Biaya sewa helikopter di Jakarta Rp 54 juta per jam
Kalau dari Bandara Halim ke Grand Indonesia pulang pergi itu butuh waktu 20 menit biaya USD 2.000.
Uber Technologies (Uber) bersama PT. PremiAir untuk pertama kalinya menghadirkan layanan transportasi udara dengan helikopter di Ibu Kota. Namun demikian, layanan ini hanya akan berlaku satu hari saja yaitu hari ini. Pihak Uber belum bisa memastikan apakah UberChopper (sewa helikopter) akan tetap dimasukkan dalam aplikasi atau tidak.
Jika program ini terus dilanjutkan, biaya sewa helikopter di Indonesia, khususnya di Jakarta terbilang mahal. Untuk satu jam penerbangan, penumpang harus membayar USD 4.000 atau sekitar Rp 54 juta.
-
Dari mana keberangkatan kereta api Lebaran di Jakarta? Pertama, keberangkatan Kereta Api (KA) lebaran dari Jakarta dilakukan dari empat stasiun, yakni Stasiun Pasar Senen, Stasiun Gambir, Stasiun Manggarai, dan Stasiun Bekasi.
-
Kenapa Indonesia mendorong pendekatan inklusif dalam tata kelola AI global? Pemerintah Republik Indonesia mendorong pendekatan inklusif untuk mengikis kesenjangan digital. Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria pemanfaatan teknologi kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI) perlu dilaksanakan dengan tata kelola yang bisa diakui secara global.
-
Siapa yang menggunakan layanan transportasi online di Indonesia? Berdasarkan riset Google, Temasek, dan Bain & Company pada 2022, layanan transportasi online digunakan oleh 80 persen populasi Indonesia.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Bagaimana ojek pertama kali berkembang di Jakarta? Munculnya ojek di Jakarta merupakan imbas dari dilarangnya becak dan bemo masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok sehingga orang-orang memakai sepeda untuk menawarkan jasanya.
-
Kapan trem di Jakarta digantikan oleh bus Robur sebagai alat transportasi utama? Saat itu, bus ini perlahan-lahan ditambah armadanya sebelum akhirnya dijadikan transportasi umum utama, setelah trem dimatikan dengan alasan merusak wajah Jakarta.
"Kalau kami dicarterkan sekitar USD 4.000 untuk satu jam. Kalau dari Bandara Halim ke Grand Indonesia pulang pergi itu butuh waktu 20 menit biaya USD 2.000," ungkap Managing Director PremiAir Tony D Hadi di Bandara Halim, Jakarta, Jumat (20/11).
Dalam seminggu, PremiAir biasanya mendapatkan pesanan sebanyak dua hingga tiga kali. Namun, pernah juga dalam sebulan mereka hanya mendapatkan satu pesanan.
Untuk dapat terus melakukan bisnisnya, PremiAir mencoba melakukan banyak inovasi, salah satunya bergabung dengan Uber. Inovasi ini akan membuka layanan jasa penyewaan helikopter lewat aplikasi. Namun, dia juga memastikan apakah layanan ini masih akan terus dilanjutkan atau tidak.
"Kerja sama dengan Uber cukup menarik, melihat jakarta sekarang (macet). Kalau harga uber bisa di jangkau masyarakat menengah ke atas bisa tertarik," tuturnya.
Terkait izin terbang, Tony memastikan tidak ada masalah. Pasalnya, perizinan tersebut sudah mendapat persetujuan dari Kementerian Perhubungan, sehingga tidak ada masalah.
"Bedakan uber taksi dan helikopter. Izinnya ada di kami. Perizinan ada di operator tidak semena-mena melanggar aturan legal right seperti yang ada di darat," tutupnya.
Baca juga:
Pertama di ASEAN, Uber hadirkan layanan sewa helikopter
Uber sebut pemerintah tak paham model bisnisnya
Ingin lebih kontribusi, Uber fasilitasi pendanaan VC ke start up
Uber kerjasama dengan aplikasi kesehatan terbesar di Asia