IHSG Dibuka Masuk Level 7.000, ini Deretan Saham Rekomendasi Beli Analis
Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka menguat menembus level psikologis 7.000 dengan naik 24,14 poin atau 0,35 persen ke posisi 7.016,53. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 4,57 poin atau 0,45 persen ke posisi 1.018,18.
Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka menguat menembus level psikologis 7.000 dengan naik 24,14 poin atau 0,35 persen ke posisi 7.016,53. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 4,57 poin atau 0,45 persen ke posisi 1.018,18.
Prospek saham PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) Tbk (MTEL) memiliki potensi bagus untuk dikoleksi. Hal itu karena fundamental MTEL sangat solid. Kinerja MTEL sepanjang tahun 2021 mengesankan dan bahkan di atas ekspektasi analis.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Bagaimana Indah Permatasari berbelanja di pasar? Indah bangun pagi untuk pergi berbelanja di pasar tradisional yang ditujunya.
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Apa penyebab naik turunnya harga saham? Prinsip Ekonomi Dasar: Hubungan antara Penawaran dan Permintaan Saat banyak orang mencari suatu barang, stoknya akan terbatas sehingga harganya cenderung akan naik.
-
Siapa yang merencanakan aksi teror di Bursa Efek Singapura? Pendalaman itu dibenarkan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar bahwa YLK memang hendak merencanakan aksi teror ini pada 2015 silam.
-
Apa yang Indah Permatasari beli di pasar? Selain membeli ikan dan ayam, ia juga membeli berbagai jenis sayuran dan bahan makanan lainnya.
Analis senior pasar modal PT Samuel Sekuritas Indonesia, Yosua Zisokhi, merekomendasikan beli (buy) saham MTEL. “Saham MTEL layak dikoleksi atau beli di harga sekarang,” katanya, Jakarta, Kamis (17/3).
Yosua mengemukakan, secara fundamental MTEL cukup baik. “Kalau saya lihat, secara fundamental cukup oke dan masih ada ruang bagi saham MTEL bergerak naik. Itu karena saham MTEL cukup murah di harga sekarang secara valuasi," ujarnya.
Tahun lalu, MTEL memperoleh dana initial public offering (IPO) sebesar Rp18,8 triliun. Dengan dana IPO sebesar itu, demikian Yosua, akan sangat mudah diolah oleh MTEL untuk memperoleh menara baru guna mendapatkan pundi-pundi revenue ke depan.
MTEL membukukan pertumbuhan pendapatan tahun 2021 sebesar 11 persen menjadi Rp6,87 triliun, jika dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp6,18 triliun. MTEL juga berhasil meningkatkan EBITDA pada 2021 mencapai Rp5,18 triliun, meningkat 23,9 persen dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp4,18 triliun.
Selain itu, MTEL juga melakukan banyak efisiensi, terutama dari depresiasi. Itu membuat laba bersih MTEL meningkat signifikan mendekati 130 persen menjadi Rp1,38 triliun, dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp602 miliar. Ini diikuti margin laba bersih MTEL yang meningkat mencapai 20,1 persen tahun lalu, dari sebesar 9,7 persen pada 2020.
“Pencapaian kinerja MTEL tahun lalu itu melebihi ekspektasi kami. Karena kami perkirakan sedikit di bawah itu. Tapi secara umum sangat bagus bagi MTEL untuk memulai tahun 2022,” katanya.
Pada tahun 2022 ini, MTEL dikabarkan akan mengakuisisi menara lagi. “Itu yang kita tunggu-tunggu. Apalagi sekarang MTEL memiliki dana besar setelah IPO puluhan triliun, itu akan dipakai untuk akuisisi. Saya pikir, ini sangat baik dan bagus untuk kinerja MTEL,” pungkas Yosua.
MTEL tahun lalu mengakuisisi 8.139 menara Telkomsel dan 798 tower Telkom. Hal ini membuat pendapatannya tumbuh. Pendapatan itu didapat MTEL dari penyewaan kontrak menara dengan durasi sekitar 10 tahun. Ini sangat bagus untuk ke depannya.
“Jadi otomatis, dalam 10 tahun ke depan, MTEL mendapatkan pendapatan sebesar yang didapat tahun 2021. Nah, untuk menambah pendapatan dan laba bersih, MTEL cukup menambah sekitar 500 -750 menara baru per tahun. Itu sudah sangat oke,” katanya.
Yosua menambahkan, konsolidasi yang dilakukan oleh Grup Telkom membuat MTEL sangat kuat. Jika dibandingkan dengan yang lain, MTEL menjadi salah satu yang terbesar, sehingga daya beli dan daya tawar MTEL cukup kuat apalagi didukung oleh Grup Telkom, dimana Telkomsel menjadi tulang punggung dari pendapatan MTEL.
“Kalau kita lihat ke depan dengan 5G yang masif, kebutuhan akan menara sangat tinggi,” tutup Yosua.
Rekomendasi Saham Lainnya
CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, pola gerak IHSG menunjukkan sedang berusaha mencetak rekor ATHnya kembali. Peluang kenaikan jangka pendek masih cukup besar yang ditunjang oleh rilis data perekonomian tingkat suku bunga pada hari ini dan disinyalir masih berada dalam kondisi stabil.
"Sehingga dapat memberikan sentimen positif terhadap pola gerak IHSG, selain itu arus deras capital inflow secara year to date yang tercatat masuk ke dalam pasar modal Indonesia juga akan turut mewarnai pergerakan IHSG hingga beberapa waktu mendatang," katanya.
Adapun beberapa saham rekomendasi William adalah sebagai berikut:
- UNVR
- ASII
- BBNI
- AALI
- TLKM
- AKRA
- ITMG
- ASRI
(mdk/bim)