Ekonomi China Diramal Melemah, Ini Dampaknya Bakal Terasa ke Indonesia
ADB juga mengoreksi pertumbuhan Ekonomi China tahun depan menjadi tumbuh 4,3 persen. Lebih rendah dari proyeksi sebelumnya di angka 4,5 persen.
Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank) ADB memprediksikan pertumbuhan ekonomi Republik Rakyat Tiongkok (RRT) atau China tahun ini melemah dari proyeksi sebelumnya. China diramal tahun 2022 hanya akan tumbuh 3 persen dari sebelumnya akan tumbuh 3,3 persen.
"Perekonomian China diperkirakan akan tumbuh 3,0 persen tahun ini, dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya sebesar 3,3," kata Kepala Ekonom ADB, Albert Park dalam keterangan resmi yang diterima merdeka.com, Jakarta, Kamis (15/12).
-
Bagaimana China berusaha menyaingi AS dalam persaingan ekonomi dan teknologi? Upaya itu dilakukan agar persaingan ekonomi dan teknologi di China dapat menyaningi AS. Bahkan, China memaksa produsen AS yang ada untuk pindah ke luar negeri.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Bagaimana Indonesia berencana untuk berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi Bangladesh? Dalam bidang energi dan infrastruktur, disampaikan pula terkait kesiapan Indonesia dalam berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Bangladesh melalui konsorsium proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
ADB juga mengoreksi pertumbuhan Ekonomi China tahun depan menjadi tumbuh 4,3 persen. Lebih rendah dari proyeksi sebelumnya di angka 4,5 persen.
"Proyeksi untuk tahun depan diturunkan menjadi 4,3 persen dari sebelumnya 4,5 persen akibat perlambatan global," kata dia.
Harus diakui, melemahnya pertumbuhan ekonomi di China bisa berdampak pada kondisi ekonomi di Indonesia. Sebab China menjadi negara tujuan utama kegiatan perdagangan Indonesia.
"Nah ini kembali kaitannya dengan trade opennes. China kan terbesar untuk kita sebagai mitra ekspor maupun impor. Jadi kalau guncangan di China terjadi," kata Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Kasan Muhri saat ditemui usai Peluncuran Laporan Bank Dunia: Indonesia Economist Prospect (IEP) 2022 di Soehanna Hall, The Energy Building, Kawasan SCBD, Jakarta Pusat, Kamis (15/12).
Melemahnya perekonomian di China pun telah terasa dampaknya bagi Indonesia. Tercermin dari nilai ekspor Indonesia di bulan November yang turun 2,46 persen (mtm) yakni USD 24,12 miliar.
Strategi Disiapkan Pemerintah
Pemerintah pun telah menyadari hal tersebut sehingga tak tinggal diam. Sejumlah strategi dan proyeksi telah dipersiapkan. "Kita sudah menyiapkan untuk perkiraan proyeksi tahun depan akan seperti apa," kata dia.
Salah satunya dengan mencari pasar baru untuk menjual produk Indonesia. Pengalihan tujuan ekspor akan menyasar negara-negara yang ekonominya tetap tumbuh di tengah kondisi sekarang. Semisal India, Asia Selatan, Afrika hingga Timur Tengah.
"India, Asia Selatan, Afrika, Timur Tengah, itu kan masih ada yang potensial untuk kita kompensasi dari terjadinya kemungkinan potensi pelemahan ekspor ke negara-negara tradisional tadi," pungkasnya.
(mdk/idr)