BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
- Ekonomi Melambat, Triwulan III-2024 Hanya Tumbuh 4,95 Persen
- Prediksi Bank Indonesia: The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan Lebih Besar Hingga Akhir Tahun
- Ekonomi Global Masih Dihantui Ketidakpastian, Begini Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI
- Ekonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia melambat pada 2024, dengan ketidakpastian pasar keuangan yang mereda.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, ekonomi global diperkirakan tumbuh sebesar 3 persen pada 2023 dan melambat 2,8 persen pada 2024.
Merdeka.com
"Ekonomi AS (Amerika Serikat) dan India tetap kuat didukung oleh konsumsi rumah tangga dan investasi sementara itu ekonomi China melambat seiring dengan tetap lemahnya konsumsi rumah tangga dan investasi sebagai dampak lanjutan dari kelemahan kinerja sektor properti serta terbatasnya stimulus fiskal," ujar Perry dalam acara Rapat Dewan Gubernur BI, Jakarta, Rabu (17/1).
Penurunan inflasi di negara maju termasuk Amerika Serikat berlanjut meski masih berada di atas sasaran Federal Reserve (Fed). Sementara inflasi China akan mengalami penurunan yang dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya, kondisi ini akan terus berjalan seiring siklus kenaikan suku bunga kebijakan moneter negara maju termasuk yang telah berakhir.
Meskipun masih bertahan tinggi pada semester I-2024 dengan kemungkinan akan boleh menurun pada semester II-2024.
"Siklus kenaikan suku bunga kebijakan moneter negara maju termasuk fed fund rate diperkirakan telah berakhir meskipun masih bertahan tinggi pada semester I-2024 dengan kemungkinan akan boleh menurun pada semester II-2024," tutupnya.
Meski ekonomi dunia melambat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 diprediksi meningkat di kisaran 4,7-5,5 persen. Peningkatan tersebut didukung oleh permintaan domestik utamanya berlanjutnya pertumbuhan konsumsi.
Serta dampak positif penyelenggaraan pemilu, serta peningkatan investasi khususnya bangunan sejalan dengan berlanjutnya pembangunan PSN termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut ditopang oleh permintaan domestik," ujar Perry.
Kendati begitu, Perry menyebut bahwa kinerja ekspor diprakirakan belum kuat sebagai dampak perlambatan ekonomi global dan penurunan harga komoditas.
Kemudian berdasarkan lapangan usaha (LU) prospek industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, informasi dan komunikasi, konstruksi serta transportasi dan pergudangan diperkirakan akan tetap tumbuh baik.
Sementara secara spasial pertumbuhan yang baik diperkirakan terjadi di seluruh wilayah terutama Sulawesi, Maluku, Papua. Hal ini sejalan dengan dampak positif hilirsasi mineral. Serta Jawa akibat permintaan domestik yang masih kuat.
"Ke depan, kami akan terus memperkuat sinergi stimulus fiskal Pemerintah dengan stimulus makroprudensial Bank Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya dari sisi permintaan domestik," tutupnya.