Ekspor produk pertanian kinclong, migas dan tambang lesu
BPS: Ini diakibatkan penurunan harga minyak. Volumenya tidak turun drastis, tapi harganya yang turun drastis.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor komoditas pertanian pada Januari 2015 mengalami kenaikan signifikan dibanding kelompok komoditas ekspor lainnya seperti industri dan tambang. Itu terlihat dari nilai ekspor komoditas pertanian meningkat USD 40 juta dari Januari 2014 (year on year).
"Share yang juga naik dari 2,78 persen menjadi 3,29 persen," ujar Kepala BPS Suryamin saat konferensi pers di Jakarta, Senin (16/2).
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Bagaimana BRI membantu Gravfarm dalam memperluas pasar ekspor? BRI terus memberikan dukungan bagi UMKM binaannya untuk dapat “go ekspor”. Dukungan nyata tersebut diberikan melalui partisipasi UMKM binaan BRI dalam tradefair ataupun eksibisi yang dapat membantu perluasan pasar ekspor untuk pelaku usaha.
-
Di mana cecak diburu untuk ekspor? Mereka bisa ditangkap untuk dijadikan hewan peliharaan atau konsumsi, kata Dr Satyawan Pudyatmoko, direktur jenderal konservasi sumber daya alam dan ekosistem di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
Ekspor komoditas industri pengolahan pada Januari 2015 justru mengalami penurunan 4,67 persen dibanding Januari 2014. Nilai ekspor komoditas industri pengolahan mencapai USD 9,07 miliar pada Januari 2015.
"Januari 2014 capai USD 9,15 miliar. Namun, dari porsi (share) meningkat dari 65,73 persen menjadi 68,17 persen," kata dia.
Komoditas tambang dan lainnya juga mengalami penurunan dari USD 2,06 miliar pada Januari 2014 menjadi USD 1,72 miliar di Januari 2015. Begitu pula dengan share komoditas tambang dan lainnya yang turun dari 14,2 persen menjadi 12,93 persen.
Suryamin menambahkan, penurunan juga terjadi pada ekspor komoditas migas dari USD 2,5 miliar pada Januari 2014 menjadi USD 2,08 miliar di Januari 2015 dengan share yang juga mengalami penurunan dari 17,29 persen menjadi 15,61 persen.
"Ini diakibatkan penurunan harga minyak. Volumenya tidak turun drastis, tapi harganya yang turun drastis," kata dia.
Berdasarkan pangsa pasar ekspor, Amerika Serikat menduduki urutan pertama disusul Jepang, dan China. Ekspor ke Amerika Serikat pada Januari 2015 tercatat sebesar USD 1,25 miliar atau porsinya 11,7 persen dari total ekspor Januari 2015.
Ekspor RI ke Jepang tercatat USD 1,15 miliar dengan share 10,27 persen. Sementara ekspor ke China tercatat sebesar USD 1,08 miliar dengan share 9,66 persen. Adapun ekspor non-migas ke ASEAN pada Januari 2015 tercatat USD 2,34 miliar atau porsinya 20,83 persen dari total ekspor. Sedangkan ekspor ke Uni Eropa tercatat sebesar USD 1,18 miliar atau share sebesar 10,53 persen.
(mdk/noe)