BI Buka-bukaan soal Nasib Kurs Rupiah Jika Donald Trump Menang Jadi Presiden AS
Jika indeks dolar naik, hal ini berpotensi melemahkan mata uang negara lain, termasuk Rupiah Indonesia.
Mundurnya Joe Biden sebagai kandidat Pilpres Amerika Serikat (AS) membuka peluang kemenangan Donald Trump untuk menjadi presiden AS selanjutnya.
Jika benar Trump menang, bagaimana dampaknya ke ekonomi dalam negeri? Terutama ke nilai tukar atau kurs Rupiah terhadap USD.
Direktur Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) Bank Indonesia (BI), Ramdan Denny Prakoso mengakui bahwa banyak masyarakat dan pelaku pasar yang berspekulasi bahwa kemenangan Trump dalam Pilpres 2024 dapat mengulang kondisi di 2017.
Saat itu, indeks dolar menguat cukup signifikan, yakni dari 97 ke 101. Jika indeks dolar naik, hal ini berpotensi melemahkan mata uang negara lain, termasuk Rupiah Indonesia. Namun, Denny meyakini hal ini tidak akan terulang.
"Cerita yang kemarin berbeda dengan yang sekarang. Kalau yang kemarin sampai detik terakhir, Trump diyakini kalah. Survei terakhir kalah, tapi hasilnya berbeda. Cukup mengagetkan dunia ‘persilatan’, termasuk pasar keuangan,” kata Ramdan dalam acara media briefing Bank Indonesia di Kambaniru Beach Hotel, Waingapu, Sumba Timur, Senin (22/7).
Namun, kondisi sekarang berbeda. Di mana masyarat dan pelaku pasar banyak yang sudah memperkirakan kemenangan Trump.
“Semua atau banyak yang sudah memperkirakan Trump akan menang sehingga kebijakan the Fed kepada keuangan akan lebih banyak ketimbang terpilihnya Trump," kata Denny.
Akhirnya, dampak pasar keuangan akan minim. Pasar justru yakin kebijakan the Fed akan lebih berperan.
Ke depannya, Denny melihat kebijakan the Fed akan longgar. Dari perkiraan pasar, the Fed akan menurunkan suku bunga sebanyak dua kali pada kuartal IV-2024 atau tepatnya pada September dan November 2024.