Patung Emas Berusia 2.000 Tahun Ini Berasal dari Budaya Suku yang Telah Punah, Jadi Bukti Seni Amerika Kuno
Patung emas tersebut milik Suku Tumaco-Tolita. Mereka tinggal di daerah yang kaya akan emas alami.

Dua ribu tahun lalu, sekelompok orang yang sangat terampil dalam bidang metalurgi berkembang pesat di sepanjang Pantai Pasifik utara Amerika Serikat, meskipun mereka tidak meninggalkan catatan tertulis.
Suku Tumaco-Tolita menciptakan patung emas tersebut dan hal ini menjadi contoh langka dari bentuk seni di Amerika kuno.
Dilansir Live Science, Selasa (25/3), patung yang berdiri itu kehilangan kakinya, yang dulunya diikat dengan kawat emas, serta aksesoris dan benda yang dulu dipegangnya.
Menurut Museum Seni Metropolitan di New York City, tempat patung itu berada, hanya ada “hiasan hidung mewah” yang tersisa pada patung tersebut, sebuah petunjuk patung itu pernah mengenakan hiasan kepala untuk acara-acara ritual.
Patung emas itu memiliki tinggi 22,9 sentimeter, dibuat antara abad pertama dan keempat di dekat tempat yang kini menjadi perbatasan Kolombia dan Ekuador, daerah delta Sungai Cayapas.
Dikenal di Kolombia sebagai budaya Tumaco, dan di Ekuador sebagai kebudayaan Tolita. Peradaban Tumaco-Tolita muncul di daerah yang kaya akan sungai, rawa, hutan, serta cadangan emas dan platina alami.
Menurut peneliti Met Hugo Ikehara-Tsukayama, mereka menciptakan ruangan terbuka besar yang dikelilingi oleh desa-desa dan membangun gundukan tanah yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan gundukan kuburan bagi kaum elit. Antara tahun 200 SM dan 400 SM, Tumaco-Tolita menghasilkan salah satu tradisi pengerjaan logam paling halus di Amerika, dan berdagang dengan masyarakat lain di daerah tersebut.
Tsukayama mengatakan patung emas ini diperkirakan menggambarkan seorang wanita, karena patung tersebut memiliki puting susu, lebih umum untuk wanita daripada pria. Namun, rok juga umum ditemukan pada patung wanita. Sehingga, ketiadaan rok pada patung ini membuat jenis kelamin patung tersebut menjadi ambigu.
Patung tersebut juga memiliki kepala yang pipih. Hal ini diperkirakan untuk mencerminkan praktik budaya modifikasi bentuk tengkorak yang melibatkan pengikatan kepala bayi, sehingga tengkorak tumbuh dalam bentuk yang berbeda. Bentuk tengkorak seperti ini mungkin menandakan bahwa orang tersebut memiliki kedudukan sosial yang tinggi.
Puing-puing patung manusia dan hewan dari logam dan tanah liat ditemukan di seluruh pemukiman Tumaco-Tolita dan di kuburan mereka, tetapi fungsi pasti patung-patung tersebut tidak diketahui.
Reporter magang: Devina Faliza Rey