Harga telur naik, Kementerian Pertanian diminta ikut bertanggung jawab
Naiknya harga telur maupun daging ayam ras sejak bulan Ramadan disinyalir disebabkan oleh adanya kelangkaan pakan ternak dalam proses produksinya. Swasembada bahan pakan tak tercapai, yang pada akhirnya menyebabkan biaya produksi menjadi kian tinggi.
Naiknya harga telur maupun daging ayam ras sejak bulan Ramadan disinyalir disebabkan oleh adanya kelangkaan pakan ternak dalam proses produksinya. Swasembada bahan pakan tak tercapai, yang pada akhirnya menyebabkan biaya produksi menjadi kian tinggi.
Oleh karena itu, Kementerian Pertanian harus bertanggungjawab terhadap kenaikan harga ini. Program upaya khusus padi, jagung dan kedelai (upsus pajale) besutan Kementerian Pertanian tak bisa sepenuhnya berkontribusi pada industri pakan.
-
Di mana harga bahan pangan di pantau? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Mengapa temuan ini sangat berharga? Mengingat sebagian besar provinsi berada di bawah kendali negara Jin pada masa ini, temuan ini sangat berharga untuk penelitian negara-negara feodal di wilayah selatan Shanxi selama periode Zhou Barat dan interaksinya dengan negara bagian Jin.
-
Kenapa harga beras di Jawa Tengah naik? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
-
Kenapa harga beras melonjak tinggi? Harga beras yang melambung tinggi memaksa warga antre panjang untuk membeli beras murah. Warga menilai pemerintah gagal menjaga pasokan bahan pangan yang berujung pada melonjaknya harga yang ditanggung oleh masyarakat.
-
Siapa yang terdampak dengan naiknya harga kedelai di Purwakarta? Naiknya harga kedelai sejak awal November membuat produsen tahu menjerit Harga kedelai mengalami kenaikan sejak awal November lalu. Hal ini cukup berdampak kepada para produsen tahu yang memakai kedelai sebagai bahan baku utama.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
"Problemnya bukan hanya masalah produksi, namun juga kontinuitas. Jangan dilihat ketika panen jagung, terus kita swasembada. Jagung masih diragukan bisa memasok kebutuhan industri pakan," urai Ketua Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka) Yeka Hendra Fatika melalui siaran pers, Sabtu (21/7).
Untuk tahun ini, sasaran upsus adalah peningkatan produksi jagung menjadi 33,08 juta ton. Angka produksi ini bisa dicapai dengan dukungan program 4 juta hektare (ha) lahan, alat dan mesin pertanian serta bantuan pembinaan. Namun, Yeka menilai, konsistensi menjadi persoalan.
Dalam setahun kebutuhan industri pakan hanyalah 8 juta ton. Jika dirata-rata, kebutuhan per bulan berkisar 660.000 ton. Namun, budaya petani yang menanam jagung, padi dan palawija secara bergantian tiap musim menyebabkan produksi jagung tak merata sepanjang tahun.
"Pada saat yang sama, depresiasi Rupiah juga turut mendorong lonjakan harga pakan. Hal ini karena bungkil kedelai masih harus didatangkan dari luar negeri," jelas Yeka.
Meroketnya harga telur sebulan terakhir juga disebabkan minimnya pasokan akibat berkurangnya populasi ayam petelur. Hal ini diakibatkan banyaknya pelaku usaha skala kecil yang bangkrut ketika harga jatuh dua tahun lalu.
Yeka memperkirakan setidaknya 30 persen peternak ayam kecil yang terpaksa menutup usahanya akibat harga telur yang terlalu rendah. Faktor lain yang lebih berpengaruh, adalah adanya penyebaran penyakit yang ditemui di beberapa sentra penghasil telur, yang menyebabkan tingkat kematian hingga 40 persen sampai 100 persen.
Menurut Yeka, fenomena penurunan produktivitas ini terjadi setelah adanya larangan pengunaan antibiotic growth promoter (AGP). "Penyakit yang menyebabkan produktivitas lebih massif dan inilah yang menyebabkan biaya produksi mahal. Akibatnya, harga telur juga menjadi mahal. Tanpa adanya upaya dari pemerintah membenahi masalah ini, biaya produksi akan tetap mahal dan berimbas pada harga telur," jelasnya.
Peneliti Indef, Ahmad Heri Firdaus mengungkapkan hal senada. Masalah mengenai pakan ternak ini terlihat dari kurangnya suplai jagung khusus untuk pakan ternak yang bisa dihasilkan dari dalam negeri. Sementara itu, sudah sejak tahun lalu diketahui ada pembatasan impor jagung. Pembatasan mengenai impor jagung ini diputuskan lewat Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 57 Tahun 2015.
"Intinya masalah di pakannya ini cukup krusial. Itu berdampak terhadap outputnya, dalam hal ini adalah telur dan daging ayam," ujar Heri di kesempatan berbeda.
Jika suplai pakan saja sudah langka, bisa dipastikan biaya produksi telur maupun ayam ras melambung tinggi. Pasalnya, komponen pakan dalam peternakan ayam maupun unggas lainnya bisa mencapai 20 sampai 30 persen.
Di sisi lain, mengharapkan suplai nasional jagung untuk pakan ternak ibaratnya bertaruh seorang diri karena kerap produksi jagung tidak berkelanjutan sepanjang tahun. Padahal, peternakan membutuhkan asupan yang tetap.
"Sementara impornya itu kadang dibuka, kadang ditutup. Akhirnya kalau ditutup, harusnya pastikan dulu pasokan lokalnya mencukupi tidak," jelas Heri.
Untuk mengantisipasi kenaikan harga, Kementerian Perdagangan telah melakukan intervensi pasar yang dilakukan kementeriannya. Keputusan ini merupakan kebijakan yang diambil setelah Enggar menggelar rapat dengan para pengusaha perunggasan, mulai dari pengusaha pakan ayam, pengusaha ayam broiler sampai pengusaha telur dari berbagai daerah.
"Kami siapkan langkah intervensi pasar dengan meminta para integrator yang besar untuk mengeluarkan stoknya dan kami akan lakukan penjualan langsung di pasar jika harga tidak turun dalam seminggu," tutur Menteri Enggartiato, Senin (16/7) lalu.
Pemerintah mendesak para distributor telur ayam untuk menurunkan harga jual komoditas tersebut secara perlahan dalam waktu sepekan. Ini seiring kondisi pasokan yang sudah membaik usai Lebaran 2018.
Enggar memastikan, mahalnya harga telur maupun ayam ras saat ini bukan disebabkan aksi penimbunan. Hal ini lantaran kedua komoditas tersebut bukan barang yang tahan lama dan membutuhkan biaya untuk menahannya didalam peternakan atau gudang.
Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan para produsen sepakat turut mengurangi kadar obat-obatan pada ayam ternak. Libur Lebaran juga dinilainya berpengaruh. "Dari sisi suplai ke pasar terjadi pengurangan yang disebabkan masa libur yang panjang. Ternyata mereka yang bekerja di peternakan ini mau cuti," jelasnya.
Baca juga:
Mentan: Saat harga telur rendah, banyak peternak gulung tikar
Mentan Amran: Perbedaan harga telur di peternak dengan pedagang pasar sangat jauh
Cerita masyarakat tak makan telur saat harga tembus Rp 30.000 per Kg
Bawa peralatan masak, emak-emak protes kenaikan harga sembako
Prabowo: Harga telur tertinggi selama sejarah Republik Indonesia
Polisi selidiki penyebab harga telur melambung tinggi
4 Jawaban Mendag yang memicu kontroversi soal harga pokok naik