BPS akan Kumpulkan Data Penduduk Lewat Regsosek Mulai 15 Oktober
Badan Pusat Statistik (BPS) akan melakukan pendataan awal registrasi sosial ekonomi (regsosek) mulai 15 Oktober hingga 14 November 2022. Pendataan awal ini bertujuan untuk mengumpulkan data terkait profil, kondisi sosial, ekonomi dan tingkat kesejahteraan seluruh penduduk.
Badan Pusat Statistik (BPS) akan melakukan pendataan awal registrasi sosial ekonomi (regsosek) mulai 15 Oktober hingga 14 November 2022. Pendataan awal ini bertujuan untuk mengumpulkan data terkait profil, kondisi sosial, ekonomi dan tingkat kesejahteraan seluruh penduduk.
Sekretaris Utama BPS, Atqo Mardiyanto mengatakan, hasil pendataan ini akan menjadi dasar pemerintah dalam menentukan program perlindungan sosial bagi masyarakat miskin.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Mengapa data statistik BPS diperlukan untuk pembangunan? BPS bertanggung jawab dalam melakukan pengkajian data statistik yang akurat dan reliabel untuk digunakan sebagai dasar dalam penyusunan kebijakan pemerintah.
-
Dimana BPS bertanggung jawab dalam pembinaan statistik? BPS juga bertanggung jawab dalam pembinaan statistik dengan memberikan bimbingan dan supervisi.Kepada instansi pemerintah dan swasta dalam pengumpulan dan pengolahan data statistik.
-
Apa data yang menunjukkan peningkatan jumlah pelari di Indonesia? Data dari aplikasi Garmin Connect menunjukkan bagaimana tren lari ini berkembang di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Pada Mei 2024, terdapat lebih dari 80 ribu pengguna yang aktif berlari di Indonesia, jumlah ini meningkat dua kali lipat dibandingkan Mei tahun sebelumnya yang hanya mencapai 35 ribu pelari.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang membaik di Sulawesi Utara berdasarkan rilis BPS? Kepala BPS Sulawesi Utara, Asim Saputra menjelaskan, daya beli petani di Sulawesi Utara membaik di Bulan Oktober 2023.
"Program-program yang tadi dilakukan pemerintah harapannya menggunakan data dasar ini," kata Atqo dalam acara Sosialisasi Pendataan Awal Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat, Rabu (12/10).
Atqo mengatakan selama sebulan ke depan akan ada lebih dari 400 ribu petugas lapangan yang akan mendatangi rumah-rumah warga. Setiap petugas rata-rata akan melakukan pendataan kepada 250 kepala keluarga.
Mereka akan melakukan pendataan dan wawancara kepada masyarakat untuk mendata kondisi sosial ekonomi. "Lebih dari 400 ribu petugas yang akan melakukan pendataan door to door, dari rumah ke rumah," kata dia.
Pendataan dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan metode paper and pencil (pape). Akan ada 4 halaman yang kuisioner yang akan ditanyakan kepada masyarakat. Adapun materi yang akan ditanyakan seputar kependudukan dan ketenagakerjaan, kondisi perumahan, kesehatan dan disabilitas, serta pendidikan dan pemberdayaan.
"Jadi memang cukup banyak pertanyaan yang akan ditanyakan nanti," kata dia.
Atqo mengatakan tahun ini akan dilakukan pendataan di lapangan. Hasilnya nanti akan diolah secara umum pada Januari-Maret 2023 mendatang. Lalu pada bulan April akan dilakukan forum konsultasi publik.
"Jadi datanya diolah dan dikonsultasikan di desa atau kelurahan, benar atau enggak ini datanya. Ini perlu dikonsultasikan supala akuntabilitas data betul-betul terlihat semua itu," kata dia.
Pengolahan data ini ditargetkan selesai pada Juni 2022. Sehingga hasilnya mulai bisa digunakan pada semester II-2023 mendatang. "Jadi hasil konsultasi diharapkan bulan Juni 2023 selesai. Sehingga Juli mudah-mudahan bisa di-publish digunakan," pungkasnya.
Baca juga:
Regsosek Bisa Hemat Anggaran Pengumpulan Data Hingga 64 Persen
Pendataan Regsosek Untuk Penyaluran Bansos Lebih Tepat Sasaran
Pakar Hukum Nilai UU Perlindungan Data Pribadi Berpotensi Kriminalisasi Jurnalis
Big Data adalah Kumpulan Informasi yang Besar dan Beragam, Begini Cara Kerjanya
Indonesia Bahas Perlindungan Data dan Keamanan Siber di WEF
Kominfo Dapat Catatan Khusus dari BPK Soal Bahaya Kebocoran Data