Dibayangi krismon 98, ini reaksi masyarakat saat Rupiah 14.000/USD
Masyarakat ramai-ramai jual dolar Amerika.
Kondisi perekonomian Indonesia kini sudah masuk tahap mengkhawatirkan. Pertumbuhan ekonomi melemah dan nilai tukar Rupiah sudah menyentuh angka Rp 14.000 per USD. Berdasarkan data Bloomberg kemarin, nilai tukar Rupiah mencapai Rp 14,014 per USD pada pukul 09.50 WIB.
Namun demikian, Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai pemerintah masih saja santai dalam menghadapi kemerosotan Rupiah. Ini lantaran, ekonomi Indonesia dianggap belum berada pada situasi genting.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di era Soekarno? Dalam buku berjudul 'Jakarta 1950-1970', seorang dokter bernama Firman Lubis mengutarakan kondisi ekonomi Indonesia saat itu amat kacau. "Inflasi melangit dan menyebabkan nilai rupiah merosot tajam dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai gambaran, ongkos naik bus umum yang pada tahun 1962 masih Rp1 berubah menjadi Rp1000 pada tahun 65,"
-
Apa yang terjadi pada nilai tukar rupiah ketika Indonesia mengalami hiperinflasi di tahun 1963-1965? Di tahun 1963 hingga Soekarno lengser sebagai Presiden tahun 1965, Indonesia mengalami hiperinflasi sebesar 635 persen dengan nilai tukar rupiah saat itu berkisar Rp11 per USD1.
-
Mengapa nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar di era Soeharto? Sebab, inflasi Indonesia yang terbilang masih cukup tinggi tidak sebanding dengan mitra dagangnya. Akhirnya nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar dan tidak ada negara yang mau bermitra dengan Indonesia.
-
Kenapa Presiden Sukarno merasa kesulitan keuangan? "Adakah seorang kepala negara lain yang melarat seperti aku hingga sering meminjam uang dari ajudan?' kata Sukarno. "Dalam hal keuangan aku tidak mencapai banyak kemajuan sejak zaman Bandung," tambahnya.
-
Apa penyebab utama devaluasi mata uang Indonesia? Dalam tujuh tahun terakhir, mata uang Indonesia belum mengalami perbaikan yang berarti. Faktor-faktor yang menyebabkan devaluasi mata uang Indonesai di antaranya adalah berkurangnya cadangan devisa. Mengingat Indonesia sangat bergantung pada pasar ekspor, jatuhnya harga komoditas telah semakin menurunkan nilai mata uangnya.
"Jadi (pemerintah) masih percaya ketika aliran modal asing keluar belum signifikan, Indonesia masih aman. Fundamental ekonominya masih bagus kok. Modal asing itu per detik saja bisa kabur, buktinya kemarin sudah mulai capital flight sekaligus suku bunga tinggi," kata Enny kepada wartawan, Jakarta, Senin (24/8).
Menurut Enny, jika pemerintah terus santai dan tak mengendalikan dengan baik, nilai tukar Rupiah bisa terperosok hingga ke level seperti krisis 1998. Kala itu, ekonomi melambat dan Rupiah merosot hingga Rp 15.000-Rp 17.000 per USD.
"Krisis 1998 disebabkan oleh likuiditas perbankan yang tipis, sehingga tidak mampu membiayai sektor riil dan berdampak pada meningkatnya pengangguran," ujar Enny.
"Pasti berpotensi krisis kalau Rupiah terus menerus begini dan tidak ditangani. Bagaimana menahan rupiah agar tidak mempunyai implikasi terhadap daya beli serta penurunan investasi, itukan yang paling penting dan itu kan bisa dilakukan."
Melemahnya nilai tukar Rupiah juga direspon kepanikan masyarakat dan pemerintah. Namun, bagaimana masyarakat menyikapi nilai tukar yang sudah menyentuh Rp 14.000 per USD? Berikut ulasannya:
Masyarakat ramai-ramai jual dolar
Beberapa hari terakhir, aktivitas di sejumlah money changer atau tempat penukaran uang lebih ramai dibanding biasanya. Kondisi ini dipicu meningkatnya penukaran valuta asing seiring makin lemahnya nilai tukar Rupiah.
Apalagi kemarin, Senin (24/8), nilai tukar Rupiah sudah menyentuh Rp 14.014 per dolar AS atau USD berdasarkan data Bloomberg. Masyarakat mulai berbondong-bondong menukarkan dolar milik mereka.
