CIMB Niaga Catat Penyaluran KPR per Februari 2021 Capai Rp 1,4 T
PT Bank CIMB Niaga Tbk. optimistis pertumbuhan kredit properti akan tumbuh positif tahun ini. Tercermin dari penyaluran kredit pada Januari dan Februari 2021 masing-masing berada di angka sekitar Rp 700 miliar.
PT Bank CIMB Niaga Tbk. optimistis pertumbuhan kredit properti akan tumbuh positif tahun ini. Tercermin dari penyaluran kredit pada Januari dan Februari 2021 masing-masing berada di angka sekitar Rp 700 miliar.
"Secara average ini ada Rp 700 miliar, jadi 2 bulan ini kita salurkan kurang lebih Rp 1,4 triliun," kata Mortgage & Secured Loan Business Head CIMB Niaga, Heintje Mogi, dalam Diskusi Bersama CIMB Niaga, Jakarta, Kamis (18/3).
-
Kenapa Bank BRI membantu UMKM Jambu Kristal Tanwiedjie di Purworejo? Bank BRI banyak membantu masyarakat agar bisa terus bertahan dan meningkatkan perekonomian petani jambu kristal.
-
Kenapa Pemprov Kaltim ingin Perusda MBS bekerja sama dengan Bankaltimtara? Berkaitan dengan kendaraan listrik tersebut, Ia ingin Perusda MBS bisa bekerja sama dengan Bankaltimtara. “Memang kalau sekarang belum berlaku itu, tapi harus dimulai. Saya minta MBS memulai membeli kendaraan-kendaraan non-fosil atau listrik," ungkapnya.
-
Kapan BNI meluncurkan hibank? Silvano melanjutkan, perseroan meluncurkan hibank sebagai solusi untuk menggarap sektor UMKM yang lebih dinamis.
-
Apa itu KPR BRI Suku Bunga Berjenjang? KPR BRI Suku Bunga Berjenjang adalah program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang ditawarkan oleh BRI dengan suku bunga yang berjenjang. Program ini memiliki suku bunga fixed rate pada tahun-tahun awal tertentu, kemudian suku bunga akan berubah pada tahun-tahun berikutnya.
-
Bagaimana bank meningkatkan keamanan akun nasabah? Akibatnya, banyak bank dan institusi beralih ke langkah keamanan yang lebih kuat seperti autentikasi multifaktor dan verifikasi biometrik untuk meningkatkan keamanan akun dan melindungi informasi sensitif.
-
KPR Kilat BRI itu apa? Sebagai informasi, program KPR Kilat BRI adalah pembiayaan KPR BRI dengan jangka waktu pendek sampai dengan 5 tahun.
Heintje menjelaskan, pencapaian tahun ini dinilai lebih baik dari tahun lalu. Pada Januari dan Februari tahun 2020, untuk menyalurkan kredit Rp 500 miliar per bulan rasanya sangat sulit. Namun kali ini, kredit yang disalurkan tiap bulannya sudah mencapai Rp 700 miliar.
"Tahun lalu untuk mencapai Rp 500 miliar saja susah, jadi indikasinya ini sudah menunjukkan perbaikan," kata dia.
Para developer rumah rekanan Bank CIMB Niaga pun tahun ini sudah banyak menjual properti untuk segmen harga Rp 1,5 miliar ke atas. Sinar Mas pun sudah mulai menjual banyak rumah seharga Rp 600 juta sampai Rp 700 juta.
Ini menunjukkan para pelaku bisnis sudah melakukan penyesuaian model bisnis dalam masa pandemi. Berbeda dengan tahun lalu, saat pertama kali ditetapkan pandemi Covid-19. Dia meyakini bisnis properti tahun ini akan tumbuh lebih baik dari sebelumnya sebab, sektor ini menjadi salah satu bisnis yang berdaya tahan tahun 2020 lalu.
"Saya yakin ini akan tumbuh, penjualan juga bagus di proyek developer dan secondary juga meningkat. Jadi ini akan meningkat terus," kata dia.
Penjualan Rumah Mewah Mulai Tumbuh
Heintje menilai dari sisi jenis segmen KPR pun tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Penjualan properti akan didominasi harga rumah di bawah Rp 1 miliar. Sebab tahun lalu pun rumah dengan harga Rp 700 juta yang lebih banyak terjual.
Tetapi dalam dua bulan terakhir dia melihat segmen rumah di atas Rp 2 miliar sudah mulai banyak diminati masyarakat. Seperti rumah dari Summarecon yang mengalami peningkatan penjualan harga rumah Rp 1,5 miliar. Artinya penjualan rumah mewah sudah mulai diminati.
"Sekarang ini developer dari Summarecon yang menjual rumah Rp 1,5 miliar ini naik. Artinya penjualan rumah mewah ini sudah mulai bergerak lagi," kata dia.
Meski begitu hal ini terjadi diluar dari kebijakan relaksasi pajak dari pemerintah baru diberlakukan beberapa waktu lalu. Sebab kebijakan tersebut masih perlu disesuaikan dengan bisnis model yang ada.
"Kebijakan ini belum terlihat dampaknya karena baru berlaku Maret. Kalau properti ini belum bisa bilang ada pengaruhnya dari kebijakan tersebut. Tapi ini akan mendorong bisnis properti nantinya," kata dia.
Sehingga pemulihan sektor properti ini dipicu kepercayaan masyarakat untuk kembali membelanjakan uangnya karena sudah adanya vaksinasi massal dan dan turunnya bunga deposito perbankan. Sehingga masyarakat memilih menarik uangnya dan memindahkan ke sektor lain sebagai investasi seperti membeli properti.
"Sekarang sudah ada vaksin dan mereka mulai ambil uang buat belanja atau memindahkan dananya ke instrumen lain karena bunga tabungan terus menurun dengan membeli properti," kata dia mengakhiri.
(mdk/bim)