Harga Gas Elpiji Non-Subsidi Naik, Pedagang Warteg Khawatir Gas Melon Langka
Pertamina menaikkan harga jual Bright Gas 3 Kg menjadi Rp58.000 per tabung, Bright Gas 5,5 kg Rp100.000 per tabung, Bright Gas atau Elpiji 12 kg Rp213.000 per tabung, dan EaseGas 14 Kg Rp246.000 per tabung.
PT Pertamina (Persero) resmi menaikkan harga Liquified Petroleum Gas (LPG) nonsubsidi. Kenaikan harga elpiji 5,5 Kg dan 12 Kg tersebut naik membuat pedagang warteg khawatir. Mereka khawatir keputusan Pertamina ini nantinya akan membuat stok LPG Subsidi 3 kilogram (kg) langka.
Ketua Koordinator Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara), Mukroni mengungkapkan, dengan adanya kenaikan harga di LPG nonsubsidi, dikhawatirkan banyak konsumen beralih ke LPG subsidi alias LPG tabung melon. Sehingga, nantinya malah akan mengurangi stok LPG 3 kg di pasaran.
-
Apa yang dijual oleh mantan tukang cuci piring tersebut di gerobak bajaj? Sesuai namanya, menu yang dijual adalah beberapa jenis pasta, spageti dan varian pizza.
-
Kapan harga emas Antam naik? Harga emas Antam mengalami kenaikan sebesar Rp5.000 per gram pada Jumat (5/7/2024) pagi.
-
Apa yang dijual oleh nenek Niah? Nenek yang bernama Niah itu hidup sendirian dan harus bekerja untuk mencari uang demi memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Nenek Jualan Rujak Tengah Malam Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @xbankriba memperlihatkan seorang nenek sepuh bernama Niah yang ketiduran di pinggir jalan saat tengah malam.
-
Apa yang dijual Epy Kusnandar di warungnya? Warung bernama Warung Sambal Dadak ini berlokasi di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, dan menawarkan pengalaman kuliner unik dengan buka dari jam 3 pagi.
-
Apa yang dijual di warung Bu Ratmini dan Pak Wiarji? Pak Wiarji bercerita, di warung itu ia dan istrinya menjual aneka makanan dan minuman. Namun tak semua makanan bisa mereka hidangkan. Bu Ratmini mengaku sudah tidak bisa lagi memasak gorengan karena keterbatasan fisik yang ia miliki.
-
Kapan harga gula di Boyolali naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi.
"Pedagang warteg masih banyak menggunakan elpiji melon 3 Kg, yang tidak kmi harapkan ada migrasi pengguna gas 12 kg ke 3 kg gas melon, karena ada perbedaan harga yang banyak," kata dia kepada Liputan6.com, Senin (11/7).
Diketahui, Pertamina menaikkan harga jual Bright Gas 3 Kg menjadi Rp58.000 per tabung, Bright Gas 5,5 kg Rp100.000 per tabung, Bright Gas atau Elpiji 12 kg Rp213.000 per tabung, dan EaseGas 14 Kg Rp246.000 per tabung.
Sementara di tingkat konsumen harga isi ulang LPG 3 Kg yang mendapat subsidi pemerintah masih berada di kisaran Rp21.000 per tabung. Dengan porsi sekitar 6 persen dari total konsumsi LPG nasional.
Melihat perbedaan harga yang cukup jauh tersebut, Mukroni khawatir akan mempengaruhi penyediaan stok LPG 3 kg di pasaran. Dia pun meminta pemerintah mampu mengontrol ketersediaan LPG 3 kg subsidi itu bagi pelaku usaha warteg.
"Kami harapkan pemerintah memantau kesediaan gas melon untuk usaha kecil termasuk warteg yang jumlah outlet atau gerai di Jabodetabek kurang lebih 50 ribu gerai. Artinya di masa daya beli belum pemerintah malah menambah beban dengan adanya kelangkaan stok gas 3 kg/melon," paparnya.
Belum Terjadi Kelangkaan
Namun demikian, Mukroni mengaku sejak kenaikan diberlakukan papda 10 Juli 2022, belum ada keluhan dari pedagang warteg yang tergabung dalam Kowantara. Alasannya, karena disinyalir pedagang warteg masih memiliki stok LPG 3 Kg.
"Belum ada suara-suara kesulitan dari teman-teman, mungkin nunggu seminggu, karena bisa aja pedagang warteg masih ada stok," katanya.
Dia mengaku, terkait kebutuhan di satu warteg, bisa mencapai 3 tabung LPG 3 Kg per hari. Namun, ini kembali pada tingkat omset masing-masing warteg "Tergantung omzetnya, kalau di atas Rp 1-3 juta omsetnya bisa 3 tabung perhari," katanya.
Mengacu pada pengalaman ke belakang, ia mengaku pasca adanya kenaikan harga, stok gas LPG 3 kg di pasaran cukup sulit ditemui. Meski, dalam beberapa hari stok kembali memenuhi gerai-gerai pembelian LPG 3 kg.
Reporter: Arief Rahman Hakim
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)