Hari Ini, Rupiah Melemah di Level Rp 14.119 per USD
Rupiah dibuka di level Rp 14.113 per USD atu melemah dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.107 per USD. Rupiah terus melemah usai pembukaan hingga menyentuh level Rp 14.119 per USD. Namun kembali menguat, namun terperosok kembali di level Rp 14.118 per USD.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak melemah di perdagangan hari ini, Selasa (18/2). Pagi ini, Rupiah dibuka di level Rp 14.113 per USD atu melemah dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.107 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah terus melemah usai pembukaan hingga menyentuh level Rp 14.119 per USD. Namun kembali menguat, namun terperosok kembali di level Rp 14.118 per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
Pengamat Ekonomi Faisal Basri mengatakan kestabilan nilai tukar Rupiah masih akan menghadapi tantangan di tahun politik. Meski beberapa waktu lalu rupiah sempat menguat ke level Rp 13.000 di awal tahun, namun saat ini rupiah kembali ke Rp 14.000 per dolar Amerika Serikat (AS).
"Rupiah tidak menguat secara signifikan, masih akan naik turun. Secara psikologis dan historis rupiah masih akan melemah," ujar dia dalam Market Outlook 2019 Mandiri Manajemen Investasi di Jakarta, Rabu (13/2).
Menurut Faisal, tekanan terhadap rupiah masih bersumber dari defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD). Oleh sebab itu, penting bagi pemerintah untuk menurunkan CAD agar rupiah bisa menguat dan stabil di 2019,
"Karena masih CAD, kalau current account ini defisit ya rupiah melemah. Karena CAD ini terdiri dari ekspor impor barang dan jasa. Nah kalau utang kan tidak setiap bulan. Jadi (penguatan) rupiah yang mengandalkan utang tidak akan sustainable. Tapi kalau mengandalkan CAD bisa sustain," kata dia.
Selain itu, meski ekspor dan impor merupakan kegiatan yang wajar dilakukan oleh sebuah negara, namun Indonesia harus bisa menekan impor khususnya untuk barang-barang yang sebenarnya bisa diproduksi di dalam negeri dan menggenjot ekspor nonmigas.
Baca juga:
Rupiah Dibuka di Level Rp 14.118 per USD
Rupiah Kembali Terperosok ke Level Rp 14.130 per USD
Rupiah Kembali Melemah ke Level Rp 14.095 per USD
Faisal Basri: Rupiah Masih akan Bergejolak di Tahun Politik
Rupiah Melemah Tipis ke Level Rp 14.090 per USD
Bos BI: Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD Masih Terlalu Murah