BPH Migas minta pemerintah bungkam soal kenaikan harga BBM
Produksi minyak tahun ini, dipastikan hanya berkisar 794.000 barel per hari.
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsaman Sommeng meminta pemerintah, merahasiakan hari pengumuman kenaikan harga BBM bersubsidi. Alasannya, apabila sudah diumumkan sebelum waktu kenaikan, akan menimbulkan kepanikan dan penimbunan BBM subsidi. "Jangan sampai disebut dulu tanggal kenaikan BBM," ujar dia usai di Jakarta, Selasa (4/11).
Andy menegaskan kenaikan harga BBM, memberikan pelajaran untuk masyarakat bahwa BBM subsidi merupakan energi yang tidak dapat diperbaharui. Sehingga, kenaikan harga BBM bersubsidi mutlak harus dilakukan pemerintah.
Dia meminta kenaikan BBM subsidi, harus dilakukan sebelum tahun 2015. BPH Migas, lanjut dia, telah melakukan langkah penghematan sehingga kuota BBM subsidi tidak jebol. "Yang jelas sebelum akhir tahun lah," katanya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi Johannes Widjanarko menegaskan, produksi minyak tahun ini hanya berkisar 794.000 barel per hari. Jumlah tersebut jauh di bawah target dalam APBN Perubahan 2014 sebesar 818.000 barel per hari (bph).
Tidak tercapainya target tersebut karena adanya penurunan alamiah atau decline rate dan belum adanya sumur baru yang bisa membantu penambahan produksi minyak. Decline rate tahun ini masih di bawah 5 persen.
Selain itu, penurunan tersebut belum adanya lapangan minyak baru yang dapat menambah produksi minyak nasional. "Karena tidak ada cadangan baru yang dikembangkan. Baru Cepu dan Bukit Tua di 2015," kata dia.
Dia menegaskan, KKKS telah melakukan upaya untuk menahan laju penurunan alamiah tersebut. Apabila tidak, kata dia, penurunan alamiah tersebut dapat mencapai 15 persen. "Yang lain-lain adalah menahan tidak ada penurunan drastis tidak lebih 5 persen," ungkapnya.