membeli produk dengan sistem pre-order.
"Mencari hijab untuk baby pada tahun 2018 itu lumayan susah. Jadi, saat itu kami membeli suatu produk dan ada ketertarikan untuk memulai usaha ini," kata Hasan dikutip pada Senin (23/9).
Pria berusia 30 tahun itu memiliki background atau latar belakang di bidang konstruksi dan properti, pasalnya Hasan merupakan lulusan teknik sipil. Namun, melihat adanya peluang di bidang fashion atau konveksi, dirinya lantas tidak menyia-nyiakan peluang tersebut.
Tahun 2018, usaha ini hanya dikelola oleh sang istri dengan mengandalkan marketing di marketplace. Tak selalu berjalan mulus, Hasan dan istri sempat melewati lika-liku atau tantangan bisnis, hingga akhirnya mereka berhasil merekrut karyawan.
"Dari awal berdiri, seminggu cuma laku satu paket. Berlanjut jadi sehari satu paket dan akhirnya sehari bisa puluhan dan saat itu udah mulai hire orang, yang awalnya istri sendirian jadi mulai ada karyawan," terang Hasan.
- Kisah Pasutri Asal Ngawi Sukses Kuasai Pasar Nasional Baju Muslimah, Tolak Berutang hingga Ciptakan 10 Ribu Lowongan Kerja
- Tak Ada Aturan Lepas Hijab di Paskibraka Jabar
- Berhijab Merah, Pesona Istri Panglima TNI di Syukuran Ultah IKKT Curi Perhatian
- Wanita ini Temukan Tulisan 'Makjleb' di Baju Anak, Berisi Pesan Tentang Ibu yang Menyentuh Hati
"Sekarang per hari kira-kira bisa terjual sekitar 2.000 sampai 2.500 pcs, tergantung model dan kloter produksi," sambungnya.
Kunci Kesuksesan Usaha
Hasan mengibaratkan bisnis itu seperti karya seni, apapun bisnisnya pasti ada pondasi-pondasi yang sama. Pertama ada marketing, keuangan yang sehat, operasional, dan SDM atau human capital. Apabila keempat pondasi tersebut berjalan dengan baik, maka usaha yang dijalankan dengan mudah beradaptasi.
Kemudian, menjadi seorang pengusaha juga harus siap rugi dan menghadapi tantangan usaha. Seperti halnya yang dialami oleh Hasan, dirinya sempat rugi puluhan juta saat awal merintis usaha. Selain kerugian finansial, dirinya juga pernah menghadapi kecurangan dari mitra bisnis. Tantangan tersebut tidak menyulutkan usaha Hasan, usahanya justru semakin berkembang dan memiliki target pertumbuhan bisnis sekitar 25 sampai dengan 35 persen per tahun.
Dalam menjalankan usahanya, Hasan juga selalu menerapkan mindset yang dibangun sejak kecil oleh kedua orang tuanya. Kerja bukanlah hanya untuk mencari keuntungan semata, tetapi kalau bisa memberi manfaat untuk banyak orang, misalnya menciptakan lapangan kerja untuk banyak orang.
Kenangan dan Impian
Meski usahanya dinilai sudah sukses, Hasan tetap memiliki target dapat mempekerjakan 10.000 karyawan ketika dirinya berusia 40 tahun mendatang. "Itu harus bisa saya laksanakan dengan tidak berutang satu rupiah pun, jadi mengandalkan kemampuan dan keuangan pribadi," tegas Hasan.
Menurut Hasan, dirinya tidak mau berutang karena pernah mengalami titik terendah di masa SMA akibat hutang. Maka dari itu, dirinya menerapkan mindset menjalankan bisnis tanpa berutang sesuai dengan pesan orang tuanya, "Ketika nanti kamu usaha, jangan sekali-kali kamu berutang!" pungkas Hasan.
Reporter magang: Thalita Dewanty