Fakta mengejutkan calon gedung tertinggi dunia hampir 1 Km di Dubai
Gedung pencakar langit ini ditarget akan selesai 2020 mendatang dengan menghabiskan biaya mencapai USD 1 miliar.
Burj Khalifa saat ini dikenal sebagai bangunan tertinggi di dunia. Gedung ini menjadi mahkota Dubai yang berdiri 950 kaki atau setara dengan 290 meter lebih tinggi dari World Trade Center di Manhattan.
Sejarah menyebutkan, Burj Khalifa dibangun sebagai bangunan pencakar langit pada tahun 2010. Tapi ternyata pembangunan proyek telah dimulai lebih dulu enam tahun sebelumnya atau sejak 2004.
-
Apa yang terjadi di Dubai? Uni Emirat Arab kembali diguyur hujan lebat. Guyuran hujan itu menyebabkan Dubai, kota paling maju di negara tersebut, kembali dilanda banjir.
-
Kapan badai dan banjir terjadi di Dubai? Pemerintah Kota Dubai, Uni Emirat Arab meminta warga tetap berada di rumah di tengah kondisi cuaca buruk dan banjir besar yang tengah melanda negeri itu.
-
Kapan Gedung Kawedanan Boja dibangun? Gedung Kawedanan Boja dibangun sekitar tahun 1800-an.
-
Apa yang terjadi di Dubai saat hujan deras dan angin kencang? Hujan deras dan angin kencang kemarin juga menyebabkan jalan-jalan berubah menjadi sungai dan bahkan landasan pacu di Bandara Dubai tergenang.
-
Kenapa Dubai dilanda banjir? Uni Emirat Arab kembali diguyur hujan lebat hanya dua minggu berselang setelah rekor hujan lebat yang oleh para ahli dikaitkan dengan perubahan iklim.
-
Bagaimana Pertamina membangun infrastruktur hijau? Langkah konkrit perseroan dalam pengembangan infrastruktur hijau, lanjut Fadjar tidak hanya dilakukan dalam Pertamina Group, tetapi juga bersama BUMN yang tergabung dalam Indonesia Battery Corporation (IBC) dalam pengembangan pabrik baterai kendaraan listrik (EV).
Dana sebesar USD 1,5 miliar telah dihabiskan untuk membangun konstruksi. Bahkan pembukaan gedung ini digelar secara besar-besaran dan mewah untuk mempromosikannya pada masyarakat dunia.
Lalu pada 4 Januari 2010, Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum menyatakan bahwa menara berada dalam kemuliaan. Dia menggarisbawahi bahwa gedung ini akan berperan penting sebagai sarana dalam mengembangkan sektor wisata Dubai dalam skala besar.
Untuk menandai peresmian Burj Khalifa, kembang api berukuran raksasa diluncurkan dari gedung selama 10 menit. Pertunjukan ini terbilang cukup spektakuler pada saat itu.
Berbeda dengan gedung pencakar langit lainnya, Burj Khalifa merupakan proyek kolaborasi yang melibatkan 12 ribu pekerja konstruksi setiap harinya. Dengan login kolektif mencapai 22 juta per jam. Bahkan dibutuhkan waktu hingga empat bulan hanya untuk membersihkan semua daun jendela di sana yang jumlahnya 24 ribu buah.
Tak hanya pekerja pembersih jendela saja yang tampil berani bergelantungan di atas dan samping gedung. Namun, pada 2010 lalu para kru pembuatan film Mission Impossible: Ghost Protocol, memboyong Tom Cruise terbang ke Dubai untuk membuat adegan-adegan yang sangat mengesankan. Mereka bergaya seperti seorang Tarzan yang sedang bergelantungan di ketinggian puncak gedung.
Namun yang paling mengkhawatirkan, tingginya gedung yang dibuat dari bahan-bahan alumunium dan baja stainless membuat Burj Khalifa sering rentan terhadap ancaman petir.
Tak puas begini saja, Dubai kembali membuat gedung pencakar langit yang lebih tinggi dari Burj Khalifa. Peletakan batu pertama atau groundbreaking gedung baru dimulai kemarin. Berikut 4 fakta menakjubkan calon gedung tertinggi dunia seperti dilansir merdeka.com dari berbagai sumber.
Gedung resmi mulai dibangun
Perdana Menteri dan Wakil Presiden Uni Emirat Arab (UAE), Sheikh Mohammed Bin Rashid Al-Maktoum melakukan penggalian pondasi pertama atau groundbreaking pembangunan proyek satu USD 1 miliar yaitu Menara di Dubai Creek Harbour.
Menara yang ditarget selesai pada 2020 ini akan menjadi gedung tertinggi di dunia, melampaui Burj Khalifa setinggi 828 meter, juga terletak di Dubai.
Gedung yang dirancang oleh arsitek Spanyol-Swiss Santiago Calatrava ini akan dibangun oleh Emaar Properties Dubai, pengembang real estat terbesar di Timur Tengah, yang juga membangun Burj Khalifa pada 2010.
Ketinggian yang tepat dari menara tersebut masih belum diketahui, namun Pemimpin Emaar, Mohammed Alabbar, mengindikasikan selama memaparkan konsep menaranya bahwa struktur bangunan menara akan menjadi satu tingkat lebih tinggi dari Burj Khalifa.
Laporan media lokal yang dilansir Antara membocorkan informasi yang belum dikonfirmasi menunjuk ke perbedaan ketinggian 100 meter atau total tingginya mencapai 928 meter.
