Dirut Bulog Budi Waseso Ciduk Penggilingan Nakal, Naikkan Harga Tapi Beras Tak Ada
Dalam hasil pengecekan lapangan bersama Satgas Pangan, pihaknya menemukan data penggilingan dengan jumlah pasokan berasnya berbeda dari data pada kontrak yang sudah dibuat Bulog. Tak cuma barangnya yang tak tersedia, harganya pun dinaikan.
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso menemukan adanya sejumlah penggilingan padi nakal yang memainkan pasokan beras. Temuan itu dia dapatkan saat melakukan pengecekan lapangan dalam upaya memenuhi target 1,2 juta ton beras hingga akhir 2022.
Berdasarkan surat Kementerian Pertanian (Kementan) per 29 November 2022, disebutkan ada 610.632 ton beras di penggilingan yang siap diserap Bulog.
-
Mengapa Budi Waseso berpendapat Pramuka penting? Pasalnya, kata dia, kegiatan Pramuka sudah ada dari zaman kemerdekaan Indonesia. "Kalau kita bicara Pramuka jangan hanya sekarang. Artinya, itu harus berawal dari sejarah. Dari zaman kemerdekaan, sebelum kemerdakaan Pramuka itu sudah aktif dan sudah ada. Dulu namanya pandu-pandu disatukan jadi Pramuka.
-
Kenapa Emping Beras begitu istimewa di Bangka Belitung? Tak heran jika kuliner yang satu ini begitu legendaris di masyarakat Bangka Belitung.
-
Bagaimana menurut Budi Waseso, Pramuka seharusnya diterapkan? "Oleh sebab itu, mungkin kemarin Permen (Permendikbud) itu menurut saya harus dicabut. Karena kalau kita memulai dari itu ya kita harus scr keseluruhannya harus ada izin keppres-nya enggak. Artinya, tidak serta merta hanya melalui keputusan menteri," jelasnya.
-
Apa itu bakso? Bakso, makanan berbentuk bola daging yang terkenal di Indonesia, memiliki sejarah yang cukup menarik.
-
Bagaimana ciri khas Pura Giri Salaka Alas Purwo? Ciri Khas Pura Giri Salaka Alas Purwo memiliki ciri khas yang membedakannya dengan pura lain di Banyuwangi. Pelinggih padmasana di Pura Giri Salaka Alas Purwo menghadap ke utara, sedangkan kebanyakan pura di Banyuwangi padmasananya menghadap ke timur. Selain itu, ada bangunan rajahkolocokro pada Pura Giri Salaka Alas Purwo yang tidak ditemukan di pura lain.
Budi Waseso mengungkapkan, sebagian pasokan beras yang disampaikan Kementan sebenarnya sudah kontrak dengan Bulog. Bahkan, ada penggilingan yang justru memainkan harga beras.
"Mereka penggilingan ditanya, kemarin kontrak harga Rp10.200 (per Kg), sekarang mengapa Rp11.000 (per Kg)," kata Budi Wasesp dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IV DPR RI, Rabu (7/12).
Dalam hasil pengecekan lapangan bersama Satgas Pangan, pihaknya menemukan data penggilingan dengan jumlah pasokan berasnya berbeda dari data pada kontrak yang sudah dibuat Bulog. Tak cuma barangnya yang tak tersedia, harganya pun dinaikan.
"Yang tadinya katanya ada 30.000 ton, padahal orang ini kontrak sama kita adanya hanya 3.000 ton. Tapi dalam data yang diberikan ke kita, dia punya 30.000 ton. Kontrak sama kita itu harga Rp10.200, begitu yang 30.000 ton, dia mintanya Rp11.000. Begitu dicek di lapangan barangnya tidak ada," ungkapnya.
Adapun dari 610.632 ton beras yang disampaikan Kementan ke Bulog, Budi Waseso mengakui pihaknya hanya mampu menyerap sebagian kecil saja. Pun bila terus dilanjutkan pada sisa akhir tahun ini, kenaikan pasokannya pun tidak signifikan.
"Jadi kalau saya bilang 600.000 ton dari mana? Karena barangnya memang tidak ada. Sampai hari ini dengan kontrak kita tadi sampai Desember dengan para penggilingan datanya sama persis, itu hanya 166 ribu ton yang kita dapat. Mungkin akhir ini dapat tambahannya sedikit," tutup Budi Waseso.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)