BPS Catat Impor Farmasi dan Buah-buahan Turun di Oktober 2021
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor Indonesia pada Oktober 2021 mencapai USD16,29 miliar. Angka ini naik 0,36 persen dibandingkan September 2021 atau naik 51,06 persen dibandingkan Oktober 2020.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor Indonesia pada Oktober 2021 mencapai USD16,29 miliar. Angka ini naik 0,36 persen dibandingkan September 2021 atau naik 51,06 persen dibandingkan Oktober 2020.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, pada bulan lalu impor hampir naik pada semua sektor kecuali pada sektor konsumsi. Sektor ini mengalami penurunan terutama untuk impor farmasi dan buah-buahan.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Dimana fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia diresmikan? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9).
-
Dimana BPOM mendorong industri obat dan makanan untuk memproduksi produk ramah lingkungan? Selain menyelenggarakan forum dialog, dalam rangkaian kegiatan puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini, BPOM memberikan apresiasi kepada industri obat dan makanan yang proaktif menerapkan produksi berkelanjutan berwawasan lingkungan.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Bagaimana BRI membantu Gravfarm dalam memperluas pasar ekspor? BRI terus memberikan dukungan bagi UMKM binaannya untuk dapat “go ekspor”. Dukungan nyata tersebut diberikan melalui partisipasi UMKM binaan BRI dalam tradefair ataupun eksibisi yang dapat membantu perluasan pasar ekspor untuk pelaku usaha.
"Komoditas yang berpengaruh pada impor konsumsi, karena menurunnya impor untuk produk farmasi yang mengalami penurunan 35,44 persen lalu diikuti buah buahan turun 14,51 persen," kata Margo, Jakarta, Senin (15/11).
Margo mengatakan, di balik penurunan sektor konsumsi, impor bahan baku penolong dan barang modal mengalami lonjakan. Masing masing sebesar memberikan sumbangan 75,55 persen dan 14,60 persen.
"Bahan baku penolong menyumbang 75,55 persen, barang modal menyumbang 14,60 persen, konsumsi konsumsi menyumbang 9,76 persen," jelasnya.
Dia menambahkan, besarnya porsi impor bahan baku penolong dan barang modal menandakan aktivitas ekonomi mulai mulai meningkat. Ini menandakan perekonomian mulai membaik.
"Bahan baku penolong 75,55 persen dan barang modal sebesar 14,60 persen indikasi baik karena bahan baku penolong dan barang modal sama-sama meningkat dan ini berdampak pada aktivitas ekonomi Indonesia," tandasnya.
Baca juga:
BPS Catat Impor RI Capai USD16,29 Miliar di Oktober 2021
Ekspor Oktober 2021 Tumbuh 22,03 Persen Secara Tahunan
BPS Catat Ekspor Oktober 2021 Capai USD22,03 Miliar
Mendag: Kinerja Perdagangan Asia Pasifik Tunjukkan Tren Positif
Peneliti: Kebijakan Perdagangan Terbuka Jadi Kunci Pemulihan Ekonomi
Tambah Devisa Negara, Petani Garam Bali Berpotensi Tembus Pasar Ekspor