Gara-Gara Cuaca, IKN Tahap Awal Hanya Bisa Tampung 1.700 PNS, Meleset dari Target 30.000 Orang
Pembangunan hunian PNS di IKN masih bertumpu pada modal APBN. Sebab, belum ada investasi yang masuk untuk ikut membangun.
Direktur Utama PT Bina Karya (Persero), Boyke Soebroto menyebut bahwa pengerjaan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) beberapa waktu lalu terkendala permasalahan cuaca. Akibatnya, lebih sedikit populasi aparatur sipil negara (ASN) atau PNS tahap awal yang bisa dipindahkan ke ibu kota baru.
- Anak Usaha PTPN I Target Pembersihan Areal HGU 100 Hektare Selesai Akhir Tahun 2024
- Kepala Badan Otorita IKN Mundur, Basuki Harap Investasi Jalan Terus
- Dana APBN Terpakai untuk Pembangunan Ibu Kota Nusantara Baru Rp4,8 Triliun dari Target Rp39,8 Triliun
- Airlangga Tinjau PSN Pelabuhan Patimban: Ditargetkan Rampung 2029 & Habiskan Investasi Rp40 Triliun
Boyke mengungkapkan, pengerjaan hunian ASN dalam bentuk tower rumah susun (rusun) terkendala oleh anomali cuaca. Sehingga menyebabkan jumlah PNS yang bakal berpindah ke IKN di tahap awal lebih sedikit dari yang ditargetkan.
"Rencananya sebelumnya ada 30.000 PNS yang akan datang. Tapi karena faktor cuaca, pembangunan hunian ASN tidak sesuai harapan semula. Jadi yang pindah hanya 1.300 orang," ungkapnya dalam acara penandatanganan pembangunan 40 tower rusun ASN di Jakarta, Kamis (25/).
Terlebih, pembangunan hunian ASN di IKN masih bertumpu pada modal APBN. Sebab, belum ada investasi yang masuk untuk ikut membangun rumah PNS di IKN lewat skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
"Makanya hari ini pasca penandatanganan kesepakatan kerja sama, kita harus buat timeline. Supaya ujungnya bisa eksekusi yang sudah direncanakan, antara pembangunan hunian ASN dan pendanaannya," tutur Boyke.
Adapun untuk pembangunan rusun ASN menggunakan APBN telah dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Melalui Penandatanganan Kontrak Paket Pekerjaan Pembangunan 46 Tower Rumah Susun ASN-Hankam di KIPP IKN pada Jumat, 25 Agustus 2023 lalu.
Pada kegiatan tersebut, penandatanganan kontrak 6 Paket Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun Pembangunan 47 tower Rumah Susun ASN dan Hankam dan 2 Paket Manajemen Konstruksi.
Meliputi, Paket Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun Pembangunan Rumah Susun Polri dan BIN oleh Kerja Sama Operasi (KSO) Adhi-Nindya-Wiratman.
Kedua, Paket Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun Pembangunan Rumah Susun Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) oleh PT Wijaya Karya Bangunan Gedung.
Ketiga, Paket Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun Pembangunan Rumah Susun ASN 1 oleh PP-Urban-Jaya Konstruksi KSO. Kemudian, Paket Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun Pembangunan Rumah Susun ASN 2 oleh PT Hutama Karya.
Lalu, Paket Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun Pembangunan Rumah Susun ASN 3 oleh PT Waskita Karya. Terakhir, Paket Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun Pembangunan Rumah Susun ASN 4 oleh Brantas Abipraya-Deta, KSO.
Sedangkan untuk 2 Paket Manajemen Konstruksi Pembangunan 47 tower Rumah Susun ASN meliputi, Paket Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Rumah Susun ASN 1-2 oleh PT Wiratman Cipta Manggala-PT Pola Teknik Konsultan-PT Bangun Sejajar Prima (KSO). Kedua, Paket Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Rumah Susun ASN 3-4 oleh PT CEC KSO PT CCM-PT ARETAS.