BI: Rupiah Jadi Mata Uang Terbaik di Asia
Dengan demikian, dia berharap perubahan nilai tukar Rupiah yang signifikan tidak terjadi dan bank sentral bisa terus menjaga stabilisasi mata uang Garuda.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo menyebut bahwa Rupiah saat ini menjadi salah satu mata uang terbaik di Asia, khususnya di antara negara-negara emerging Asia.
"Jauh di bawah kita ada Thailand, Malaysia, hingga Singapura yang memiliki depresiasi nilai tukarnya hingga belasan persen, sedangkan kita hanya di kisaran 1,3 persen sampai 1,6 persen," kata Dody di Jakarta, Senin (6/12).
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Bagaimana Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah tetap berjalan? Bank Indonesia pun memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan. Bahkan, Bank Indonesia sudah siap dengan skenario dalam penerapan redenominasi rupiah ini.
Dengan demikian, dia berharap perubahan nilai tukar Rupiah yang signifikan tidak terjadi dan bank sentral bisa terus menjaga stabilisasi mata uang Garuda.
Selama ini, Indonesia bisa menunjukkan kepada pasar bahwa seluruh pihak bisa menstabilkan nilai tukar Rupiah.
"Jangan dilihat dari levelnya dulu di Rp13.000 sekarang di Rp14.000, tetapi tolong lihat volatilitas dan dari sisi pergerakan nilai tukar Rupiah," kata Dody.
Maka dari itu, stabilnya nilai tukar Rupiah saat ini bisa menahan inflasi domestik tak melonjak terlalu tinggi seperti di negara-negara lain.
Selain itu, pasokan barang di Tanah Air juga mampu menutupi permintaan yang meningkat setelah pandemi mereda akibat membaiknya mobilitas dan kegiatan ekonomi, sehingga inflasi bisa terjaga.
Dody pun berpendapat inflasi turut bisa terjaga karena produsen di dalam negeri mampu menahan lonjakan harga komoditas domestik, sehingga tidak terefleksikan kepada harga konsumen.
"Dengan demikian, ini strategi kami tanpa harus mengubah kebijakan suku bunga acuan dalam menjaga inflasi, tetapi tetap dilakukan secara cermat," katanya.
Baca juga:
Kurs Rupiah Ditutup Melemah ke Rp14.442 per USD Dipengaruhi Penyebaran Varian Omicron
Rupiah Melemah ke Rp14.447 per USD Dibayangi Varian Omicron
Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah Dibayangi Sentimen Kekhawatiran Varian Omicron
Perkembangan Rencana Bank Indonesia Terbitkan Rupiah Digital
Pasar Diguncang Varian Omicron, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Melemah ke Rp14.387/USD
Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah ke Level Rp14.348 per USD