BPS sebut Pilkada serentak pengaruhi pertumbuhan ekonomi RI
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2016 mencapai 5,02 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini didukung oleh pertumbuhan Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT), PK-LNPRT, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2016 mencapai 5,02 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding tahun 2015, di mana pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 4,88 persen.
Menurutnya, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini didukung oleh pertumbuhan Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT), Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT), dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Apa yang dimaksud dengan PBI BPJS? PBI BPJS merupakan bagian dari program pemerintah yang bertujuan untuk menanggung biaya iuran BPJS Kesehatan bagi individu atau kelompok yang memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan.
"Sedangkan komponen lainnya mengalami kontraksi pertumbuhan," kata Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Senin (6/2).
Dia menambahkan, PK-LNPRT merupakan komponen yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 6,62 persen. Diikuti oleh Komponen PK-RT sebesar 5,01 persen dan Komponen PMTB sebesar 4,48 persen.
"Konsumsi LNPRT yang paling mendongkrak adalah pengeluaran Kementerian dan Lembaga (K/L) yang melakukan Pilkada serentak," imbuhnya.
Sementara itu, struktur ekonomi Indonesia tahun 2016 menurut pengeluaran didominasi oleh Komponen PK-RT sebesar 56,5 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Diikuti Komponen PMTB sebesar 32,57 persen terhadap PDB dan Komponen ekspor barang dan jasa sebesar 19,08 persen terhadap PDB.
Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan, Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) merupakan sumber utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, yakni sebesar 2,72 persen. Diikuti komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 1,45 persen.
"Ini karena adanya peningkatan kelompok transportasi, kesehatan dan pendidikan serta makanan dan minuman. Ada indikasi penjualan mobil penumpang naik, penjualan barang konsumsi naik, padahal di kuartal IV-2015 mengalami kontraksi," pungkasnya.
Baca juga:
Ini catatan BPS soal pertumbuhan ekonomi RI di Triwulan IV-2016
Industri pengolahan jadi sumber terbesar pertumbuhan ekonomi
BPS catat Pulau Jawa jadi penyumbang PDB tertinggi di Indonesia
BPS: Pertumbuhan ekonomi Indonesia capai 5,02 persen di 2016
Rupiah menguat tipis ke level Rp 13.338 per USD
Di Pasar Senen, 'buaya' dan seniman berbagi tongkrongan
Saat bos Samsung tagih janji Sri Mulyani soal tax allowance