BPS catat Indonesia impor jagung hingga 72.710 ton di September 2018
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor Indonesia pada September 2018 sebesar USD 14,60 miliar atau turun 13,18 persen dibanding Agustus. Sebaliknya jika dibandingkan dengan September 2017 naik sebesar 14,18 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor Indonesia pada September 2018 sebesar USD 14,60 miliar atau turun 13,18 persen dibanding Agustus. Sebaliknya jika dibandingkan dengan September 2017 naik sebesar 14,18 persen.
Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rusanti mengatakan, meskipun impor secara keseluruhan mengalami penurunan namun pada beberapa jenis komoditas masih terjadi peningkatan. Salah satunya impor jagung yang mencapai 72.710.184 Kilogram atau 72.710 ton di September.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa BSI fokus untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan ekonomi Indonesia? Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi dalam acara tersebut mengatakan bahwa BSI sebagai bank syariah terbesar dan perusahaan milik pemerintah tentunya akan terus melakukan inovasi-inovasi kreatif untuk meningkatkan partisipasi perseroan dalam kemajuan ekonomi Indonesia. “Hal ini tentunya menjadi perhatian utama kami, bahwa sebagai perusahaan kami tidak hanya berbicara mengenai profit atau business only, tapi kami juga harus memberikan manfaat yang nyata kepada masyarakat,” kata Dewi.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
"Pada September 2018, impor yang mengalami kenaikan anggur, peer, coklat kakao, serealia, jagung, filamen buatan atau semacam benang untuk tekstil, bubur kayu juga naik," ujar Yunita di Kantor BPS, Jakarta, Senin (15/10).
Secara tahunan dari Januari hingga September, impor jagung mencapai 481.471 ton naik jika dibandingkan posisi yang sama pada tahun lalu sebesar 360.355 ton. Secara nilai, impor jagung tahun ini sampai September mencapai USD 105 juta sementara tahun lalu USD 80 juta.
Adapun negara terbesar pemasok jagung ke Indonesia adalah Argentina sebesar 217.382 ton sejak awal tahun hingga September. Kemudian disusul berturut-turut oleh Amerika Serikat (AS), Brazil, Australia dan Thailand.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman optimistis target ekspor jagung sebesar 500 ribu ton hingga akhir 2018 dapat dicapai. Sebab, produksi jagung nasional terus meningkat.
Menteri Amran mengklaim Indonesia telah mampu membalikkan keadaan dari impor jagung sebesar 3,5 juta ton pada 2015, kemudian pada 2016 impor jagung turun 62 persen, dan pada 2017 tidak ada impor jagung yang dilakukan pemerintah.
"Target kami, yang dulu impor 3,6 juta senilai Rp 10 triliun, sekarang kita ekspor target tahun ini 500 ribu ton. Bahkan tahun depan semoga bisa 1 juta ton karena melihat semangat petani kita," kata Menteri Amran.
Baca juga:
September 2018, BPS catat nilai impor turun 13,18 persen
Neraca perdagangan September 2018 surplus USD 227 juta
Di depan peternak ayam, Sandiaga janjikan revisi kebijakan impor
Ekspor Indonesia turun 6,58 persen di September 2018
Resmi kerja sama, LPEI beri dukungan pembiayaan ekspor ke PT Timah dan Wijaya Karya