DPR: Jangan sampai nawa cita jadi duka cita
Jika pemerintah tidak serius menjalankan program-program ketahanan pangan maka dapat berujung pada petaka.
Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Viva Yoga mengingatkan, jika pemerintah tidak serius menjalankan program-program ketahanan pangan maka dapat berujung pada petaka. Untuk itu visi Presiden Joko Widodo, Nawa Cita juga harus dimiliki dan ilhami oleh pejabat pemerintahannya.
"Jadi pemerintah itu harus hati-hati dalam melakukan kebijakan kelembagaan pangan. Hati-hati. Menteri-menterinya juga harus mengimplementasikan nawa cita tersebut. Jangan sampai nawa cita jadi duka cita," tuturnya di Auditorium Paramadina Graduated School Medco Energy Tower, Jakarta Selatan, Selasa (9/6).
Dia menilai pemerintah perlu berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait kelembagaan pangan. Pernyataan ini menanggapi pencopotan Lenny Sugihat dari jabatan Direktur Utama Bulog.
Viva mengatakan, keputusan pencopotan tersebut memang tidak masuk dalam domain anggota dewan. Namun, menurutnya, pencopotan Lenny tersebut terlalu cepat.
"Baru dua bulan bekerja langsung diganti padahal proses finalisasi penyerapan dari petani belum selesai. Pertanyaan ada apa itu? Tanyakan itu pada pemerintah. Jangan sampai kemudian persoalan politik mengganggu kinerja Bulog, tidak boleh itu," katanya.
Pemerintah harus memastikan strategi yang akan dilakukan kepada Bulog. Apakah akan menjadi Badan Otoritas Pangan atau malah menjadi Badan Urusan Beras. Karena Bulog hanya menjadi operator yang mengikuti instruksi pemerintah.
"Bulog itu harus menjadi lembaga penyangga pangan, apalah istilahnya nanti. Terserah. Tapi harus ada lembaga penyangga pangan nasional. Kalau sekarang kan Bulog penyerapannya hanya 10 persen harusnya minimal 30 persen," ungkapnya.