Deflasi dua bulan berturut-turut, BPS bantah ada penurunan daya beli
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto membantah deflasi Agustus dan September mengindikasikan adanya penurunan daya beli masyarakat. Menurutnya, deflasi lebih disebabkan oleh terkendalinya harga bahan pangan di kota dan desa.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi sebesar 0,18 persen pada September 2018, tingkat inflasi tahun kalender Januari hingga September sebesar 1,94 persen. Deflasi juga terjadi pada bulan sebelumnya yaitu sebesar 0,05 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto membantah deflasi Agustus dan September mengindikasikan adanya penurunan daya beli masyarakat. Menurutnya, deflasi lebih disebabkan oleh terkendalinya harga bahan pangan di kota dan desa.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang membaik di Sulawesi Utara berdasarkan rilis BPS? Kepala BPS Sulawesi Utara, Asim Saputra menjelaskan, daya beli petani di Sulawesi Utara membaik di Bulan Oktober 2023.
-
Bagaimana BPS berperan dalam penyusunan kebijakan pemerintah? BPS memiliki peran yang sangat vital dalam memberikan data statistik yang akurat dan terpercaya. Serta dalam mendukung penyusunan kebijakan pemerintah, dan dalam menunjang kepentingan masyarakat umum.
-
Apa yang dimaksud dengan PBI BPJS? PBI BPJS merupakan bagian dari program pemerintah yang bertujuan untuk menanggung biaya iuran BPJS Kesehatan bagi individu atau kelompok yang memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
"Saya lihat enggak ya (penurunan daya beli). Bulan lalu pun saya lebih melihat karena pemerintah jauh lebih siap untuk mengendalikan harga harga," ujar Kecuk saat ditemui di Kantor BPS Pusat, Jakarta, Senin (1/10).
Pria yang akrab disapa Kecuk ini mengatakan, Indonesia belajar mengendalikan harga melalui pengalaman sebelumnya. Salah satunya, saat Ramadhan 2018 harga barang cukup terkendali karena stok yang dimiliki oleh negara terjaga.
"Selalu belajar dari sejarah ya. Bahwa pada bulan-bulan tertetu itu mengalami kenaikan. Coba perhatikan keadaan Ramadan dan Idul Fitri. Tahun ini sangat terkendali, karena dari awal kita sudah mengantisipasi akan ada lonjakan permintaan," jelasnya.
Kecuk menambahkan, inisiatif Bank Indonesia mengajak pemerintah daerah dalam menjaga inflasi juga ampuh menjaga inflasi. Ke depan, dia berharap koordinasi yang sama terus berjalan.
"Itu stok segala apapun upayanya, itu dilakukan berbagai pihak. Baik Bank Indonesia, pemerintah daerah sering melakukan pertemuan rutin membahas pergerakan harga. Saya lebih melihat harga stabil dan bisa dikendalikan," tandasnya.
Baca juga:
Indeks harga grosir naik 0,08 persen di September 2018
Agustus 2018, penumpang pesawat rute domestik anjlok internasional tumbuh tipis
Petani semakin sejahtera sepanjang September 2018, ini sebabnya
Kunjungan wisman di Agustus 2018 menurun hingga 1,93 persen
Gempa Lombok terpantau tak lantas lejitkan inflasi