Dirut Bulog: Kualitas raskin tak bagus tapi layak makan
Turunnya kualitas raskin karena masa penyimpanan yang cukup lama.
Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso mengakui pihaknya belum mampu memberikan kualitas beras miskin (raskin) yang bagus ke masyarakat. Bulog beralasan masih ada masalah dalam melakukan penyimpanan beras di gudangnya.
Sutarto sendiri merasa prihatin tidak dapat menyalurkan beras segar yang diakibatkan adanya penyimpanan beras dengan rentang waktu mencapai enam bulan. Menurutnya, penyaluran bantuan beras Raskin sebaiknya dilakukan setiap bulan.
"Pasti lebih dari tiga bulan diminta kalau tidak bau, tidak mungkin, karena disimpan di negara tropis, tapi itu layak makan," ujar Sutarto Alimoeso di Jakarta, Kamis (20/3).
Untuk mengatasinya, Bulog berencana akan menyiapkan teknologi penyimpanan beras dalam rangka meningkatkan kualitas. Teknologi yang digunakan adalah kompon dan CO2 stek.
"Tapi biayanya mahal. Padahal teknologi itu mampu menjaga kualitas penyimpanan beras sampai satu tahun," ucapnya.
Cara lain agar beras terus berkualitas adalah dengan menggunakan model penyimpanan dalam bentuk gabah. Tetapi, cara ini masih terkendala karena tidak semua petani menjual beras dalam bentuk gabah.
"Sayangnya tidak semua petani menjual gabah, karena kalau petani menjual beras dia dapat nilai tambah. Yang jual gabah itu model tebasan itu," terangnya.