Gagal Jadi Dokter karena Orang Tua Tak Mampu, Pria Ini Jadi Raja Properti Tajir Melintir
Pria ini lahir pada tanggal 26 Maret 1952 di Surabaya, Jawa Timur, dengan nama Ang Tjoen Ming.
Pria ini berasal dari keluarga yang kurang beruntung soal ekonomi. Ayahnya adalah seorang pembuat becak dan Ibunya memiliki toko pakaian.
- Cara Mudah Cek Saldo Tapera Setelah Gaji Dipotong untuk Bayar Iuran
- Hanya Lulusan SD dan Buka Toko Kelontong, Pria Ini Pernah Jadi Orang Terkaya Nomor 2 di Indonesia dengan Harta Rp222 Triliun
- Kisah Raja Tambang Batu Bara Hingga Menjadi Orang Terkaya Nomor 2 Indonesia, Hartanya Rp417 Triliun
- Lahir dari Keluarga Miskin dan Putus Kuliah, Bayu Sukses Bisnis Percetakan Setelah Daftar Haji
Gagal Jadi Dokter karena Orang Tua Tak Mampu, Pria Ini Jadi Raja Properti Tajir Melintir
Dato Sri Tahir adalah seorang konglomerat Indonesia yang namanya masuk dalam daftar orang terkaya di dunia. Dia memiliki berbagai bidang jenis usaha.
Dato Sri Tahir terkenal sebagai pendiri Mayapada Group. Kekayaan dan pencapaian Dato Sri Tahir adalah buah kerja kerasnya sejak dulu. Dia dikenal sebagai pengusaha yang tidak mudah menyerah.
Melansir dari berbagai sumber pada Kamis (16/5), Dato Sri Tahir lahir pada tanggal 26 Maret 1952 di Surabaya, Jawa Timur, dengan nama Ang Tjoen Ming. Dia berasal dari keluarga yang kurang beruntung soal ekonomi. Ayahnya adalah seorang pembuat becak dan Ibunya memiliki toko pakaian.
Dato Sri Tahir menyelesaikan pendidikan menengah di SMA Kristen Petra Surabaya pada 1971. Kemudian bercita-cita menjadi dokter.
Namun karena orang tuanya tidak bisa membiayai kuliah kedokteran, Dato Sri Tahir terpaksa mengubur dalam cita-citanya dan beralih ke wirausaha membantu usaha orang tuanya.
Latar belakang ekonomi keluarga kurang berada membuat mental Dato Sri Tahir ditempa dalam membangun usaha. Melalui ibunya, Tahir banyak belajar cara berdagang, seringkali ibunya menyuruh Tahir menjual barang ke Pasar Baru dan Mangga Dua di Jakarta. Dengan senang hati Dato Sri Tahir membantu kedua orang tuanya.
Hingga di usia yang ke-20 tahun, kecerdasan membawa Dato Sri Tahir ke jalan yang beruntung. Dia mendapatkan beasiswa kuliah jurusan bisnis di Nanyang Technological University, Singapura.
Dato Sri Tahir pergi ke singapura dan berkuliah di sana. Meski sempat kekurangan biaya juga karena ayahnya sakit keras, Dato Sri Tahir berhasil menyelesaikan kuliahnya sambil berjualan di Singapura.
Dia kemudian meraih gelar Sarjana di bidang Manajemen pada tahun 1976.
Dato Sri Tahir lalu menikah dengan Rosy Riady, anak Mochtar Riady di umur 22 tahun. Perkenalan Dato Sri Tahir dan Rosy Riady berkat Mu’min Gunawan, bos Bank Panin.
Mu’min Gunawan yang merupakan ipar Mochtar Riady menilai Dato Sri Tahir cocok mendampingi Rosy Riady.
Dato Sri Tahir Kembali Jual Barang
Orang tua Dato Sri Tahir mendukung putranya berwirausaha seiring bisnisnya terus berkembang. Dato Sri Tahir diminta kembali menjual barang. Kali ini, bukan ke Jakarta saja, melainkan ke Singapura juga.
Setelah menginjak 35 tahun, Dato Sri Tahir kembali melanjutkan pendidikan dan mendapatkan gelar Master of Business Administration dari Golden Gate University, Amerika Serikat tahun 1987.
Menyadari peluang bisnisnya besar, pada tahun 1986 Dato Sri Tahir memberanikan diri membangun bisnis. Dia memulai usahanya sebagai pendiri PT Mayapada Group. Melalui Bank Mayapada, karir bisnis Tahir mulai pesat.
Hingga saat ini, lini bisnis Mayapada Group merambah ke banyak sektor. Tidak hanya di sektor keuangan tapi juga kesehatan, properti, ritel khusus, media, serta pertambangan dan energi.
Dato Sri Tahir juga berhasil meraih gelar doktor dalam bidang Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 2019.
Kemudian pada tahun 2023, Tahir Family menjadi orang terkaya di Indonesia ke-14 dengan total kekayaan USD 4,2 Billion atau Rp66,9 triliun.
Berdasarkan data Forbes real times billionaire, Kamis (16/5), nama Tahir family berada pada tingkat ke-8 orang terkaya Indonesia dan peringkat ke-630 di dunia.
Kekayaan Tahir Family tercatat sebesar USD5 billion atau setara dengan Rp79.6 triliun.
Dato Sri Tahir berencana membangun rumah sakit Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara. Dia mengucurkan dana investasi sekitar Rp500 miliar untuk pembangunan rumah sakit sekaligus dormitory di IKN.
Estimasi pembangunan selesai pada April 2024 dan berharap dapat beroperasi pada Juli 2024 mendatang.