BPS: Kesetaraan Gender di Indonesia Semakin Baik
Komponen yang dilihat yaitu dimensi kesehatan reproduksi, pemberdayaan dan pasar tenaga kerja.
Komponen yang dilihat yaitu dimensi kesehatan reproduksi, pemberdayaan dan pasar tenaga kerja.
BPS: Kesetaraan Gender di Indonesia Semakin Baik
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai indeks ketimpangan gender (IKG) Indonesia 2023 sebesar 0,447 poin atau turun 0,012 poin dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 0,459 poin.
"Pada tahun 2023 nilai IKG Indonesia adalah sebesar 0,447 turun 0,012 poin dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 0,459 poin," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyastuti dalam rilis BPS, Jakarta, Senin (6/5).
Amalia menyebut perbaikan ini dipengaruhi oleh kesetaraan capaian pada seluruh dimensi penyusunan IKG.
Amalia menjelaskan jika dilihat dari komponen IKG, ada beberapa komponen di antaranya, dimensi kesehatan reproduksi, dimensi pemberdayaan dan dimensi pasar tenaga kerja.
Ia pun merinci untuk dimensi kesehatan reproduksi, proporsi perempuan 15-49 tahun yang dalam dua tahun terakhir melahirkan anak lahir hidup terakhir tidak di fasilitas kesehatan (MTF) mencapai 0,126 persen.
"Kemudian proporsi perempuan 15-49 tahun yang melahirkan anak lahir hidup pertama berusia kurang 20 tahun mencapai 0,258 persen," tuturnya.
Selanjutnya capaian dimensi pemberdayaan, ia bilang persentase penduduk laki-laki dan perempuan 25 tahun keatas dengan pendidikan minimal SMA masing-masing 42,62 dan 37,60 persen.
"Presentase penduduk laki-laki di legislatif sebanyak 77,86 persen dan perempuan mencapai 22,14 persen," imbuhnya.
Sedangkan pada dimensi pasar tenaga kerja yakni tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) laki-laki 84,26 persen dan TPAK perempuan 54,52 persen.
Amalia melanjutkan, ketimpangan gender Indonesia selama enam tahu terakhir secara konsisten menunjukkan penurunan.
Sejak tahun 2018 hingga 2023 IKG berkurang 0,052 poin atau secara rata-rata turun 0,01 poin pertahun.
*Hal ini mengindikasikan bahwa ketimpangan gender semakin memgecil atau kesetaraan antara laki-laki dan perempuan yang semakin membaik," terang Amalia.
Menurutnya hal ini ditunjukan oleh perbaikan yang terjadi di dimensi pasar tenaga kerja, di mana TPAK perempuan mengalami peningkatan dan juga persentase perempuan dengan pendidikan minimal SMA terus meningkat.