Menteri Kabinet UAE,Mohammed Al-Gergawi mengatakan, selama upacara bahwa proyek merupakan fase baru dalam mengembangkan visi Sheikh Mohammed untuk posisi negara Teluk Arab itu sebagai ikon baru kemanusiaan.
Gunakan teknologi rekayasa konstruksi cangggih
Perdana Menteri dan Wakil Presiden Uni Emirat Arab (UEA), Sheikh Mohammed Bin Rashid Al-Maktoum mengatakan, Menara Dubai Creek Harbour bakal menjadi ikon baru dunia. Pembangunan menggunakan rekayasa konstruksi yang sangat canggih.
"Menara Dubai Creek Harbour akan memperkuat reputasi UEA untuk inovasi dan keunggulan dalam arsitektur dan rekayasa konstruksi," ucapnya seperti dilansir dari khaleejtimes, Selasa (11/10).
Gedung ini dirancang oleh arsitek Spanyol-Swiss Santiago Calatrava ini akan dibangun oleh Emaar Properties Dubai, pengembang real estat terbesar di Timur Tengah, yang juga membangun Burj Khalifa pada 2010.
Putra Santiago, Micael Calatrava mengatakan gedung ini akan menjadi ikon baru bagi UEA sekaligus jadi mercusuar dunai. "Kami belum tahu apa yang lebih tinggi di Dubai Creek Harbour, tapi pasti lebih tinggi dari Burj Khalifa," katanya.
Micael mengakui, banyak tantangan yang harus dihadapi dalam membangun gedung pencakar langit ini. Namun, hal itu pasti bisa dilalui karena pihaknya mempunyai insinyur dan mitra berpengalaman.
"Ada banyak tantangan dalam membangun ini, tapi kami punya mita berpengalaman dalam menghadapi tantangan."
Dilengkapi taman gantung dan hotel kelas dunia
Dilansir dari Khaleejtimes, Dubai Creek Harbour bukanlah gedung pencakar langit biasa, namun lebih ramping ke atas. Desain ini membangkitkan citra menara yang ditanam ke dalam tanah dengan pondasi dan kabel yang kuat.
Di gedung ini nantinya akan dibangun dek observasi, taman gantung, hotel dan butik kelas dunia serta fasilitas wisata lainnya. Desain gedung telah dipilih secara kompetitif dari beberapa arsitek dunia dan akhirnya dimenangkan oleh arsitek Spanyol-Swiss Santiago Calatrava. Gedung ini nantinya juga memiliki fitur dan aspek khas Islam.
Pada malam hari, Dubai Creek Harbour akan memancarkan cahaya menjadi mercusuar dunia. Puncaknya didesain seperti kuncup bunga menjadi elemen mengambang di puncak gedung. Luas gedung ini nantinya mencapai dua kali lipat Downtown Dubai dan lokasinya sangat dekat dengan Bandara Dubai atau hanya sekitar 10 menit saja.
"Proyek ini sangat ambisius dan belum pernah ada sebelumnya. Desain membutuhkan rekayasa presisi tinggi di semua aspek," keterangan kontraktor pembangunan gedung, Emaar Properties Dubai.
Ketua Dubai Holding Mohammad, Al Gergawi mengatakan, ground breaking proyek ini menjadi momen bersejarah UEA. Gedung yang rencananya selesai 2020 mendatang ini akan menjadi kebanggaan UEA dan meningkatkan reputasi kota serta pertumbuhan ekonomi.
Lulus tes kecepatan angin
Perdana Menteri dan Wakil Presiden Uni Emirat Arab (UAE), Sheikh Mohammed Bin Rashid Al-Maktoum melakukan penggalian pondasi pertama atau groundbreaking pembangunan proyek satu USD 1 miliar yaitu Menara Dubai Creek Harbour. Menara yang ditarget selesai pada 2020 ini akan menjadi gedung tertinggi di dunia, melampaui Burj Khalifa setinggi 828 meter, juga terletak di Dubai.
Tinggi gedung ini diperkirakan hampir 1 kilometer (Km) atau 100 meter lebih tinggi Burj Khalifa. Meski demikian, rencana pembangunan gedung ini sudah melewati uji tes kecepatan angin.
Dilansir dari Thenational, angin merupakan salah satu tantangan terberat dalam membangun gedung pencakar langit. Namun, pengembang Emaar Properties telah mengonfirmasi bahwa mereka telah menyelesaikan tes terowongan angin Dubai Creek Harbour.
Emaar mengakui, tes kecepatan angin sangat penting dalam menentukan desain gedung. Arsitek Spanyol-Swiss Santiago Calatrava Valls menambahkan bahwa mereka telah menghitung komponen penting dan melakukan rekayasa inovatif agar gedung tertinggi bisa berdiri dengan megahnya.
Tes kecepatan angin melibatkan 12 analis yang menggunakan metode berbeda-beda. Selain angin, mereka juga melakukan tes perubahan iklim, termasuk meneliti data cuaca di daerah tersebut. Studi seismik juga dilakukan pada tanah dibangunnya gedung pencakar langit ini.
"Ini untuk menjamin keamanan maksimum dan stabilitas bangunan. Desain bangunan juga mencakup beberapa sistem peredam pada titik berbeda di setiap ketinggian," kata Emaar.
Â
(mdk/idr)