Bos BPS: Peningkatan Impor November Pertanda Konsumsi Domestik Membaik
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan berdasarkan peruntukannya hampir semua komponen mengalami peningkatan baik secara bulanan maupun secara tahunan. Peningkatan terbesar berasal dari barang konsumsi yang totalnya mencapai USD 2 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total impor Indonesia selama bulan November 2021 sebesar USD 19,33 miliar atau Rp 276,77 triliun.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan berdasarkan peruntukannya hampir semua komponen mengalami peningkatan baik secara bulanan maupun secara tahunan. Peningkatan terbesar berasal dari barang konsumsi yang totalnya mencapai USD 2 miliar.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Kenapa BP2MI mendesak peninjauan ulang kebijakan impor barang Pekerja Migran Indonesia? “Penumpukan barang Pekerja Migran Indonesia, menyebabkan banyak barang yang tidak sampai dengan tepat waktu di dalam negeri. Namun, wajar jika rekan-rekan Bea dan Cukai melakukan transisi kebijakan ini, dan membutuhkan waktu. Justru Bea dan Cukai melanggar peraturan jika tidak melaksanakan Permendag ini,” ujarnya.
-
Apa yang di ekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
"Peningkatan terbesar dari komponen barang konsumsi yang naik 25,89 persen (mtm) dan 53,84 persen (yoy)," kata Margo di kantor BPS, Jakarta, Rabu (15/12).
Peningkatan impor lainnya yakni barang modal yang naik menjadi USD 3 miliar. Namun secara persentase kenaikan sedikit lebih rendah dari konsumsi yakni 25,17 persen (mtm) dan 23,09 (yoy).
Sementara peningkatan impor untuk bahan baku/penolong tercatat USD 14,33 miliar. Kenaikannya menjadi yang paling rendah di bulan November, yakni 16,41 persen (mtm) dan 60,49 persen (yoy).
Berdasarkan struktur impor menurut penggunaannya, peran golongan bahan baku penolong telah mencapai 74,14 persen dari total impor di bulan November. Sementara persentase barang modal hanya 15,51 persen dan konsumsi 10,35 persen.
Berbagai data tersebut kata Margo menunjukkan adanya perbaikan ekonomi domestik. Tercermin dari peningkatan produk impor untuk konsumsi dan bahan baku/penolong.
"Ini menggambarkan industri yang mengalami perbaikan," kata dia.
Dia melanjutkan, peningkatan barang modal ini menunjukkan kebutuhan industri juga lebih baik karena terlihat peningkatan kapasitas produksi. Sehingga sudah ada pergerakan menuju pemulihan ekonomi.
"Ini sudah menunjukkan ada pemulihan ekonomi dari sisi konsumsi domestiknya," kata dia.
Baca juga:
Ada Vaksin Covid-19, Impor Produk Farmasi November 2021 Naik Capai Rp 7,2 T
Bos BPS: Peningkatan Impor Non Migas November 2021 Terbesar dari China
Ekspor Indonesia November 2021 Rp 327 T Terbesar Sepanjang Sejarah
5 Komoditas Ini Jadi Penyumbang Terbesar Ekspor di November 2021
Hikmah Pandemi, Pemerintah Lakukan Reformasi Besar-besaran Industri Kesehatan
Neraca Perdagangan Indonesia November 2021 Tercatat Surplus Rp 50,26 T