DEN klaim sebagai 'penemu' proyek pembangkit listrik 35.000 MW
Proyek 35.000 MW bukan muncul begitu saja, tetapi sudah dibahas dan dilihat berdasar kebutuhan konsumsi listrik.
Dewan Energi Nasional (DEN) menuding, megaproyek pembangunan pembangkit listrik 35.000 megawatt bukan program murni pemerintahan Jokowi-JK. DEN menyebut ini proyek lama, bajkan angka 35.000 megawatt muncul sejak 2010.
"Angka 35.000 MW bukan angka baru, itu dari tahun 2010, DEN mulai bicara dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN). Itu kita hitung. Lalu keluarlah angka 35.000 mw. Angka itu sudah ada," ujar Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Rinaldy Dalimi dalam diskusi 'Energi kita' yang digelar merdeka.com, RRI, IKN, IJTI dan Sewatama di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu (30/8).
-
Bagaimana PLN dan ACWA Power akan membangun proyek ini? Kesepakatan ketiga perusahaan ini akan berlangsung pada business matching di flagship event KTT ASEAN ke-43 yaitu ASEAN Indo Pacific Forum (AIPF) yang berlangsung pada 5 - 6 September 2023. Kerja sama ini juga menjadi bukti hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Arab Saudi.
-
Mengapa PLN, ACWA Power, dan Pupuk Indonesia berkolaborasi membangun proyek ini? Kerja sama ini juga menjadi bukti hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Arab Saudi.
-
Mengapa Indonesia memprioritaskan pengembangan ekosistem Kendaraan Listrik (EV)? Pemerintah telah memprioritaskan pengembangan ekosistem Kendaraan Listrik (EV) dengan target 13 juta sepeda motor listrik dan 2 juta mobil listrik pada 2030.
-
Apa yang menjadi pemicu semangat Jakarta Electric PLN untuk bangkit? Ketertinggalan menjadi sesuatu yang memacu semangat. Hal inilah yang berhasil dibuktikan oleh Jakarta Electric PLN yang berhasil comeback atas Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia.
-
Bagaimana Jakarta Electric PLN bisa unggul di set pertama melawan Jakarta Livin Mandiri? Serangan dua pemain asing yaitu Marina Markova dan Katerina Zhidkova membuat PLN unggul 25-19.
-
Apa yang akan dihasilkan dari proyek kolaborasi PLN, ACWA Power, dan Pupuk Indonesia? Proyek ini akan menghasilkan hidrogen yang berfungsi sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.
Rinaldy menuturkan, jika dilihat dari angkanya, 35.000 MW memang besar dan seolah sulit diimplementasikan. Namun sesungguhnya angka itu belum mampu menjawab besarnya kebutuhan listrik dalam negeri.
"Itu sebenarnya sebuah keniscayaan. Mau kita bangun berapa pun, itu minimum karena akan terserap untuk konsumsi listrik," jelas dia.
Di tempat sama, Menteri ESDM Sudirman Said membenarkan pernyataan Rinaldy. Menurut Sudirman Said, proyek 35.000 MW bukan muncul begitu saja, tetapi sudah dibahas dan dilihat berdasar kebutuhan konsumsi listrik.
"35.000 MW memang angka ini bukan angka yang tiba-tiba muncul. Ini DEN seharusnya jadi think tank. Untuk menata energi kita. Lebih baik kita investasi lebih daripada kurang," tambahnya.