Ekonom Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 3,5 Persen Sepanjang Tahun 2021
Dia melihat, dampak dari pembatasan mobilitas cukup mempengaruhi kinerja ekonomi pada kuartal III-2021, terutama pada bulan Juli hingga pertengahan Agustus atau pada saat terjadi pembatasan mobilitas ketat (PPKM Darurat).
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 bisa mencapai 3,5 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding proyeksi International Monetary Fund (IMF) yang hanya 3,2 persen.
"Secara umum, revisi ke bawah pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 3,9 persen ke level 3,2 persen, mempertimbangkan penyebaran varian delta pada kuartal III , sehingga membatasi pemulihan ekonomi," kata Josua Pardede kepada Liputan6.com, Kamis (14/10).
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
-
Bagaimana pertumbuhan permintaan terhadap rumah di Jakarta? “Pada Juni 2024, pertumbuhan permintaan (enquiries) terhadap rumah di Jakarta yang disewa tumbuh 59,8 persen dan hunian yang dijual sebesar 114,9 persen secara tahunan,” kata Head of Research Rumah123 Marisa Jaya dilansir Antara, Selasa (30/7).
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
Dia melihat, dampak dari pembatasan mobilitas cukup mempengaruhi kinerja ekonomi pada kuartal III-2021, terutama pada bulan Juli hingga pertengahan Agustus atau pada saat terjadi pembatasan mobilitas ketat (PPKM Darurat).
Menurutnya, berbagai indikator sektoral pada saat pembatasan tersebut mengalami kontraksi seperti PMI IHS Market, penjualan semen, penjualan kendaraan, penjualan listrik, dan berbagai indikator lain.
Namun, pada pertengahan Agustus hingga akhir September, perekonomian telah kembali rebound dengan membaiknya berbagai indikator tersebut.
"Menurut perhitungan kami, ekonomi kuartal III-2021 masih dapat tumbuh mengingat dari pertengahan Agustus hingga akhir September, perekonomian telah kembali ke jalur pemulihan," ujarnya.
Selain itu, perhitungan PDB kuartal III-2021 juga masih diuntungkan efek low-base akibat ekonomi kuartal III-2020 yang saat itu masih terganggu efek awal pandemi Covid-19.
"Pada kuartal IV kami perkirakan ekonomi akan kembali tumbuh sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi. Pada awal Oktober ini data awal yang menunjukkan tanda awal pemulihan adalah pulihnya mobilitas dari data Google Mobility index untuk beberapa segmen yang sudah kembali mendekati level pra-pandemi," katanya.
Dengan demikian, jika tidak ada lagi pembatasan ketat dan jumlah kasus baru Covid-19 tetap berada di level rendah seiring dengan peningkatan laju vaksinasi, dia optimis pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV akan lebih baik dibandingkan kuartal III.
Momen Natal
Di samping itu, menurutnya terlebih lagi akan ada momen Natal dan Tahun Baru yang biasanya meningkatkan laju konsumsi masyarakat. Kendati demikian, untuk industri pengolahan pada kuartal III, dia memang melihat akan ada tekanan karena dampak dari pembatasan mobilitas ketat yang dilakukan.
"Namun, kondisi ini kami nilai masih lebih baik dibandingkan dengan kondisi kuartal III-2029 sehingga pada Kuartal IV-2021 secara yoy masih berpotensi tumbuh. Dan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi 2021 diperkirakan akan berada dalam kisaran 3-3,5 persen," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)