Eks Bos Bulog Blak-blakan Bongkar Indikator Jika Pemerintah Harus Impor Beras
Mantan Direktur Perum Bulog, Lely Pelitasari Soebekty menyebut, ada tiga faktor teknis dan non teknis yang menyebabkan polemik impor beras selalu terjadi di Tanah Air. Kesepakatan dalam impor beras yang disepakati oleh pemerintah disebut dengan triger impor.
Mantan Direktur Perum Bulog, Lely Pelitasari Soebekty menyebut, ada tiga faktor teknis dan non teknis yang menyebabkan polemik impor beras selalu terjadi di Tanah Air. Kesepakatan dalam impor beras yang disepakati oleh pemerintah disebut dengan triger impor.
Dia mengatakan triger pertama yang menjadi faktor teknis adalah masalah produksi padi pada periode setelah panen pertama. Produksi itu dapat dilihat atau dibandingkan antara ramalan dilakukan BPS terhadap data produksi gabah beras.
-
Kenapa Emping Beras begitu istimewa di Bangka Belitung? Tak heran jika kuliner yang satu ini begitu legendaris di masyarakat Bangka Belitung.
-
Apa yang membuat warga antri panjang untuk membeli beras? Harga beras yang melambung tinggi memaksa warga antre panjang untuk membeli beras murah.
-
Apa makanan tradisional dari Bangka Belitung yang terbuat dari beras? Salah satu makanan tradisional asal Bangka Belitung adalah Emping Beras. Uniknya, biasanya Emping terbuat dari melinjo, namun berbeda dengan Emping yang ada di Bangka. Emping dari Bangka terbuat dari beras.
-
Kenapa boraks berbahaya? Boraks dapat menumpuk dalam tubuh manusia dan menimbulkan berbagai gangguan kesehatan serius.
-
Apa ciri khas dari Beras Rojolele? Beras Rojolele merupakan salah satu jenis beras yang cukup terkenal di Indonesia. Karakteristik beras ini memiliki tekstur yang pulen dan lembut. Aroma yang dihasilkan dari beras Rojolele ini sangat khas, harum, dan menyebar saat beras tersebut dimasak.
-
Bagaimana Indonesia ingin meningkatkan indeks tanam dan produksi beras nasional? Pemerintah Indonesia telah mengambil tindakan cepat dan konkrit dalam jangka pendek untuk meningkatkan index tanam dan produksi beras nasional melalui sejumla program. Program yang dijalankan antara lain Perluasan areal tanam melalui program, Optimalisasi lahan rawa untuk penanaman padi sekali dalam setahun, sistem tanam terpadu pada lahan sawah dataran rendah (padi gogo) di areal perkebunann dan Peningkatan Indeks Tanam melalui optimalisasi lahan rawa untuk penanaman padi 2-3 kali dalam setahun.
"Kalau dulu itu di awal bulan Juni itu BPS akan merilis angka ramalan satu atau angka sementara dari produksi dalam periode panen pertama dalam setiap tahun. Kemudian dilihat apakah lebih atau tidak dari kenaikan. Apakah naik atau tidak," katanya dalam diskusi Impor Beras Jadi atau Tidak?, Sabtu (20/3).
Kedua terkait dengan stok di Gudang Bulog. Pemerintah biasanya akan melihat apakah stok di Bulog minggu kedua Juni itu bisa memenuhi kebutuhan penyaluran reguler selama 6 bulan ke depan atau tidak.
Dia mencontohkan, jika dulu ada beras Raskin alokasinya setiap bulannya 250.000 ton, maka Bulog harus punya stok mencapai 2 juta ton. Di mana, 1,5 juta ton digunakan untuk pemenuhan selama 6 bulan ke depan, dan 500 ton sisanya digunakan untuk operasi pasar.
"Kemudian dari situ baru dilihat yang ketiga apakah harga itu melampaui satu setengah kali dari harga normal. Harga normal itu adalah harga rata-rata selama tiga bulan sebelum terjadinya gejolak harga jadi tiga indikator itulah yang dilihat maka sebetulnya kalau ditanya ada tidak mekanisme (impor)? ada dan itu dijahitnya itu di Menko Perekonomian jadi itu faktor teknis pertama," jelas dia.
Faktor Lainnya
Kemudian dari sisi faktor non teknis, dia melihat terjadinya polemik impor beras itu karena timing atau waktu untuk melakukan rilis impor bertepatan pada periode panen.
"Saat ini masih musim panen bahkan baru mulai, baru mulai pengadaan dan tidak tahu stoknya berapa kalau pun sekarang ada stok 850.000 ton kita lihat konsisten dengan indikator 6 bulan penyaluran Bulog atau tidak," jelasnya.
Dia mengingatkan, di dalam Undang-Undang Pangan tentang impor pangan, pasal 36 menyebutkan bahwa impor beras hanya dapat dilakukan apabila produksi dalam negeri itu tidak mencukupi, dan barang itu tidak bisa diproduksi dalam negeri.
Kedua dapat dilakukan apabila produksi dalam negeri dan cadangan pangan nasional tidak mencukupi. Di mana, cadangan pangan nasional terdiri dari cadangan pangan pemerintah pusat, cadangan pemerintah daerah, dan cadangan pangan masyarakat.
"Cadangan beras itu ada di pusat dan sekarang ada di Bulog, dan di daerah ada lumbung lumbung pangan yang dikelola daerah, kemudian di masyarakat itu yang ada di pedagang, petani, di rumah tangga kita sendiri, di hotel, restoran, di rumah sakit dan keseluruhan itulah secara keseluruhan itu adalah cadangan beras kalau kita bicara beras," jelas dia.
(mdk/bim)