Hati-Hati Pig Butchering, Modus Penipuan Berkedok Kenalan Lewat Medsos Berujung Asmara
Berkembangnya media sosial saat ini ustru dimanfaatkan oleh sindikat penipu dengan modus berkenalan untuk meraup uang dari para warganet.
Hati-Hati Pig Butchering, Modus Penipuan Berkedok Kenalan Lewat Medsos Berujung Asmara
Berkembangnya media sosial saat ini memungkinkan masyarakat bisa berkenalan dengan seseorang di berbagai penjuru dunia.
Bahkan tak sedikit yang beruntung dengan sukses menemukan calon pasangan hidupnya saat bermain medsos.
Namun sayangnya, hal ini justru dimanfaatkan oleh sindikat penipu dengan modus berkenalan untuk meraup uang dari para warganet. Aksi ini dikenal dengan istilah pig butchering scam.
-
Kenapa Situ Cipanten viral di media sosial? Tak ayal, lokasi wisata ini sempat viral di media sosial karena keindahannya, dan didatangi pengunjung dari berbagai daerah.
-
Apa yang dirasakan Betrand Putra Onsu saat melihat ibunya dihujat di media sosial? "Kalau ditanya sedih, bunda tuh cantik, dia cantik banget," ujar Betrand Putra Onsu di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Senin (29/7/2024).
-
Apa yang dilakukan Rumiyati Ningsih di media sosial? Jadi Seorang Selebgram Tuh, beda banget sama suaminya yang kerja di film, Rumiyati malah asyik banget di sosmed, sekarang jadi selebgram nih.
-
Kapan kata penutup pidato penting? Seperti diketahui, bahwa ragam acara seperti seminar, perpisahan, pernikahan hingga acara formal lain membutuhkan sebuah penutup pidato yang penuh kesan yang membuat seluruh rangkaian acara berkesan.
-
Bagaimana pelaku melakukan penipuan? "Kalau mau, ya saya bilang ada Rp50 ribu. Udah, Rp100 ribu aja katanya. Ya sudah, saya kasih Rp100 ribu," terangnya. "Saya disuruh ke atas menghadap ke pimpinan. Katanya kalau ada uang Rp4 juta, saya bisa kerja langsung besok," imbuhnya. Karena korban tak menyanggupi untuk menyerahkan sejumlah uang jutaan rupiah itu, dia diminta menunggu pengumuman hingga sore hari. Sadar dirinya ditipu, korban lantas bergegas keluar dari lokasi.
-
Kata-kata lucu apa yang dibagikan di media sosial? Kata-Kata lucu yang dibagikan di medsos bisa menjadi hiburan bagi orang lain.
Pakar digital Anthony Leong meminta agar warganet Indonesia harus sudah mulai waspada dengan modus ini.
Modus penipuan daring ini ramai dibahas beberapa bulan terakhir dengan korban yang bermunculan di berbagai negara.
Di mana layaknya aksi si Tinder Swindler yang sempat viral akibat mendekati banyak wanita untuk mengambil hati para perempuan tersebut dan menguras harta mereka, modus pig butchering juga memanfaatkan metode pendekatan asmara dalam rangka menipu para korbannya.
"Modus penipuan ini sebenarnya berasal Tiongkok yang berasal dari istilah Shaz Hu Pan yang secara harfiahnya artinya penyembelihan babi alias pig butchering dalam bahasa Inggris. Pelaku kemudian ‘mengemukkan’ korbannya dengan berkenalan lebih jauh serta membangun koneksi yang sangat dekat, layaknya memberikan sinyal mengarah ke asmara atau pertemanan yang intens. Barulah setelah itu pelaku melancarkan aksinya," ujar Anthony di Jakarta, ditulis Sabtu (15/7).
Wakil Sekretaris Jendral Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Wasekjend BPP HIPMI) itu melanjutkan, pelaku biasanya memanfaatkan media sosial seperti Instagram atau Facebook untuk berkenalan dengan korban.
Mulai dari hanya mengucapkan halo sampai memuji postingan atau story menjadi langkah awal pelaku mulai menjerat korbannya.
"Satu hal yang warganet perlu ketahui adalah target dari aksi ini tak hanya satu jenis kelamin saja. Karena perempuan dan laki-laki bisa menjadi korbannya dengan pelaku yang bisa saja memasang profil picture pria tampan atau wanita cantik untuk membuat korbannya lengah sehingga mau berkomunikasi intens. Setelah korban dirasa semakin mudah untuk diajak chat, barulah pelaku menceritakan bahwa dirinya menghasilkan uang banyak melalui investasi kripto," sambungnya.
Pelaku pun merekomendasikan apps atau laman investasi yang dia klaim merupakan platform resmi dan sudah membuat untung banyak orang.
Kemudian, dia membuai korban untuk mengecek platform tersebut dan melihat berbagai data investasi kripto sehingga Anda tertarik. Lalu pelaku meminta korban untuk membuat akun serta berinvestasi.
- Nikahi Adiba Khanza, Begini Potret Rumah Egy Maulana yang Punya Toko Kelontong
- Ditelantarkan Anak-Cucu, Nenek Umur 80 Tahun Datangi Puskesmas Sendirian Minta Disuntik Mati
- Penyumbang Polusi, Ini Bahaya Asap Bakar Sampah Bagi Kehidupan Manusia
- Pesan Jenderal Sigit dan Panglima TNI, Wanti-Wanti Prajurit saat Apel Pengamanan
"Korban yang tertarik kemudian mencoba menanamkan saldo misalnya USD$50-100 dan tak lama kemudian investasi itu meningkat pesat hingga membuat korbannya bersemangat. Dari sinilah pelaku terus 'menggemukan' akun Anda hingga korban melihat ini sebagai investasi yang menjanjikan dan nekat memasukan semua uang yang dimilikinya. Bahkan pelaku sering kali meminta korban untuk mencari uang dengan meminjam untuk terus meningkatkan saldo di akunnya. Setelah korban kehabisan dana, pelaku menutup akun korban di platform tersebut dan memblokir korban," kata CEO Menara Digital itu.
Di Indonesia sudah ada warganet di Instagram yang mengaku diajak berkenalan oleh pengguna yang mencurigakan dan disinyalir dari arah pembicaranya mengarah ke modus pig butchering scam.
Dari sinilah Ketua HIPMI Digital Academy itu meminta warganet lebih berhati-hati lagi saat berkenalan dengan orang baru di media sosial.
"Saya meminta hati-hati akan godaan oleh pengguna media sosial dari luar negeri entah itu pria atau wanita. Jangan mudah terbuai dengan foto palsu yang dipasang. Karena bila tidak waspada maka kita bisa terjerat dalam pig butchering scam dan harta kita bisa terkuras oleh para individu yang tidak bertanggung jawab," pungkasnya.