Donald Trump Berpotensi Menang, Kurs Rupiah Bakal Anjlok Parah
Dolar AS saat ini menguat karena pasar merespons hasil awal pemilu AS, dan selera risiko tetap rendah.
Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova mengatakan, perkiraan hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) akan dimenangkan oleh Donald Trump menyebabkan Rupiah melemah.
"Perkiraan hasil Pilpres AS akan dimenangkan oleh Donald trump, kemungkinan akan berdampak negatif bagi emerging market termasuk Indonesia karena dolar AS akan semakin kuat dengan kebijakan Trump yang proteksionis," kata Rully dikutip dari Antara.
- Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS Bikin Masa Depan Ekonomi Indonesia Terancam Suram
- Donald Trump Menang Pilpres AS, Nilai Tukar Rupiah Anjlok ke Level Rp15.832 per USD
- Bank Indonesia Waspada Jika Donald Trump Menang Pilpres
- BI Buka-bukaan soal Nasib Kurs Rupiah Jika Donald Trump Menang Jadi Presiden AS
Rully menuturkan, jika Kamala Harris menang dalam Pilpres AS, terdapat risiko di antaranya pemerintah AS akan terus menyerap dolar AS melalui penerbitan obligasi negara karena belanja sosial yang akan semakin tinggi.
Sementara ekonom senior Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, dolar AS saat ini menguat karena pasar merespons hasil awal pemilu AS, dan selera risiko tetap rendah yang dipengaruhi oleh prospek pemangkasan suku bunga Federal Reserve yang tidak terlalu agresif.
Indeks dolar AS menguat karena Donald Trump unggul atas Kamala Harris dalam perhitungan sementara. Indeks dolar AS naik ke level 104,7 pada perdagangan hari ini, naik ke level tertinggi sejak 24 Juli 2024. Hal ini menunjukkan penguatan dolar AS terhadap mata uang utama lainnya.
"Investor global bereaksi terhadap hasil awal pemilihan presiden AS, di mana Trump menang atas Harris. Perlombaan sebagian besar berlangsung sesuai perkiraan, dengan hasil sekarang bergantung pada tujuh negara bagian utama," ujarnya.
Reny menuturkan, investor juga fokus pada kendali Kongres, karena hasilnya dapat memiliki implikasi signifikan terhadap pengeluaran dan kebijakan pajak di masa mendatang. Kebijakan Trump akan mengontrol ketat terkait masalah tarif, perdagangan, dan imigrasi.
Dalam beberapa pekan terakhir, dolar AS telah didukung oleh hal yang disebut sebagai 'perdagangan Trump', karena kebijakan ekonominya sering dianggap inflasioner.
Trump Unggul Sementara
Siapa yang unggul dalam pemilihan presiden Amerika Serikat?
Pada Selasa malam, 5 November 2024, Donald Trump menunjukkan keunggulan awal dalam penghitungan suara elektoral.
Presiden AS ke-45 tersebut diperkirakan meraih 188 suara, sedangkan Kamala Harris dari Partai Demokrat hanya mendapatkan 99 suara. Laporan ini berasal dari Associated Press (AP) yang dikutip pada Rabu, 6 November.
Penghitungan suara masih berlangsung dan dapat berubah karena beberapa tempat pemungutan suara di zona waktu timur AS baru saja tutup pada pukul 7 malam, dan masih ada yang tutup lebih lambat.
Jutaan pemilih berbondong-bondong menuju tempat pemungutan suara pada hari Pemilu AS, di mana sebagian dari mereka harus menunggu dalam antrean panjang, sementara yang lain bisa langsung masuk. Sekitar 82 juta orang telah memberikan suara lebih awal.
Trump diketahui telah memberikan hak suaranya di Palm Beach, Florida. Dalam sebuah unggahan di jaringan Truth Social miliknya, dia menyatakan hari Pilpres AS "akan menjadi hari terpenting dalam sejarah Amerika". Trump mengajak para pemilih melalui sebuah video di media sosial untuk "tetap online".
"Berikan suara -- kita akan menang besar," serunya dalam video yang diunggah di X.
Sementara itu, Harris mengungkapkan pada Senin (4/11), dia telah mengirimkan surat suaranya ke California. Wapres AS ini juga aktif membantu di call centre yang diadakan oleh Komite Nasional Demokrat di Washington. Di sana, ia mengucapkan terima kasih kepada para relawan atas dedikasi mereka dalam kampanye.
"Ini benar-benar mewakili yang terbaik dari diri kita," ungkap Harris kepada para pendukung yang menelepon.