Dari Pabrik Kecil di Sidoarjo, Pria Asal India Ini Sukses Jadi Orang Terkaya Dunia
Pundi-pundi kekayaannya bahkan pernah menyaingi kekayaan Ratu Inggris, Elizabeth.
Pundi-pundi kekayaannya bahkan pernah menyaingi kekayaan Ratu Inggris, Elizabeth.
- Resmi Dinyatakan Gulung Tikar, Ini Fakta Sejarah Pabrik Sritex di Sukoharjo
- Pria Karyawan Pabrik Bergaji Rp 800 Ribu Tak Minder Nikah dengan Dosen yang Tengah S3, Kini Susul Istri Jadi Dosen Lulusan S3 Jepang
- Orang Paling Kaya di Indonesia Punya Harta Rp1.000 Triliun, Sumbernya Ternyata dari Bisnis Ini
- Sejarah Pabrik Cerutu Taru Martani di Jogja, Sudah Berusia Lebih dari 100 Tahun
Dari Pabrik Kecil di Sidoarjo, Pria Asal India Ini Sukses Jadi Orang Terkaya Dunia
Pria Asal India Ini Sukses Jadi Orang Terkaya Dunia
Lakshmi Mittal menjadi pria asal India yang pernah bertengger menjadi orang terkaya di dunia. Menariknya, perjalanan kekayaan Lakshmi dimulai dari Waru, sebuah desa di Sidoarjo, Surabaya, Jawa Timur.
Dikutip dari biografiku.com, Lakshmi merupakan pria India yang menetap di London, Inggris. Harta kekayaan yang dimiliki saat ini berasal dari bisnis baja. Pundi-pundi kekayaannya bahkan pernah menyaingi kekayaan Ratu Inggris, Elizabeth.
Lakhsmi tidak lahir sebagai orang kaya. Keluarganya yang tinggal di Sidalpur, Churu, Rajashtan India, merupakan keluarga miskin.
Saat kecil, ia dan keluarganya tinggal di sebuah rumah yang dihuni oleh 20 orang. Mereka hanya tidur di lantai, yang kadang beralaskan rotan.
Untuk memasak, mereka membuat perapian dari tumpukan batu bata di belakang rumah yang dibangun oleh kakeknya.
Ayah Lakshmi bernama Mohan.
Sang ayah, memberikan nama awalan Lakshmi di depan nama anak-anaknya, yang berarti Dewa Kekayaan.
Mohan merupakan orang tua yang sangat mengutamakan pendidikan anak-anaknya. Dia sadar pendidikan merupakan bekal sukses buat anak-anaknya.
Untuk itu, Mohan mengajak keluarganya bermigrasi ke sebelah timur India, agar anak-anaknya bisa menempuh pendidikan yang lebih baik.
Di tempat baru, Mohan memulai usaha di bidang baja, dengan membuat pabrik kecil. Lakhsmi yang tengah menempuh pendidikan di perguruan tinggi membantu ayahnya di bengkel baja.
Selama membantu sang ayah di pabrik kecilnya, Lakhsmi mulai berpikir cara mengembangkan usaha sang ayah.
Namun, saat itu India menerapkan pajak sangat tinggi, hampir menyentuh 97 persen.
Di saat belum menemukan solusi untuk pengembangan usaha, Lakshmi lulus kuliah kemudian menikah dan memiliki anak.
Ketika sang anak berusia satu tahun, Lakshmi melihat adanya peluang baru berkembang dan kesempatan besar di Indonesia. Ia pun memutuskan untuk merantau ke luar dari India menuju Indonesia.
Tekad Lakhsmi untuk merantau terinspirasi dari sang ayah yang berani merantau dari sebelah barat ke timur India.
Sambil membawa istri dan anaknya, Lakshmi bermigrasi ke Surabaya, tepatnya di Waru Sidoarjo. Setibanya di Waru, ia hanya mempunyai saudara, perempuannya yang terlebih dahulu sudah datang ke Indonesia.
Kebetulan saudara perempuannya tersebut menikah dengan warga negara Indonesia keturunan India dan berwirausaha di bidang tekstil.
Dengan segala keterbatasan bahasa, dia merekrut Nur Saidah, warga lokal untuk membantunya mendirikan usaha.
Di desa itulah Lakshmi mendirikan pabrik baja kecil di daerah Waru, perbatasan Sidoarjo-Surabaya. Ia kemudian menjadi sukses dengan membeli pabrik-pabrik baja yang merugi dan mengubahnya menjadi pabrik-pabrik yang berhasil.
Pada Maret 2005, dia diperkirakan mempunyai kekayaan mencapai USD25 miliar.
Kini Lakhsmi merupakan orang terkaya di Britania menurut Sunday Times Rich List 2005. Dia memegang aset baja di Afrika Selatan, Polandia, Indonesia, dan Kazakhstan.
Pada 2002 ia terlibat skandal politik yang disebut Garbagegate dengan Perdana Menteri Britania Raya Tony Blair ketika dirasakan sumbangan Lakshmi kepada Partai Buruh sekitar Rp45 miliar.
Dia merupakan orang terkaya di asia berkat kerja keras dan ketekunan. Ia membeli rumah termahal dalam sejarah, Kensington Mansion, senilai Rp2,3 triliun.
Dia juga menikahkan sang putri, Vanisha, dengan pesta pernikahan paling mewah abad 20. Konon untuk pesta itu, ia menghabiskan dana sekitar Rp700 miliar.