Cerita Iskandar: Nekat Tinggalkan Perusahaan Minyak Demi Bisnis Kopi, 5 Bulan Bangkrut, Bangkit dengan Usaha Martabak
Langkahnya saat itu cukup ceroboh. Satu unit mobilnya dijual untuk membangun kedai kopi.
Langkahnya saat itu cukup ceroboh. Satu unit mobilnya dijual untuk membangun kedai kopi.
Cerita Iskandar: Nekat Tinggalkan Perusahaan Minyak Demi Bisnis Kopi, 5 Bulan Bangkrut, Bangkit dengan Usaha Martabak
Nekat Tinggalkan Perusahaan Minyak Demi Bisnis Kedai Kopi
Bekerja selama delapan tahun di perusahaan asing, tidak menyurutkan niat Iskandar Setya Graha membangun usaha sendiri.
Namun, tanpa memiliki ilmu yang cukup membuat langkah awalnya membangun usaha menjadi petaka. Kebangkrutan tak bisa tak terhindarkan.
Melalui akun YouTube Pecah Telur, Iskandar bercerita tentang pekerjaanya sebelum membangun usaha.
- Bertemu Pelaku UMKM, Siti Atikoh Beri Saran Kembangkan Bisnis
- Pria Ini Tolak Jadi Karyawan BUMN, Kini Sukses Usaha Kopi di Tulungagung dengan Modal Awal Rp10 Ribu
- Rumah Jutawan Ini Dikabarkan Simpan 100 Mobil Kini Terbengkalai 20 Tahun, Ini Potretnya
- Mobil Pikap Wuling Formo Max Disulap Jadi Mobile Cafe Kekinian
Delapan tahun bekerja sebagai pegawai, dia memutuskan untuk merintis usaha.
Tahun 2018, ia pindah ke Blitar, Jawa Timur dan memulai usaha.
Selama satu tahun, segala bidang usaha dia jalani. Mulai berjualan minyak goreng hingga makanan beku.
Hingga satu waktu, terbesit untuknya membangun kedai kopi modern.
Langkahnya saat itu cukup ceroboh. Satu unit mobilnya dijual untuk membangun kedai kopi.
"Tanpa melalui proses yang harus dilewati untuk membangun bisnis kuliner, habiskan uang segitu, ratusan juta. Alhamdulillah langsung bangkrut di 5 bulan pertama," kata Iskandar dikutip pada Selasa (10/10).
Bahkan, Iskandar bingung menggaji karyawan di bulan pertama.
Terpaksa, dia harus menjual satu unit sepeda motor untuk mendapatkan uang menggaji karyawan.
Ketika dia sedang berjalan-jalan dengan sang istri, ia menyadari bisnis martabak merupakan bisnis paling awet.
Lintas zaman, bisnis martabak selalu ada.
Iskandar tergerak untuk membangun bisnis martabak.
Namun, dia enggan grasak-grusuk seperti yang dilakukan ketika membuka kedai kopi.
Ia terlebih dahulu belajar cara membuat adonan martabak agar nikmat dan enak. Beberapa bulan mencoba, dia mulai memberanikan diri berjualan martabak. Dimulai dengan adonan 1 sampai 2 kilogram.
Ketika martabak sudah berani dijual, dia memasarkan martabak melalui iklan di Facebook.
Langkahnya tepat, pesanan martabak mulai berdatangan. Untuk menjangkau pasar yang lebih luas, Iskandar sendiri yang mengantar pesanan ke pelanggan.
"Akhirnya setelah 5 bulan terbentuk repeat order, dari situ saya mulai pede ya sudah berarti cara memvalidasi produk sudah cukup," ucapnya.
Ketika pandemi melanda Indonesia, seluruh usaha mikro mengalami guncangan hebat.
Namun itu tidak berlaku bagi usaha martabak Iskandar.
Sebaliknya, usaha martabak justru laris manis. Dia rela mengantar pesanan ke setiap rumah pembeli.
"Saat orang-orang mulai mengeluh omset, merampingkan karyawan, semua lesu tapi bisnis saya alhamdulillah atas pertolongan Allah dimudahkan di musim pandemi," ucapnya.
Iskandar kemudian melebarkan sayap bisnisnya ke bisnis sop kaki kambing Bang Jago.
Saat ini, dia memiliki tiga usaha kuliner. Antara lain, Martabak Premium, Martabak Sarasa, dan Sop Kaki Kambing Bang Jago. Omset dari tiga usaha tersebut bisa tembus puluhan juta per bulan.