ESDM: Kita kawal pembelian saham Newmont oleh Arifin Panigoro
"Kita akan kawal dan menurut saya tidak ada yang luar biasa," ucap Menteri ESDM, Sudirman Said.
Pengusaha nasional sekaligus pemilik Medco, Arifin Panigoro berencana mengambil alih 76 persen saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Adapun nilai transaksi aksi korporasi tersebut mencapai USD 2,2 miliar.
Menteri ESDM, Sudirman Said mengaku telah mendengar rencana aksi korporasi tersebut. Pihaknya akan mengkaji rencana pengambilan saham tersebut.
-
Kapan Djamaluddin Adinegoro lahir? Gunakan Nama Samaran Djamaluddin Adinegoro lahir di Talawi, sebuah kecamatan di Sawahlunto, Sumatra Barat pada 14 Agustus 1904.
-
Dimana Smelter Freeport yang akan mengolah tembaga dan emas di Indonesia? Presiden Jokowi mengatakan smelter PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Gresik akan rampung pada Juni 2024.
-
Mengapa Arif Eko Nugroho memilih untuk membantu para janda dengan keuntungan bisnis peternakannya? "Teman saya bilang, nantinya hasil peternakan ini kita fokuskan untuk beramal. Kalau soal profit pasti profit lah," ungkap Arif.
-
Siapa yang meminta Arif Eko Nugroho untuk mengelola peternakan sapi miliknya? Suatu hari, Arif kedatangan temannya semasa belajar di pondok pesantren. Sang teman mengatakan dirinya ingin punya bisnis peternakan di Blitar dan meminta Arif mengelolanya.
-
Bagaimana Arif Eko Nugroho memulai bisnis peternakan sapi nya? Pada tahun 2018, Arif membuat kandang sapi di belakang rumahnya. Di sana, ia memelihara 11 ekor sapi yang merupakan milik sendiri serta titipan mertua dan saudaranya.
-
Apa yang terjadi di tambang emas di Gorontalo? Sebagai informasi, pusat koordinasi operasi SAR Basarnas menerima laporan terjadi bencana tanah longsor di areal tambang rakyat di Desa Tulabolo Timur, Suwawa Timur, Bone Bolango, pada Sabtu (6/7), dan ada jiwa yang terancam dan membutuhkan pertolongan.
"Kita akan kaji, saya yakin itu belum closed betul. Itu urusan business to business (b to b), tugas kita mengawal agar aturan dipenuhi. Menurut saya tidak ada yang luar biasa," ujarnya di Jakarta, Jumat (27/11).
Sementara pada kesempatan sama, Direktur Jendral Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Bambang Gatot menambahkan Arifin belum melaporkan niatnya untuk mengambil alih saham tersebut, hanya saja jika aksi korporasi tersebut murni business to business maka tidak ada larangan.
"Belum dilaporkan, itu kan b to bo, silakan saja, nanti begitu deal lapor ke pemerintah," jelas dia.
Menurut Bambang, ketika masuk tahap kesepakatan pemegang saham terbesar harus melaporkan ke pemerintah. Nantinya, laporan tersebut seperti perubahan akte dan perubahan pemegang saham.
"Transfer saham kan bebas, kalau sudah selesai nanti lapor ke pemerintah," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, pemilik Medco, Arifin Panigoro, berniat menjadi pemilik Newmont Nusa Tenggara (NNT). Arifin ingin membeli 76 persen kepemilikan saham Newmont.
Adapun dana yang disiapkan untuk membeli saham mencapai USD 2,2 miliar atau setara Rp 30,1 triliun. Arifin berharap proses negosiasi bakal rampung sebelum akhir tahun.
"Saya lapor, karena Menko Rizal Ramli, menko yang membawahi pertambangan. Kita niat sudah ada pembicaraan dengan penjual, dengan Newmont, bahwa kita akan segera masuk," ujarnya saat ditemui di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Rabu (25/11).
Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli menilai langkah yang diambil Arifin ini tindakan tepat di tengah penurunan harga komoditas dunia.
"Jadi Newmont dari Amerika Serikat sahamnya mau diambil alih. Saham Sumitomo (di Newmont) juga akan diambil alih. Kemudian, saham keluarga Jusuf Meruk (di Newmont) juga akan diambil alih," ujarnya.
Menurut Menko Rizal, langkah pengambilan saham Newmont ini juga bentuk inisiatif yang tepat untuk menunjukkan kekuatan nasional. "Kita apakah itu pemerintah, apakah itu BUMN, atau swasta seperti Pak Arifin ternyata bisa mampu mengelola tambang besar Newmont di Nusa Tenggara Barat," jelas dia.
Menko Rizal meminta jika rencana tersebut terealisasi maka wajib membangun pemurnian biji mineral (smelter) di Bukit Hijau Nusa Tenggara Barat (NTB). Di mana biaya pembangunan pabrik pemurnian dan pengolahan tersebut memakan dana mencapai USD 500 juta sampai USD 600 juta.
"Satu upaya secepat mungkin membangun smelter, kenapa? Kita kan ingin lebih nilai tambah yang lebih besar dan Pak Arifin tunjukkan rencana untuk membangun smelter, karena itu memang diwajibkan undang-undang minerba," ungkapnya.
Baca juga:
Pengusaha Arifin Panigoro berniat kuasai Newmont
Beli 76 persen saham Newmont, Arifin Panigoro bangun smelter sendiri
Kuasai saham Newmont, ini petuah Rizal Ramli ke Arifin Panigoro
Keseriusan Arifin Panigoro dan nasib sisa saham Newmont yang dilego
Jubir: Penawaran Newmont belum ada memenuhi kriteria