Seperti terlihat di Money Changer di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Valuta Inti Prima (VIP) yang sejak pagi sibuk melayani permintaan masyarakat yang ingin melakukan penukaran dolar ke rupiah. Salah satu karyawan VIP, Andi mengatakan, penukaran hari ini lebih ramai dibandingkan biasanya.
"Kebanyakan mereka jual. Peningkatannya berapa saya belum tahu. Ini lebih ramai," ungkapnya kepada merdeka.com.
Dia mengungkapkan, harga jual dolar dibanderol Rp 14.020. Sedangkan untuk mereka yang ingin membeli akan dihargai Rp 14.055 per 1 dolar AS.
Masyarakat ada yang tukar USD 20.000
Tempat penukaran uang atau money changer ramai dikunjungi masyarakat semenjak Rupiah menyentuh angka Rp 14.000 per USD. Mereka ramai-ramai menukarkan stok dolar Amerika yang dimiliki.
Namun demikian, uang yang ditukarkan tidaklah sedikit. Salah satunya Ikhsan yang datang membawa USD 20.000. Dia mengaku sudah mendapatkan untung yang tinggi dengan nilai tukar Rp 14.020. Dia memutuskan, saat ini merupakan momentum tepat untuk menjual dolar.
"Dijual lebih mahal tinggi banget-banget. Nukar 20.000 dolar. Kalau kita jual beli, mumpung harga tinggi," ungkapnya.
Masyarakat tukar stok Yen
Nilai tukar Rupiah ternyata tidak hanya melemah terhadap dolar Amerika, tapi juga terhadap Yen Jepang. Masyarakat juga ramai menukarkan stok Yen.
Salah satunya Wulan warga Kalideres. Dia mengaku tertarik menjual Yen karena nilai tukarnya tengah menguat juga.
"Saya mau nukar Yen, karena memang kursnya lagi bagus. Enggak usah (nunggu). Sekarang aja. Kurs lagi naik," tegasnya ketika ditemui di Money Changer di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Valuta Inti Prima (VIP), Senin (24/8).
Informasi dari VIP Money Changer, Yen kini dijual Rp 116 dan dibeli Rp 116,7 per Yen.
Money Changer tahan dolar
Terpuruknya nilai tukar Rupiah membuat sebagian money changer memilih menjaring dolar sebanyak-banyaknya. Beberapa money changer memutuskan tidak menjual dolar AS (USD) ke masyarakat.
Salah satunya money changer Robertus Kencana di Jalan Jaksa, Jakarta Pusat, yang memutuskan tidak menjual dolar. "Kalau beli oke. Semua serba mahal, sudah tidak ada artinya lagi Rupiah. Sekarang Rp 100.000 sama kayak Rp 10.000," ungkap teller yang tidak ingin disebutkan namanya saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (24/8).
Dia mengaku heran, aktivitas penukaran dolar ke Rupiah cenderung sepi ditempatnya kemarin. Padahal money changer yang berlokasi di kawasan turis asing ini biasanya selalu ramai dikunjungi. Para turis biasanya selalu menukar dolar miliknya untuk bisa transaksi di Indonesia.
"Kemungkinan pada tahan dolar, kemarin-kemarin cuma USD 150 (penukaran). Biasanya malah bisa lebih dari USD 500," katanya.
Respons Bank Indonesia
Bank Indonesia menyatakan pelemahan Rupiah sudah menembus Rp 14.000 per USD sudah tak bisa dibiarkan. Ini lantaran Rupiah merosot melewati nilai fundamentalnya.
"Kondisi sekarang sudah overshoot. Sudah undervalue. Kalau begitu perlu ada kerja sama dan tidak bisa dibiarkan," ujar Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo saat ditemui di DPR-RI, Jakarta, Senin (24/8).
Kendati demikian, Agus kembali mengungkapkan pelemahan rupiah akibat kondisi ekonomi dunia penuh ketidakpastian.
Untuk mengatasi pelemahan rupiah lebih dalam, Agus meminta eksportir melepas kepemilikan dolar.
"Eksportir sekarang sudah saatnya lepas valuta asing agar supply dan demand seimbang dan nilai tukar tidak tertekan," ungkapnya. "Kami terus di pasar. Sesuai Undang-undang kami akan jaga stabilitas rupiah."
(mdk/idr)