Deklarasi di Lombok, ITGA komitmen perjuangkan nasib jutaan petani tembakau dunia
Pembacaan deklarasi dilakukan Ketua Pelaksana Harian ITGA, Antonio Abrunhosa. Deklarasi tersebut berisikan empat poin. Pertama, mengikuti aturan konsumsi tembakau dan memastikan bahwa tembakau adalah produk dari konsumsi yang berkelanjutan, termasuk berkaitan dengan pekerja anak dan deforestasi.
Anggota Asosiasi Petani Tembakau Internasional bersama peserta Forum Tembakau Asia mendeklarasikan keberlanjutan usaha tani tembakau dalam sebuah forum yang digelar di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Selasa.
Pembacaan deklarasi dilakukan Ketua Pelaksana Harian ITGA, Antonio Abrunhosa. Deklarasi tersebut berisikan empat poin. Pertama, mengikuti aturan konsumsi tembakau dan memastikan bahwa tembakau adalah produk dari konsumsi yang berkelanjutan, termasuk berkaitan dengan pekerja anak dan deforestasi.
-
Apa yang ditemukan di Kawasan Industri Batang? Pada tahun 2019, seorang arkeolog asal Prancis bernama Veronique de Groot menemukan sebuah situs diduga candi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Batang.
-
Mengapa industri tembakau dianggap vital bagi perekonomian Indonesia? Setidaknya dalam beberapa tahun terakhir, industri tembakau telah berkontribusi kepada penerimaan negara sebesar ratusan triliun rupiah setiap tahunnya.
-
Kenapa Kemendag berkoordinasi dengan industri tembakau? Lebih lanjut Mendag menjelaskan, Kemendag juga akan berkoordinasi dengan pelaku industri tembakau agar industri tembakau melakukan program kemitraan dengan petani.
-
Bagaimana pabrik gula di Tegal berkembang hingga menjadi pusat industri? Pabrik Gula di Tegal Pada tahun 1832, di sebelah timur Tegal, tepatnya di Desa Pangkah, dibangunlah pabrik gula pertama di Tegal. Pendirinya adalah seorang investor swasta bernama NV Kosy dan Sucier. Setelah itu muncul pabrik-pabrik gula lainnya. Pada tahun 1841-1842 muncul pabrik gula di Desa Kemanglen dan Dukuwringin.
-
Apa yang terjadi di pabrik PT Longrich Indonesia di Cirebon timur? Banjir di Cirebon timur ini mengepung pabrik sampai permukiman warga hingga viral di media sosial. Hujan yang turun sejak Selasa (5/3) menimbulkan dampak banjir besar di wilayah Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Akibatnya sebuah pabrik yang beroperasi di sana turut lumpuh, dengan ribuan sepeda motor milik karyawan terendam.
-
Bagaimana PT Astra Agro Lestari Tbk mengembangkan industri perkebunan di Indonesia? Astra Agro Lestari Tbk (Perseroan) mulai mengembangkan industri perkebunan di Indonesia sejak lebih dari 30 tahun yang lalu.
Kedua, untuk mencegah dampak dari penghancuran atas penghidupan jutaan keluarga petani tembakau dan buruh.
Ketiga, untuk mempromosikan tujuan pembangunan keberlanjutan (5065) dalam masyarakat dan komunitas dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), karena petani tembakau sangat banyak dan fakta tersebut seharusnya tidak diabaikan,
"Poin keempat adalah untuk menunjukkan kelayakan jangka panjang dari alternatif semacam itu, termasuk keberlanjutan berbasis pasar dalam 'trade off'," katanya seperti ditulis Antara.
Dalam deklarasi tersebut dibacakan permintaan petani tembakau dunia yang sudah disuarakan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, yakni berkaitan dengan serangkaian tindakan komprehensif yang harus diambil untuk memastikan bahwa tembakau dan produk hasil tembakau dijamin.
Selain itu, kontribusi yang signifikan dari penananam tembakau pada perekonomian dari negara-negara penanam tembakau. Dan penelitian ekonomi yang komprehensif pada pasar yang terkondisi dan diambil dalam pengukuran yang komprehensif.
Usai pembacaan deklarasi, perwakilan anggota ITGA dan anggota Forum Tembakau Asia menandatangani deklarasi tersebut.
Forum Tembakau Asia yang diikuti oleh perwakilan petani tembakau dari Azerbaijan, India, Filipina, Vietnam dan Indonesia, dibuka Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB H Husnul Fauzi, mewakili Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi, yang berhalangan hadir.
