Budi Waseso: Bulog Punya Utang Rp28 Triliun
Dia menyebutkan, porsi terbesar utang tersebut dipakai untuk pengadaan beras sebanyak 2,5 juta ton. Kebutuhan sebesar itu kemudian membuat Bulog banyak meminjam uang dari berbagai pihak.
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mencatat bahwa perusahaan yang dipimpinnya memiliki utang hingga Rp28 triliun. Namun, pria yang akrab disapa Buwas ini belum bisa menjelaskan pinjaman sebesar itu mulai didapatnya sejak kapan.
"Sampai saat ini (nominal utang) hampir Rp28 triliun. Dari tahun ke tahun begini. Tahun terus berjalan terus, jadi kan ada (pinjaman) yang sudah selesai, diganti dan dibayar negara. Tapi kita kan butuh lagi," terang dia di Jakarta, Jumat (20/9).
-
Bagaimana Bulog menyelesaikan masalah antrian truk di gudang Jakarta? “Beberapa kasus masalah keterlambatan juga sudah diatasi. Sehingga saat ini sudah tidak ada antrian kapal beras di Pelabuhan Tanjung Priok maupun antrian truk truk beras di gudang Jakarta,” tambah Bayu.
-
Siapa yang menjenguk Budiono? Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Sosial Kota Semarang, Heroe Soekandar, menjenguk dan memberi bantuan sembako serta kasur untuk Budiono.
-
Mengapa Budi Waseso berpendapat Pramuka penting? Pasalnya, kata dia, kegiatan Pramuka sudah ada dari zaman kemerdekaan Indonesia. "Kalau kita bicara Pramuka jangan hanya sekarang. Artinya, itu harus berawal dari sejarah. Dari zaman kemerdekaan, sebelum kemerdakaan Pramuka itu sudah aktif dan sudah ada. Dulu namanya pandu-pandu disatukan jadi Pramuka.
-
Apa isi dari Bubur Ase? Mengutip Instagram Majalah Jakita Pemrov DKI Jakarta, Bubur Ase merupakan kuliner bubur nasi yang diberi isian sayur berupa irisan timun, tauge, selederi dan asinan sawi. Selanjutnya bubur nasi beserta isiannya disiram kuah semur berisi daging sapi dan potongan tahu putih.
-
Apa itu bakso? Bakso, makanan berbentuk bola daging yang terkenal di Indonesia, memiliki sejarah yang cukup menarik.
Dia menyebutkan, porsi terbesar utang tersebut dipakai untuk pengadaan beras sebanyak 2,5 juta ton. Kebutuhan sebesar itu kemudian membuat Bulog banyak meminjam uang dari berbagai pihak.
"Awalnya kita tentukan 2,5 juta ton. Begitu hilang 500 ribu (ton) diganti pemerintah, kita serap lagi 500 (ribu ton). Uang itu kita pinjam lagi dari bank, yang dibayar 500 ribu ton kita setor ke bank dengan bunganya. Kita pinjam lagi untuk mengadakan 500 ribu (ton). Kita ga pernah berhenti dengan utang," paparnya.
Tak hanya untuk beras, utang sebesar Rp28 triliun itu juga digunakan untuk hal lainnya, seperti pengadaan dagang dan penugasan jagung.
"Bukan hanya itu saja. Ada beberapa untuk pengadaan dagang, penugasan jagung, dan lain-lain. Itu uangnya semua kita pinjam," ujar dia.
Meski begitu, dia menyatakan bahwa Perum Bulog masih terus berkoordinasi dengan berbagai institusi terkait, yakni Kementerian Keuangan dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Saya selalu jemput bola. Begitu ada masalah, ancaman atau kemungkinan negatif, kita selalu koordinasi. Setiap bulan kita evaluasi melalui dewan pengawas," tandasnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Bulog Datangkan Sisa 18.000 Daging Kerbau Impor Secara Bertahap
Bos Bulog Beberkan Modus Mafia Penyaluran BPNT
Budi Waseso Minta KPK Kerjasama Tangani Mafia Penyaluran BPNT
Impor Daging Sapi Brasil Masih Terkendala Proses Administrasi
Bos Bulog Pastikan Pecat Pegawai dan Pejabatnya yang Selewengkan Program BPNT
Bulog Jual Beras Premium Rp20.000 per Kg Online, Bisa Dimasak Tanpa Harus Cuci