ICW Soroti Biaya Perawatan Alutsista USD 32,5 Miliar
ICW mempertanyakan rumusan alokasi dana alutsista tersebut. Sebab dalam praktik pengadaannya, ada 5 tahun awal asuransi pembelian alutsista dari produsen, yang terbilang lazim dengan masa hidup peralatan selama 20 tahun
Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW), Adnan Topan Husodo menyoroti alokasi biaya kontijensi serta pemeliharaan dan perawatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) sebesar USD 32,5 miliar.
"Sebenarnya kalau kita persentasekan dengan biaya akuisisinya (USD 79 miliar) itu sudah mencapai 41 persen sendiri, which is itu menjadi tidak masuk akal," kata Adnan dalam sesi webinar, Rabu (9/6).
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Kapan HUT Korps Marinir TNI AL diperingati? Setiap tanggal 15 November diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Korps Marinir TNI AL.
-
Bagaimana prajurit TNI ini bertemu dengan calon istrinya? Lebih lanjut ia menceritakan bahwa awal perkenalan keduanya bermula dari media sosial. Menariknya selama berpacaran 3 tahun mereka hanya bertemu satu kali saja di kehidupan nyata.
-
Apa tugas utama Korps Marinir TNI AL? Sebagaimana kita tahu, Korps Marinir adalah satuan unit pada TNI AL yang memiliki tugas untuk menyelenggarakan operasi amfibi, pertahanan pantai, pengamanan pulau terluar, pembinaan potensi maritim, hingga pembina kekuatan serta kesiapan operasi satuan.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
Dia lantas mempertanyakan rumusan alokasi dana alutsista tersebut. Sebab dalam praktik pengadaannya, ada 5 tahun awal asuransi pembelian alutsista dari produsen, yang terbilang lazim dengan masa hidup peralatan selama 20 tahun.
"Pertanyaannya, dengan lama yang seperti itu wajar enggak ada alokasi dana USD 32,5 miliar, yang itu dialokasikan untuk kontijensi pemeliharaan serta perawatan," ujarnya.
"Jangan-jangan kita ini gemar sekali memilih untuk memelihara dan merawat daripada membeli barang-barang baru," tambah Adnan.
Adnan lantas mengkhawatirkan, jangan-jangan alokasi perawatan alutsista sebenarnya bagian dari subsidi terhadap bunga yang telah dialokasikan sebesar USD 13,39 miliar. Dia mengkalkulasi, jika diprosentasekan dengan biaya total akuisisi alutsista itu sebesar 16,9 persen.
Alokasi Biaya Bunga
Merujuk pada kebijakan pengadaan alutsista, Adnan juga menyoroti alokasi biaya bunga pada akuisisi alat peralatan dan pertahanan keamanan (alpahankam) senilai USD 79 miliar, dengan skema bunga 0,8 persen per tahun dengan jangka waktu pengembalian 20 tahun.
Menurut dia, bunga 0,8 persen tidak lazim karena dalam praktiknya bunga berlaku 4-5 persen dengan tenor maksimal 10 tahun. Sementara dalam skema government to government, bunga bisa turun sampai 3 persen dengan tenor yang sama.
"Inilah yang kemudian ada dugaan, jangan-jangan bunganya juga disubsidi. Dimasukan beban bunga itu di dalam alokasi biaya kontijensi pemeliharaan dan perawatan. Karena memang dari sisi totalnya sudah hampir mendekati separuh dari biaya akuisisi alutsistanya," tuturnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)