Pertemuan membahas peluang dan tantangan tembakau dunia tersebut juga diikuti oleh Direktur Perbenihan Perkebunan, Kementerian Pertanian H Muhammad Anas, Ketua Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) Budidoyo, dan Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Soeseno, serta pengurus Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia (APCI).
Dalam pertemuan ini, Asosiasi Petani Tembakau Internasional (ITGA) berkomitmen untuk bertanggung jawab mempertahankan dan memperjuangkan jutaan petani tembakau di dunia yang saat ini berada dalam tekanan.
Menurut Antonio, Forum Tembakau Asia tersebut penting bagi ITGA. Oleh sebab itu, dia datang untuk mengetahui apa yang tengah terjadi di industri ini. Apalagi masyarakat Indonesia cukup beragam dan jumlah penduduknya yang cukup besar, seperti India dan Tiongkok.
"Setelah ini, saya akan bertemu dengan banyak negara, seperti Amerika, Kolombia, Brazil, Argentina dan lainnya untuk memberikan informasi tentang apa yang terjadi di sektor tembakau secara global," katanya.
Pada pertemuan tersebut, dia juga menyinggung masalah penurunan permintaan tembakau. Sejumlah penelitian terbaru menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan konsumsi tembakau di seluruh negara penghasil tembakau.
Untuk itu, Antonio juga meminta perwakilan Indonesia bicara banyak tentang kondisi terkini dan hasil riset dalam bidang tembakau di negaranya.
"Rokok benar-benar dicengkeram oleh berbagai aturan, seperti tentang regulasi yang seakan-akan ingin mengeluarkan para petani tembakau dari produk ini. Regulasi ini mulai dari produksi perkebunan hingga industri hasil tembakau," ujar Antonio yang banyak membahas peraturan yang semakin ketat pada pertemuan tersebut.
Sementara itu, Ketua Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) Budidoyo, mengklaim petani tembakau telah melakukan penerapan praktik pertanian yang sejalan dengan sejumlah target capaian dalam tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG).
Beberapa tujuan pembangunan dari SDG, misalnya menghapus kemiskinan. Dalam mewujudkan tujuan SDG1 tersebut tembakau telah terbukti sebagai komoditas yang sangat menguntungkan dan mendukung stabilitas ekonomi petani dan keluarganya.
Tujuan SDG2, yakni menghapus bahaya kelaparan. Menurutnya, salah satu dari praktik umum dalam pertanian tembakau adalah petani tembakau juga menanam tanaman pangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka sekaligus untuk menjaga kondisi lahan pertanian melalui rotasi tanaman.
Demikian juga SDG 3-7 dengan cakupan pada derajat kesehatan dan kesejahteraan yang baik, pendidikan yang bermutu, kesetaraan gender, sarana air bersih dan sanitasi, serta sumber energi bersih dan terjangkau.
"Sektor tembakau berkomitmen untuk pelaksanaan berbagai program berbeda yang bertujuan untuk meningkatkan penerapan cara-cara berkelanjutan serta memperbaiki derajat kehidupan petani dan kesejahteraan masyarakat petani tembakau," katanya.
Pada kesempatan itu, Budidoyo juga memaparkan sektor pertembakauan memiliki kesadaran yang sangat baik akan pemenuhan prinsip tanggung jawab sosial ekonomi. Dan oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan tiap tahunnya untuk memperbaiki penerapan praktik pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Apalagi, Indonesia sebagai produsen tembakau ke-5 terbesar di dunia telah mampu menyerap jumlah petani sebanyak 2 juta orang, 1,5 juta petani cengkeh, serta mampu menyerap 600 ribu karyawan industri tembakau. Selain itu, mampu menggerakkan 2 juta ritel di seluruh Indonesia.
"Jika ditotal, sebanyak 6,1 juta orang terlibat di dalam seluruh rantai pasokan tembakau," katanya.
Baca juga:
Bea Cukai tunda penerapan pembatasan impor tembakau
Kunjungi industri rokok, Pansus RUU Tembakau terima masukan positif
Bela petani tembakau, Misbakhun dorong IHT jadi sektor strategis nasional
Kebijakan pengetatan impor dinilai kacaukan industri tembakau dalam negeri
Peneliti: Kerugian akibat rokok tembus Rp 596,61 triliun