Dukung Produk Lokal, Tokopedia Hanya Terima Penjual Online Asal Indonesia
Tokopedia hanya menerima mitra penjual online asal dalam negeri dan hanya memfasilitasi transaksi dari Indonesia untuk mendukung kebangkitan produk lokal. Hal ini sekaligus merespon keluhan sejumlah pihak atas dominasi produk impor yang diperjualbelikan di sejumlah e-commerce domestik.
Tokopedia hanya menerima mitra penjual online asal dalam negeri dan hanya memfasilitasi transaksi dari Indonesia untuk mendukung kebangkitan produk lokal. Hal ini sekaligus merespon keluhan sejumlah pihak atas dominasi produk impor yang diperjualbelikan di sejumlah e-commerce domestik.
"Sekali lagi, kami ingin menekankan bahwa Tokopedia hanya menerima penjual asal Indonesia dan memfasilitasi transaksi dari Indonesia untuk Indonesia. Artinya, 100 persen penjual di Tokopedia berdomisili di Indonesia," ungkap External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya saat dihubungi Merdeka.com, Jumat (4/6).
-
Di mana produk lokal dan UMKM mendapatkan peningkatan pesanan ekspor? Tercatat, ada peningkatan pesanan ekspor yang mencapai lebih dari 4 kali lipat pada puncak kampanye 11.11 Big Sale. Dengan sejumlah pencapaian dan tren menarik di sepanjang kampanye, baik dalam pengaplikasian strategi bisnis para pelaku usaha lokal di Shopee maupun perilaku belanja online pengguna setia menjadi dasar dan landasan bagi Shopee untuk terus berinovasi.
-
Siapa yang mengatakan bahwa Shopee telah berhasil menciptakan pasar yang positif untuk UMKM dan brand lokal di Indonesia? Monica Vionna, Director of Marketing Growth Shopee Indonesia mengungkapkan pihaknya bangga dalam semester awal ini Shopee dapat berkontribusi menciptakan pasar yang positif, bahkan tidak hanya kepada para pelaku usaha lokal di pusat-pusat perkotaan tetapi juga di daerah.
-
Bagaimana Shopee membantu para pelaku UMKM dan brand lokal untuk mendapatkan eksposur yang lebih luas? Tidak hanya pintu bagi para pelaku usaha UMKM dan brand lokal untuk mendapatkan eksposur yang lebih luas, tetapi juga dukungan dalam memperkuat brand awareness mereka di tingkat nasional.
-
Di daerah mana peningkatan transaksi UMKM dan brand lokal di Shopee paling tinggi tahun ini? “Para UMKM dan brand lokal yang berdomisili di daerah-daerah seperti Kabupaten Klaten, Pandeglang, dan Mojokerto termasuk ke dalam daerah dengan peningkatan transaksi tertinggi di tahun ini. Hal ini menunjukkan bagaimana pelaku usaha lokal dari berbagai daerah memanfaatkan Shopee sebagai mitra yang kuat untuk menciptakan bisnis yang berkesinambungan dan penetrasi pasar digital yang inklusif,” kata Monica Vionna.
-
Bagaimana Shopee membantu pelaku UMKM meningkatkan bisnis mereka? Shopee 11.11 Big Sale Kampanye 11.11 Big Sale menciptakan peluang baru bagi brand lokal dan UMKM dalam meningkatkan pertumbuhan bisnis lebih kokoh, berdaya, mampu bersaing dalam ekosistem perdagangan online yang kian dinamis. Peningkatan Transaksi 7 Kali Lipat Merespons pencapaian yang luar biasa, tercatat peningkatan transaksi hingga 7 kali lipat dari brand lokal dan UMKM di puncak kampanye dibandingkan hari biasa. Hal ini menunjukkan bagaimana pelaku usaha lokal memanfaatkan Shopee sebagai mitra yang kuat dalam menciptakan bisnis yang berkesinambungan dan penetrasi pasar digital yang inklusif.
