Enam bandara yang dikelola Angkasa Pura I merugi
Enam bandara tersebut antara lain Bandara Biak, Lombok, Kupang, Solo, Ambon, dan Manado.
Sepanjang tahun lalu, dari 13 bandara yang ada di bawah pengelolaan PT. Angkasa Pura I, enam bandara mengalami kerugian. Salah satu penyebabnya, arus lalu lintas penerbangan yang rendah.
"Enam bandara mengalami posisi rugi karena sisi trafic," ujar Dirut PT. AP I, Tommy Soetomo di kantornya, Jakarta, Jumat (2/1).
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Kapan bandara Lolak diresmikan? Bandar udara (bandara) di Provinsi Sulawesi Utara kian bertambah, kini baru saja beroperasi bandara Lolak di Bolaang Mongondow, Minggu (18/2).
-
Bagaimana bandara Lolak diresmikan? Peresmian ini ditandai dengan pendaratan perdana pesawat tipe DHC-6 Twin Otter maskapai SAM Air sekitar pukul 15.52 WITA.
-
Apa yang menjadi sisa kejayaan lalu lintas kereta api di Bandung? Konon, rel ini menggambarkan sisa kejayaan lalu lintas kereta api rute Bandung Kota hingga Ciwidey, Kabupaten Bandung.
-
Di mana bandara Lolak berada? Bandar udara (bandara) di Provinsi Sulawesi Utara kian bertambah, kini baru saja beroperasi bandara Lolak di Bolaang Mongondow, Minggu (18/2).
-
Apa yang bisa dinikmati di Bandung? Bandung menawarkan banyak sekali pilihan untuk menjelajahi dan menikmati keajaiban alam bebas. Wisata Bandung ini bisa jadi destinasi liburan.
Enam bandara tersebut antara lain Bandara Biak, Lombok, Kupang, Solo, Ambon, dan Manado. Namun Tommy enggan menyebutkan besaran atau nominal kerugian yang ditanggung masing-masing bandara.
"Itu Lombok yang sulit, mudah-mudahan tahun ke depan bisa baik. Manado kan baru kita buka juga," ucapnya.
Tommy menyebutkan, 13 bandara yang berada di bawah wewenangnya antara lain, Ngurah Rai (Bali), Juanda (Surabaya), Sultan Hasanuddin (Makassar), Sepinggan (Balikpapan), Frans Kaisiepo (Biak), Sam Ratulangi (Manado), Syamsudin Noor (Banjarmasin), Ahmad Yani (Semarang), Adisutjipto (Yogyakarta), Adi Soemarmo (Surakarta), Lombok (Praya), Pattimura (Ambon), serta El Tari (Kupang).
Dari data keuangan non audit, sepanjang tahun lalu Angkasa Pura I memperoleh pendapatan sebesar Rp 3,2 Triliun dengan laba usaha Rp 637 Miliar. Capaian tersebut sesungguhnya masih bisa digenjot lagi. Namun ada kendala yang membuat capaian pendapatan AP I terhambat.
Pihaknya yakin, pendapatan tahun ini akan jauh lebih tinggi dibanding tahun lalu. Salah satunya karena kerja sama kontrak pengelolaan dengan swasta. "Tidak hujan dan angin, target kita lebih besar. Di 2014 bersyukur kontrak-kontrak komersil di Bali, Surabaya dan Sepinggan itu 5 tahun. Kontrak-kontrak bisnis baru seperti itu belum berani ungkap," jelasnya.
Dia menyebutkan, Bandara Bali mendapat kontrak sebesar Rp 3 triliun selama lima tahun, sehingga wajah bandara di Bali akan lebih segar. Begitu pula Bandara Surabaya dan Sepinggan yang bakal dirombak lebih bagus.
"Balikpapan interest masih sedikit. Domestik masih under contraction. 2014 masih konsultasi angka, kira-kira double digit,"tegasnya.
Baca juga:
Angkasa Pura I punya ide 'kawinkan' empat bandara
Yogyakarta akan dijadikan kota bandara
Angkasa Pura I butuh 300 sarjana unggulan
Benahi beberapa bandara, Angkasa Pura I butuh Rp 5,8 triliun
Bandara baru Ahmad Yani Semarang mulai dibangun bulan ini