Freeport bohong soal keuntungan, Dahlan kejar tunggakan dividen
Dahlan Iskan: Saya tahu Freeport untung Rp 6 Triliun, makanya kita minta terus (dividen).
Alasan utama PT Freeport Indonesia menunggak memberikan dividen kepada pemerintah karena perseroan mengaku bisnis pertambangan yang dikelolanya belum memberikan keuntungan.
Namun fakta berkata lain. Dari laporan keuangan Freeport tahun lalu, perusahaan pertambangan yang berafiliasi ke Amerika Serikat ini mencatat keuntungan dengan indikator meningkatnya volume penjualan emas maupun tembaga dari tambangnya.
-
Di mana Dahlan Djambek lahir? Pria yang lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada tahun 1925 ini merupakan putra dari ulama besar yang tersohor di Minangkabau yaitu Syekh Muhammad Djamil Djambek.
-
Kapan Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB) dibentuk? Dilansir dari kanal YouTube Bimo K.A, Daerah Istimewa Kalimantan Barat terbentuk pada tahun 1946.
-
Di mana Badr Dahlan ditahan? Jadi Mimpi Buruk Dahlan ditahan di wilayah Khan Younis bersama sejumlah warga Palestina tak berdosa lainnya.
-
Kapan Frederik Kiran diwisuda? “Kemarin, wisuda Kiran Sekolah Sevenoaks, angkatan 2024, hari kelulusan,” tulis Kartika di akun Instagram pribadinya.
-
Kapan Subramaniam Iswaran dijatuhi dakwaan tambahan? Pada bulan Maret tahun ini, Iswaran dijatuhi delapan dakwaan tambahan yang menuduh ia memperoleh barang-barang seperti sepeda Brompton, satu set tongkat golf, dan wiski dari tokoh lain: bos perusahaan konstruksi Lum Kok Seng.
-
Kapan Sumatra Thawalib resmi didirikan? Pada tahun 1918, nama Koperasi Pelajar berubah menjadi Sumatra Thawalib yang dicanangkan oleh Ichwan, El Yunusy, Jalaluddin Thalib, dan Inyiak Mandua Basa pada tahun 1919.
Tercatat kenaikannya sebesar 6,2 persen atau menjadi USD 4,34 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yakni USD 4,09 miliar. Mengetahui kebohongan yang dilakukan Freeport, Kementerian BUMN ngotot meminta deviden kepada Freeport. Namun, dividen yang akan diminta dalam bentuk interm.
"Iya saya tahu Freeport untung Rp 6 Triliun, makanya kita minta terus, minta terus," ujar Menteri BUMN, Dahlan Iskan usai rapat pimpinan di Kantor Re-Indo, Jakarta, Kamis (17/4).
Dahlan mengakui, dalam RUPS Freeport diputuskan tidak memberikan dividen ke pemerintah lantaran saham pemerintah di perusahaan tambang emas terbesar di dunia itu hanya 9,3 persen. Freeport terus berkelit dengan bermacam alibi.
"Hasil RUPS memutuskan tidak memberi dividen, terus BUMN tidak setuju, tapi mereka bilang tidak bisa karena masih ada keperluan lain-lain. Terus pemungutan suara, hasilnya tidak bayar. Saham 9,3 persen tidak ada artinya, karena itu kita masih usahakan," jelasnya.
Karena itu langkah yang diambil adalah meminta dividen interm. Pasalnya, "Bagaimana meminta deviden interim, bagaimana cara itu teknis lah terserah mereka," tegasnya.
Sebelumnya, Ketiadaan pembayaran dividen PT Freeport Indonesia kepada semua pemegang saham, termasuk ke perusahaan induk dan pemerintah Indonesia, disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain, volume penjualan tembaga dan emas yang menurun karena kadar bijih yang rendah, gangguan operasi tambang, penurunan harga komoditas global.
Kemudian, penggunaan arus kas untuk investasi sekitar USD 1 miliar guna mendukung pengembangan tambang bawah tanah pada 2017. Tambang bawah tanah ini selanjutnya akan menjadi tumpuan kegiatan penambangan PTFI.
Hal tersebut diungkapkan oleh Vice President Corporate Communications Freeport Indonesia Daisy Primayanti, dalam siaran pers diterima merdeka.com, Sabtu (28/3).
Adapun kondisi keuangan perusahaan di pengaruhi oleh perubahan harga komoditas global, kinerja operasi dan gangguan operasi tambang. Kemudian, kebutuhan kas untuk menjalankan operasi pertambangan, investasi untuk mengembangkan sumber daya dan menjamin produksi di masa mendatang.
"Lalu pembayaran utang dan faktor keuangan dan ekonomi lainnya yang dianggap relevan oleh dewan direksi," katanya.
(mdk/noe)