-
Bagaimana caranya pelaku UMKK bisa menjual produknya melalui e-Katalog? "Caranya buat akun SPSE setelah itu daftar di portal e-katalog. Bapak Ibu semua nanti bakal diajari. Gampang dan tidak ribet kok," ujar mantan Wali Kota Semarang ini.
Dia mengungkapkan, model bisnis Tokopedia adalah marketplace domestik. Sehingga, platform tidak memungkinkan adanya aktivitas penjualan produk impor langsung. "Yang bisa kami sampaikan adalah produk yang dijual di Tokopedia sudah berada di Indonesia dan/atau sudah melalui proses bea cukai dari distributor dan dijual kembali oleh pedagang eceran," jelasnya.
Berkaitan dengan profil penjual, e-commerce hijau ini mencatatkan lebih dari 11 juta mitra penjual online yang tergabung di Tokopedia. Di mana jumlah penjual online domestik hampir mencapai 100 persen.
"Bahkan, 94 persennya penjual berskala ultra mikro. Artinya ada peningkatan sebesar lebih dari 3,8 juta dari 7,2 juta penjual sejak sebelum pandemi Januari 2020 lalu," terangnya.
Tokopedia senantiasa mendukung kebangkitan UMKM lokal, khususnya di tengah pandemi Covid-19. Adapun sejumlah inisiatif yang telah dikerjakan ialah menggelar kampanye #JagaEkonomiIndonesia dan mendukung Program Bangga Buatan Indonesia, yang berfokus memastikan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan tanpa harus ke luar rumah, menjaga kelangsungan bisnis para penjual khususnya para UMKM lokal, sekaligus turut mendorong pemulihan ekonomi Indonesia.
Selain #JagaEkonomiIndonesia, Tokopedia juga telah menggencarkan kolaborasi dengan pegiat usaha lokal makanan dan minuman melalui Tokopedia Nyam. "Mad Bagel adalah salah satu contoh pegiat usaha lokal yang berinovasi memanfaatkan platform digital Tokopedia untuk menjual berbagai pilihan roti bagel lewat kampanye Tokopedia Nyam. Setelah mengikuti kampanye tersebut sejak Juli 2020, kini penjualan Mad Bagel meningkat sangat signifikan bahkan mencapai 270 persen atau sebesar hampir 4 kali lipat," bebernya.
Maka dari itu, Tokopedia berharap, seluruh stakeholders terkait bisa lebih gencar berkolaborasi dalam membantu pegiat usaha di Indonesia, khususnya UMKM. Mengingat peran signifikan UMKM terhadap PDB Indonesia, yakni sebesar lebih dari 60 persen.
"Sudah waktunya kita menjunjung lebih tinggi rasa bangga buatan Indonesia, perlahan diubah menjadi sebuah kebiasaan yang dapat mendorong para UMKM bisa meraja di negeri sendiri. Demi membawa perekonomian negeri yang lebih mandiri," tandasnya.
Sebelumnya, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), Jahja Setiaatmadja mengatakan, 90 persen lebih produk yang dijual di e-commerce yang terdapat di Indonesia bukan produksi dalam negeri, melainkan produk impor.
Menurut dia, UMKM di luar negeri, seperti China, lebih siap dalam memasuki ekosistem ekonomi digital yang sudah merambah pasar global. Sementara UMKM di Indonesia, kata Jahja, masih perlu banyak edukasi dan peningkatan kapasitas dalam produksi, SDM, maupun kualitas produk.
"E-commerce di Indonesia ini sudah banyak, ada Tokopedia, Bukalapak, Shopee, dan lain-lain. Kalau kita lihat 90 persen lebih produk dari mana? Bukan UMKM kita, ini yang menyedihkan. Itu import goods," kata Jahja Setiaatmadja seperti dikutip dari Antara dalam webinar digitalisasi UMKM dan sistem pembayaran 2025 yang dipantau di Jakarta, Rabu (2/6).
(mdk/azz)