Ekonom: Presiden Jokowi harus bedakan kepentingan negara dan bisnis
Kehadiran pemerintah dalam kerja sama swasta membuat penilaian menjadi abu-abu antara kepentingan negara dengan bisnis.
Kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan PM Malaysia Najib Razak saat penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT Adiperkasa Cipta Lestari milik mantan Kepala BIN Hendropriyono dengan perusahaan pabrikan mobil asal Malaysia, Proton, menuai pro dan kontra. Terlebih sempat beredar kabar yang menyebutkan bahwa kerja sama ini cikal bakal proyek mobil nasional.
Pemerintah membantah soal kabar itu. Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan Menteri Perindustrian Saleh Husin kompak menyebut bahwa kerja sama itu murni bisnis dan pemerintah tidak ikut-ikutan dalam perjanjian itu.
-
Siapa yang mencobai kereta cepat Jakarta Bandung bersama Presiden Jokowi? Rabu (13/9) hari ini Raffi Ahmad berkesempatan mencobanya bersama Presiden Jokowi.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Siapa saja yang bertemu dengan Presiden Jokowi? Sejumlah petinggi PT Vale Indonesia Tbk bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/8) pagi. Petinggi PT Vale yang datang ke Istana di antaranya Direktur PT Vale Indonesia Febriany Eddy, Chairman Vale Base Metal Global Mark Cutifani, dan Chief Sustainable and Corp Affair Vale Base Metal Emily Olson.
Pengamat ekonomi Ryan Kiryanto ikut menanggapi polemik soal kerja sama dengan Proton dan kabar proyek mobil nasional. Dalam pandangannya, pro kontra muncul karena kehadiran pemerintah dalam perjanjian itu.
"Siapapun pemerintah atau lembaga harus bisa memilah domain negara dan swasta," ujar Ryan di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (10/2).
Ryan tak memungkiri, kehadiran pemerintah dalam kerja sama swasta membuat penilaian menjadi abu-abu antara kepentingan negara dengan bisnis. "Kita para ekonom juga bingung itu urusan negara atau bisnis," ungkapnya.
Ryan berharap, ke depannya Pemerintahan Jokowi membedakan urusan negara atau hanya sekadar bisnis. "Tolonglah diberi garis batasannya yang jelas," tegas Ryan.