Cerita Bupati Bojonegoro diminta doa restu oleh Dirut baru Pertamina
"Kang Yoto, mohon doa restu. Beberapa jam lagi akan diserahkan SK pengangkatan Dirut Pertamina. Mudah-mudahan saya bisa berkontribusi, kang. Kalau tidak, ingatkan saya atau katakan kepada saya berhenti saja apabila saya menjadi beban bangsa ini. Salam hormat, Massa Manik."
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) resmi menetapkan Elia Massa Manik sebagai nahkoda baru PT Pertamina. Elia resmi ditunjuk setelah pemerintah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) selama hampir lebih dari 3 jam.
"Tadi pagi sudah diserahkan SKnya," ujar Deputi BUMN Gatot Trihargo saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (16/3) kemarin.
Namun, ada yang menarik sebelum Elia Massa resmi menjabat sebagai orang nomor satu di Pertamina. Mantan Presiden Direktur (Presdir) PT Elnusa sejak Juli 2011 hingga 2014 ini sempat menghubungi Bupati Bojonegoro, Suyoto untuk memohon doa restu.
Suyoto, kepada merdeka.com, menceritakan kalau dirinya sempat dihubungi melalui pesan singkat WhatsApp oleh Elia beberapa jam sebelum dilantik menjadi Dirut Pertamina.
"Kang Yoto, mohon doa restu. Beberapa jam lagi akan diserahkan SK pengangkatan Dirut Pertamina. Mudah-mudahan saya bisa berkontribusi, kang. Kalau tidak, ingatkan saya atau katakan kepada saya berhenti saja apabila saya menjadi beban bangsa ini. Salam hormat, Massa Manik," demikian pesan singkat Elia kepada Suyoto.
Suyoto pun merasa kaget, haru, sekaligus heran membaca pesan Elia kepada dirinya yang belum apa-apa diminta berhenti.
"Menjabat saja belum, kok sudah minta dipecat," singkat Suyoto. "Tapi itulah mas Massa, sama sekali tidak merasa terbebani dengan segala atribut untuk dirinya sendiri. Tidak pernah mengejar jabatan," tambahnya.
Pria yang akrab di sapa Kang Yoto ini pun membalas pesan singkat Elia, "Alhamdulillah pasti ini amanah berat yang hanya akan dapat dipikul ringan dengan hati ikhlas, semangat bermanfaat untuk bangsa, lapang dada, kesungguhan dan keberanian. Sejak kemarin saya telah berdoa untuk mandat ini. Salam Kang Yoto," tulisnya.
Suyoto juga menceritakan pertemuan pertamanya dengan Elia. Ketika itu, dirinya diperkenalkan oleh seorang kawannya di sebuah hotel untuk kemudian berdiskusi panjang selama tiga jam lamanya.
"Sebelumnya saya sudah mendengar kisah suksesnya membenahi beberapa perusahaan sakit dan nyaris bangkrut (turnaround). Inilah salah satu alasan mengapa saya antusias bertemu mas Massa," katanya.
Banyak mendengar cerita kesuksesan Elia, Kang Yoto ingin 'berguru' dengannya. Hubungan keduanya semakin dekat dan sering bertemu, baik di Jakarta atau di Bojonegoro.
Suyoto pun menceritakan soal kepemimpinan Elia yang tidak pernah mengejar jabatan, namun selalu berusaha untuk memberi dan selalu menjadikan jabatan atau kerjaan adalah saran berkontribusi.
"Bagi mas Massa memimpin apapun harus jelas spiritnya: memberi! Jabatan atau kerjaan adalah sarana berkontribusi. Bisnis apa pun akan tumbuh jika dilandasi semangat memberi kepada customer dan kepada share holdernya. Agar spirit itu menjadi output nyata maka diperlukan pengetahuan, kecepatan dan nyali," kenang Suyoto.