Gubernur Keluhkan Mahalnya Harga Tiket Pesawat: Pariwisata Sumbar Kembali Tiarap Seperti saat Covid-19
Desember 2023 hingga Mei 2024, bencana datang silih berganti mulai dari letusan gunung, banjir bandang mengakibatkan sektor pariwisata kembali goyang.
Pada 2023 melalui gerakan Visit Beautiful West Sumatera (VBWS), jumlah pergerakan wisata yang ditargetkan sebanyak 8,2 juta orang bisa tercapai 11 juta orang.
Gubernur Keluhkan Mahalnya Harga Tiket Pesawat: Pariwisata Sumbar Kembali Tiarap Seperti saat Covid-19
Gubernur Keluhkan Mahalnya Harga Tiket Pesawat: Pariwisata Sumbar Kembali Tiarap Seperti saat Covid-19
- Kabar Gembira, Harga Tiket Pesawat Turun Jelang Libur Natal dan Tahun Baru 2025
- Pemerintah Tak Bisa Jamin Harga Tiket Pesawat Bisa Turun Jelang Tahun Baru 2025
- Menhub Budi Beberkan 4 Cara Turunkan Harga Tiket Pesawat Dalam Negeri, Mayoritas soal Pajak dan Avtur
- Pemerintah Beri Sinyal Swasta Boleh Jual Avtur Agar Harga Tiket Pesawat Jadi Murah
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat meminta dukungan dari Komisi X DPR RI yang membidangi pariwisata untuk mencarikan solusi tingginya harga tiket pesawat domestik yang menjadi kendala pengembangan wisata daerah.
"Sektor pariwisata merupakan salah satu andalan Sumbar untuk meningkatkan pendapatan daerah. Namun harga tiket pesawat Jakarta-Padang yang relatif mahal menjadi salah satu kendala yang sulit dihadapi," kata Gubernur Sumbar, Mahyeldi dikutip dari Antara Padang.
Dia mengatakan itu saat menerima kunjungan Anggota DPR RI Komisi X yang tergabung dalam Tim Panitia Kerja (Panja) RUU tentang Kepariwisataan di Padang.
Menurut Mahyeldi sektor pariwisata Sumbar sebenarnya baru saja pulih dari dampak Covid-19. Pada 2023 melalui gerakan Visit Beautiful West Sumatera (VBWS), jumlah pergerakan wisata yang ditargetkan sebanyak 8,2 juta orang bisa tercapai 11 juta orang.
Namun Desember 2023 hingga Mei 2024, bencana datang silih berganti mulai dari letusan gunung, banjir bandang hingga banjir lahar hujan mengakibatkan sektor pariwisata kembali goyang.
Jumlah pergerakan wisatawan menurun cukup signifikan.
"Pelaku industri pariwisata menjadi khawatir kondisi pariwisata Sumbar akan kembali tiarap seperti saat Covid-19. Karena itu perlu upaya dan kalau mungkin stimulus agar sektor pariwisata bisa bertahan," katanya.
Dia menilai jika persoalan mahalnya tiket pesawat bisa diatasi dengan dukungan DPR RI, sektor pariwisata Sumbar diyakini bisa bertahan bahkan bisa berkembang lebih pesat.
"Berdasarkan data yang ada, kemampuan fiskal Sumbar saat ini berada di level menengah, tetapi menjadi yang tertinggi di level tersebut. Kami berharap dengan berkembangnya sektor pariwisata bisa meningkatkan kemampuan fiskal daerah," katanya.
Rombongan Komisi X DPR RI yang tergabung dalam Tim Panja RUU tentang Kepariwisataan dipimpin oleh Ketua Tim Panja Prof Djohar Arifin Husin.
Kunjungan yang dilakukan untuk menjaring masukan dan informasi tentang kepariwisataan langsung dari daerah. Informasi dan masukan tersebut nantinya akan masuk dalam pembahasan Panja Kepariwisataan.