Bos BI: Rupiah Stabil Cenderung Menguat Meski Masih Terjadi Ketidakpastian Global
Menurutnya, beberapa faktor pendorong Rupiah tetap stabil dan menguat di antaranya adalah bekerjanya mekanisme pasar.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mencatat bahwa pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak stabil dalam beberapa hari terakhir ini.
Menurutnya, Rupiah bahkan cenderung menguat meski kondisi ekonomi global masih penuh ketidakpastian.
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah tetap berjalan? Bank Indonesia pun memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan. Bahkan, Bank Indonesia sudah siap dengan skenario dalam penerapan redenominasi rupiah ini.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Siapa yang memimpin rencana redenominasi rupiah di Indonesia? Rencana penyederhanaan mata uang telah digulirkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024.
"Alhamdulillah nilai tukar dari kemarin bergerak stabil, bahkan ada kecenderungan menguat. Meskipun dari sisi globalnya terjadi ketidakpastian karena adanya pengumuman FFR," kata Perry di Kompleks Gedung BI, Jumat (21/12).
Menurutnya, beberapa faktor pendorong Rupiah tetap stabil dan menguat di antaranya adalah bekerjanya mekanisme pasar.
"Itu karena semakin bekerjanya mekanisme pasar, supply demand di pasar berkembang sangat baik, tidak hanya di spot, swap, tapi juga di domestik, NDF yang semakin berkembang," ujarnya.
Kemudian, kondisi tersebut memberikan alternatif bagi korporasi maupun investor dalam memenuhi valuta asingnya. "Sehingga memperkuat mekanisme pasar dan juga memberikan confident kepada pasar," dia menambahkan.
Selain itu, dia mengungkapkan confident pasar, termasuk investor luar negeri terhadap kebijakan-kebijakan yang ditempuh oleh BI, pemerintah, maupun otoritas terkait dan prospek ekonomi Indonesia dinilai cukup baik. "Oleh karena itu di pagi pasca pengumuman memang sempat ada tekanan, tapi hanya bergerak sebentar, tapi siang mulai stabil dan bahkan cenderung menguat dan hari ini jg kecenderungannya menguat," ujarnya.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak fluktuatif di perdagangan hari ini, Jumat (21/12). Pagi ini, Rupiah dibuka di level Rp 14.500 per USD atau melemah dibanding penutupan perdagangan kemarin di Rp 14.472 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah kemudian bergerak menguat usai pembukaan. Tercatat, Rupiah sempat sentuh Rp 14.464, namun kembali melemah dan saat ini nilai tukar berada di Rp 14.478 per USD.
"Kami masih melihat bahwa nilai tukar sekarang ini masih undervalued dan ke depannya faktor-faktor positif itu akan membawa Rupiah lebih stabil dan cenderung menguat," tutupnya.
Baca juga:
Rupiah Masih Menguat di Level Rp Rp 14.464 per USD
Rupiah Kembali Perkasa ke Level Rp 14.367 per USD
Hari Ini, Rupiah Menguat di Level 14.498 per USD
Rupiah Menguat Tipis di Level Rp 14.580 per USD
Menko Darmin Optimistis Rupiah Menguat ke 13.700 per USD di 2019
Apindo Yakin Rupiah Bisa Capai Rp 13.800 per USD di 2019