Bos BEI terus minta pemerintah dorong BUMN beserta anak usahanya masuk bursa
Inarno meminta Kementerian badan usaha milik negara (BUMN) untuk mendorong perusahaan pelat merah dan anak usahanya agar segera memanfaatkan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan di luar anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Baik melalui penerbitan obligasi maupun initial public offering (IPO).
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djadadi, menyambut baik PT Pelabuhan Indonesia IV (Pelindo) yang mencatatkan obligasi perdananya di BEI. Dia meminta kepada Kementerian badan usaha milik negara (BUMN) untuk mendorong perusahaan pelat merah dan anak usahanya agar segera memanfaatkan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan di luar anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
"Kami begitu mengharapkan dukungan dari Ibu Menteri dan Pak Aloy untuk mendorong BUMN dan anak usaha untuk memanfaatkan pasar modal sebagai salah satu pendanaan," ujar Inarno di Kantornya, Jakarta, Kamis (5/7).
-
Bagaimana BRI dan BEI berharap nasabah korporasi mereka bisa memanfaatkan keuntungan dari IPO? Dengan menjadi perusahaan terdaftar, perusahaan memiliki akses langsung ke pasar modal untuk mendapatkan pendanaan tambahan di masa depan melalui penerbitan saham atau obligasi. Hal ini memberikan fleksibilitas dalam manajemen keuangan perusahaan dan memperluas sumber pendanaan yang tersedia
-
Mengapa BRI dan BEI berkolaborasi untuk mendorong nasabah korporasi BRI melakukan IPO? Perusahaan-perusahaan berpeluang besar dalam mengembangkan bisnisnya melalui pendanaan dari pasar modal.
-
Kapan BNI pertama kali melakukan IPO? Pada 1996 BNI untuk pertama kalinya menawarkan saham perdana kepada masyarakat atau IPO dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
-
Apa tujuan dari kolaborasi BRI dan BEI dalam menyelenggarakan seminar tentang IPO? Kegiatan tersebut bertujuan mendukung perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam hal ini nasabah korporasi BRI untuk dapat berkembang melalui pendanaan di pasar modal dengan melakukan IPO dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.
-
Kapan seminar kolaborasi BRI dan BEI tentang IPO diselenggarakan? Dalam menyambut peluang tersebut, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berkolaborasi dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyelenggarakan seminar terbuka yang mengambil tema 'Optimum Financing Synergy with Initial Public Offering (IPO)' pada 6 Juli 2023 di Main Hall Bursa Efek Indonesia.
-
Siapa saja yang hadir dalam seminar kolaborasi BRI dan BEI tentang IPO? Kegiatan seminar yang dihadiri mulai dari C-Level Officers, Directors hingga Senior Executive yang merupakan nasabah korporasi BRI ini memiliki potensi untuk mengembangkan bisnisnya melalui pasar modal.
Inarno mengatakan, dengan masuknya Pelindo diharapkan ke depan akan ada perusahaan-perusahaan BUMN lainnya yang dapat melantai di BEI. Baik melalui penerbitan obligasi maupun initial public offering (IPO).
"Semoga masa mendatang semakin banyak BUMN yang menghiasi lantai bursa, baik melalui aksi penerbitan obligasi BUMN, maupun IPO. Dengan demikian Indonesia jadi berkembang dan masyarakat semakin sejahtera," imbuhnya.
Dia melanjutkan pembangunan yang dilakukan Pelindo berkat penerbitan obligasi diyakini akan mampu menarik masuknya investor untuk berinvestasi di Kawasan Timur Indonesia (KTI). "Kami yakin Obligasi I Pelindo IV 2018 ini mendapatkan respon positif bagi investor dan hasilnya dapat dinikmati bagi masyarakat banyak. Baik untuk pembangunan konektivitas percepatan pengembangan KTI atau pengembangan strategis lainnya," kata Inarno.
Sebelumnya, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Aloysius Kiik Ro, memberi sinyal bakal ada perusahaan atau anak usaha BUMN lain setelah PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) yang ikut melantai di bursa saham.
"Yang lain-lain itu kita masih preparasi. Kita pinginnya ukurannya itu lumayan sizeable, kurang lebih 100 juta Dolar (USD) ke atas. Itu mereka masih melakukan evaluasi," ungkap dia
Diketahui, PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) resmi mencatatkan obligasinya di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar Rp 3 triliun, yang nantinya akan digunakan untuk pembangunan berbagai proyek strategis di beberapa pelabuhan Kawasan Timur Indonesia (KTI), yaitu Makasar New Port, Pelabuhan Bitung, Kendari New Port dan Pelabuhan Pantoloan-Palu.
Baca juga:
BUMN sasar pasar modal cari suntikan dana pengembangan usaha
Bos anyar BEI lebih dulu fokus percepatan penyelesaian transaksi saham
2019, BEI berencana kurangi 1 lot saham menjadi 50 lembar
Direksi anyar BEI incar 15 persen pertumbuhan jumlah investor pasar modal
BEI pecah rekor baru, catatkan kapitalisasi pasar Rp 7.052 triliun
Inarno Djajadi resmi menjadi Dirut BEI baru
5 Sekuritas siap selenggarakan pendidikan pasar modal daring